Bulan Ramadhan yang penuh berkah disambut dengan suka cita umat muslim seluruh dunia. Khusunya di Indonesia bulan suci ini membawa berkah dunia akhirat. Bagaimana bualan ini adalah bulan penuh berkah dalam mengerjakan amalan puasa dan amalan tarawih yang dijanjikan Allah dengan ampunan. Di samping itu ditinjau dari sudut duniawi, bulan ini penuh berkah membawa rezeki bagi para pedagang takjil.
Pada umumnya umat muslim di Indonesia senang berbelanja menu berbuka puasa pada pedagang kaki lima yang berjualan di pasar atau di pinggir jalan. Khususnya di Aceh, pemandangan ini sangat sudah lumrah setiap datangnya Ramadhan. Kita bias menemukan dengan mudah para penjual makanan di pingir-pinggir jalan di Aceh. Setiap hari para pedagang ini meraup keuntungan yang lumayan bagus.
Namun, bagaiman keadaan pedagang takjil ini di saat Covid-19, apakah mereka masih bias berdagang seperti biasanya atau tidak. Nah! Pada umumnya di seluruh kota di Indonesia, para pedagang takjil mengeluhkan ketatnya peraturan pemerintah yaitu PSBB. Pembatsan Sosial Dalam Skala Besar ini tentu membatasi gerak para pedagang takjil. Bagaimana tidak, para pedagang ini harus berhadapan dengan Pemerintah, Satpol Pp dan aturan-aturan lainya menyangkut PSBB.
Khususnya Aceh yang masih masuk katagori hijau atau aman, pedagang takjil masih bisa menggelar lapak di pinggir jalan. Banyak pedagang takjil yang bisa beroperasi seperti keadaan biasanya akan tetapi tetap saja mereka mendapat kendala. Kendala yang terutama sekali adalah minimnya pembeli. Ini akibat lemahnya perekonomian masyarakat akhir-akhir ini.