"Adat bak po teumeureuhom, Hukom bak Syiah Kuala, Qanun nibak Putroe Phang, Reusam bak Laksamana”.
Bahasa Indonesia
Kalimat tersebut sudah sangat santer terdengar di telinga masyarakat Aceh. Bagaimana tidak, kalimat tersebut telah dijadikan pegangan kuat untuk membentuk tatanan masyarakat Aceh yang hebat. Dengan berpegang teguh pada petuah nenek moyang menjadikan Aceh hingga kini dikenal sebagai Negeri Syari’at dan masih sangat kental dengan Adat dan Budayanya. Banyak sekali petuah-petuah atau Hadih Maja yang menjadi pedoman hidup masyarakat Aceh. Pedoman ini adalah pedoman yang tidak terlepas daripada ilmu agama yang telah dipelajari orang-orang Aceh.
Adat menjadi satu dari banyak hal yang sangat terkenal terdengar ditelinga orang luar dari Aceh. Banyak sekali adat yang berlaku di Aceh, misalnya di Adat Meukawen (Pesta Perkawinan), Adat Tron Tanoh (Turun Tanah), Adat Meusunat (Khitan) dan Adat Kanuri Blang. Itulah sedikit dari banyaknya Adat-adat yang terdapat di Aceh.
Katakanlah sebuah pernikahan disemua tempat selalu dirayakan dalam bentuk pesta. Di Aceh sendiri, pesta penikahan dapat disebut dengan berbagai istilah seperti Resmi Pernikahan dan Kanuri Meukawen. Tujuannya sebenarnya sama-sama untuk merayakan pesta pernikahan yang telah dilakukan. Hanya saja kemeriahannya terlihat dari berbagai bentuk rangkaian acara yang diadakan. Misalnya disebagian tempat ada yang dilakukan selama beberapa hari seperti di daerah saya Aceh Barat Daya berkisar sekitar 4-5 hari, atau daerah yang sudah sedikit modern bisa jadi hanya sehari saja.
Di Aceh Barat Daya yang mayoritas memerlukan beberapa hari untuk pesta tersebut, biasanya dimulai dari rangkaian Acara hari pertama adalah Duek Pakat, hingga dua atau 3 hari setelahnya disebut sebagai hari Kenduri Biasa sebelum hari H tiba. Untuk hari pesta sendiri tetap disebut Resepsi/Hari H/Pesta layaknya yang kita ketahui ditempat-tempat lainnya. Biasanya untuk hari H atau Kenduri Biasa sering diadakan beberapa pertunjukan kesenian, atau acara-acara yang menurut masyarakat setempat boleh dilakukan. Yang terlalu sering diadakan adalah Ratep Meuseukat, Seudati, Rapa’i Daboh, Rapa’i Geleng, Peugah Haba, hingga Ceramah Islamiyah.
Duek Pakat sendiri sebenarnya adalah acara yang dilakukan dengan menerima beberapa tamu dan sanak saudara yang datang dengan membawakan berbagai macam sembako dan persiapan pesta. Kadang ada yang membawa Gula Pasir, Telur, Beras, Air Minum dan sebagainya. Namun hal tersebut bukanlah sesuatu yang wajib untuk dibawa, karena yang terpenting bagi tuan rumah adalah dapat berhadir kapan saja pada acara tersebut. Sejatinya kenduri ini dilakukan adalah sebagai bentuk silaturrahmi dan syukuran oleh tuan rumah.
Pada Duek Pakat saja para tamu telah disuguhkan beberapa minuman dan makanan yang disediakan Tuan Rumah. Misalnya untuk daerah Aceh Barat Daya biasanya sering disuguhkan segelas kopi atau teh dan beraneka ragam kue yang telah di saji didalam sebuah talam/baki. Sembari berbincang-bincang dengan para tamu lain, menyeruput kopi atau teh adalah cara tuan rumah membuat para tamunya betah berada pada syukuran yang dilakukan. Selepas menikmati makan dan minum para tamu berpamitan satu persatu dan disertai pesan dari tuan rumah untuk kembali lagi kapanpun selama acara masih berlangsung.
In English
The sentence is already widely heard in the ears of the people of Aceh. How not, the sentence has been used as a firm grip to form a great Acehnese society. By holding fast to the ancestors' advice, Aceh is now known as the Shari'ah Country and is still very strong with Adat and Culture. There are so many suggestions or Hadih Maja that guide the life of the people of Aceh. These guidelines are guidelines that are inseparable from the religious sciences that the Acehnese have learned.
Adat is one of the most famous things heard in the ears of outsiders from Aceh. There are many customs in Aceh, for example in Adat Meukawen (Wedding Party), Adat Tron Tanoh (Land Degradation), Adat Meusunat (Khitan) and Adat Kanuri Blang. That is one of the many customs found in Aceh.
Say a wedding in all places is always celebrated in the form of a party. In Aceh itself, the wedding party can be referred to by various terms such as Official Weddings and Kanuri Meukawen. The goal is actually the same to celebrate the wedding that has been done. It's just that the excitement can be seen from the various forms of series of events held. For example, in some areas where there are several days such as in my area of Aceh Barat Daya ranges around 4-5 days, or a slightly modern area could be just a day.
In Aceh Barat Daya the majority of which require a few days for the party, usually starting from the first day of the event is Duek Pakat, until two or three days thereafter referred to as the Ordinary Kenduri day before the day H arrives. For the day of the party itself is still called Reception / Day H / Party as we know in other places. Usually for the Day H or the usual Kenduri often held some art performances, or events that local people think may be done. The too often held is Ratep Meuseukat, Seudati, Rapa'i Daboh, Rapa'i Geleng, Peugah Haba, to Lecture Islamiyah.
Duek Pakat itself is actually an event done by receiving some guests and relatives who come with bringing various kinds of groceries and party preparations. Sometimes someone brings Sugar, Eggs, Rice, Water and so on. But it isn't something that must be taken, because the most important thing for the host is to be able to at any time at the event. Indeed this kenduri done is as a form of silaturrahmi and gratitude by the host.
At Duek Pakat alone guests have been served several drinks and food provided by the Host. For example, for the Southwest Aceh region is usually often served a glass of coffee or tea and a variety of cakes that have been served in a talam / tray. While chatting with other guests, sipping coffee or tea is the way the host makes his guests feel at home in the gratitude. After enjoying the meal and drink the guests say goodbye one by one and accompanied by a message from the host to come back anytime during the event is still ongoing.
Upvote dan Follow Back ngon beuh..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mate aneuk meupat jeurat, gadoh adat pat tamita.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Jeulaah that bang @miswarnjong, hana pat cok bantah lee nyan 😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bereh that Bang
Luar biasa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit