Steemian friends, sometimes we are faced with two choices, one choice is a task, one option is family interest, but is a very important moment, for the child / for the family.
Employees who are more concerned with the task, of course will choose to leave to carry out the task, although must leave a family moment that should not be missed, meaning to sacrifice family, put the task, because the task is a duty, while the family is not mandatory.
However, many of us prefer the family moments to the task, by asking permission from the boss, asking permission from the boss there are also two options, permitted or not allowed and even prohibited, with sad / painful words.
Requests permission from administrators to be administered by the person concerned, either orally or in writing, may not represent, but to a wise leader, sometimes not disputing either a direct or representative license, provided the reasons are clear.
Subordinates who have experienced 6-7 leadership changes will be able to distinguish, where wise leaders and leaders tend to be authoritarian and rigid, so subordinates will be very depressed, uncomfortable, and can be said not conducive, especially with the burden of tasks that accumulate, and unequal assignment of tasks, as if he were the only one of the most tasks, while the Reward is shared with the same division, does justice have to be the same division?
Leader and subordinate is an organization (a group of people who have heart and conscience in working together to complete a job in exchange for wages) leaders and subordinates will work according to their respective responsibilities, in order to achieve the objectives that have been agreed, by way of deliberation on azaz mutual agreement based on moral values, ethics, justice, in order to realize kondusifitas in a job.
Authoritarian leaders, rigid and unwise, will always be bullied by subordinates and often mocked by subordinates, when leaders are not in place.
Leaders who are less wise to subordinates he will always cornered subordinates, where when subordinates make mistakes, sometimes reprimands for errors are expressed in front of other employees, as if he will embarrass in front of other employees.
Learn leadership from subordinates, so that employees' hearts feel comfortable in doing a job.
Sahabat steemian, terkadang kita dihadapkan dalam dua pilihan, satu pilihan adalah tugas, satu pilihan adalah kepentingan keluarga, namun merupakan momen yang sangat penting, bagi anak /bagi keluarga.
Karyawan yang lebih mementingkan tugas, tentu akan memilih berangkat untuk melaksanakan tugas, walau harus meninggalkan momen keluarga yang tak boleh di lewatkan, artinya mengorbankan keluarga, mendahulukan tugas, karena tugas adalah kewajiban, sedangkan keluarga sifatnya tidak wajib.
Namun banyak diantara kita yang lebih mengutamakan momen keluarga dari pada melaksanakan tugas, dengan cara minta Izin kepada atasan , minta izin kepada atasan juga ada dua pilihan , diizinkan atau tidak diizinkan bahkan dilarang, dengan kata-kata yang menyedihkan/ menyakitkan.
Minta izin kepada atasan secara administratif harus dilakukan oleh orang yg bersangkutan , baik secara lisan atau tulisan, tidak boleh mewakilkan, namun bagi pemimpin yang bijaksana, terkadang tidak memasalahkan baik izin secara langsung atau mewakilkan, asalkan alasan nya jelas.
Bawahan yang telah mengalami 6-7 pergantian kepemimpinan akan sangat dapat membedakan, mana pemimpin yang bijaksana dan mana pemimpin yang cenderung otoriter dan kaku, sehingga bawahan akan sangat merasa tertekan , tidak nyaman, dan bisa dikatakan tidak kondusif, apalagi dengan beban tugas yang menumpuk, dan pembagian tugas yang tidak merata, seolah hanya dia yang paling banyak tugas, sementara Reward di bagi dengan pembagian yang sama, apakah keadilan harus dengan pembagian yang sama?
Pemimpin dan bawahan merupakan organisasi ( sekumpulan orang yang memiliki hati dan Nurani dalam bekerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan imbalan upah) pemimpin dan bawahan akan bekerja sesuai tanggung jawab masing-masing, demi tercapai tujuan yang telah di sepakati bersama, dengan jalan musyawarah atas azaz kesepakatan bersama yang dilandasi dengan nilai moral, etika, keadilan, agar terwujud kondusifitas dalam sebuah pekerjaan.
Pemimpin yang otoriter, kaku dan kurang bijaksana, akan selalu di gunjingkan oleh bawahan dan sering diolok-olok oleh bawahan, manakala pemimpin tidak berada di tempat.
Pemimpin yang kurang bijak terhadap bawahan ia akan selalu menyudutkan bawahan , mana kala bawahan berbuat salah, kadang teguran atas kesalahan di ungkapkan di depan karyawan yang lain, seolah ia akan mempermalukan di depan karyawan yang lain.
Belajarlah kepemimpinan dari bawahan , agar hati karyawan merasa nyaman dalam melakukan sebuah kerja.