RENUNGAN HIDUP DARI SECANGKIR KOPI

in aceh •  6 years ago 

image

Hidup ini terus berjalan detik demi detik, dan terus berjalan hingga suatu waktu akan terhenti yang tak dapat disangka siapapun.
Hidup adalah tentang pencapaian sesuau yang berharga yang akan diwariskan untuk generasi yang akan datang.

Hampir setiap hari saya temani kawan yang pecandu kopi dia sangat senang duduk Di warung yang mahal untuk menikmati secangkir kopi,.
Di suatu hari sambil menikmati kopi saya berfikir, “Tidakkah dia perhatikan bahwa karna cangkir mewah saja yang membuat dia senang duduk di warung itu.

Kenapa dia enggan minum kopi dengan cangkir-cangkir yang biasa?

Manusiawi sebenarnya, dia berusaha untuk mendapatkan yang paling istimewa.
Namun seringkali itulah yang membuat dia menjadi gelisah dan stress.
Sejatinya yang dia butuhkan adalah kopi, bukan cangkirnya.
Akan tetapi dia tergiur dengan cangkir yang mewah..
Kini ku sepatah kata,. Andaikan kehidupan adalah kopi, maka pekerjaan, harta dan kedudukan sosial adalah cangkir-cangkirnya.
Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yang membungkus kehidupan.
Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, ya tetap itu-itu saja, tidak berubah.
Saat konsentrasi kita terpusatkan kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi.
Karena itu kita jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Mengalir kian hari air sungai kian ke muara dari hulu yang juga berisi sama yang zat yang dibutuhkan makhluk. Lalai hati kita ke Bali-Toba padahal kopinya sama: air yang depengaruhi cangkir bali-toba suguhan masa.

Kita sebagai makhluk tertipu daya dengan keindahan sesaat, tidak kita sadari kita korbankan segalanya, tidak pernah terfikirkan oleh kita pada dasarnya sama, cuma tergantung cara kita menikmati dan mencintai secangkir kopi.

Kita sebagai makhluk tertipu daya dengan keindahan sesaat, tidak kita sadari kita korbankan segalanya, tidak pernah terfikirkan oleh kita pada dasarnya sama, cuma tergantung cara kita menikmati dan mencintai secangkir kopi.