Bab ini merupakan pengembangan ide yang pernah di gagas oleh pak Kamaruzzaman dalam salah satu harian surat kabar di Banda Aceh tentang menggagagas paradigma keilmuan UIN Ar-raniry. Persoalanya adalah bagaimana merumuskan paradigma keilmuan UIN Ar-Raniry. Usaha-usaha yang bersifat akademis pun telah dilakukan, yaitu adanya perhatian civitas akademika IAIN Ar-raniry untuk terus menerus mendiskusikan paradigma keilmuan UIN Ar-Raniry.
Frikatifikasi berasal dari kata 'fricative'. Arti dari fricative adalah menyembunyikan suara dengan mengeluarkan udara sebelum satu huruf muncul, dimana mulut hampir ditutup. Jadi, istilah frikatifisasi ilmu adalah berusaha untuk menghembuskan spirit ilmu ke berbagai penjuru mata angin. Dengan kata lain frikatifisasi ilmu merupakan upaya ilmu untuk bergerak sesuai dengan kekuatan sinar yang dimiliki pada suatu tempat reproduksi ilmu pengetahuan.
Paradigma prikatif ini merupakan puncak, setelah lima paradigma keilmuan dikuasai oleh semua ilmuan yaitu : deskriptif,eksplanatif,diskrusif,interpretif, dan implikatif. Adapun tamsilan frikatifisasi ilmu adalah seperti rimbunan bambu yang berdiri kokoh dan saling melindungi. Bambu mampu mengeluarkan suara, kalau ada angin, tetapi tidak pernah goyang atau tumbang, karena memiliki akar yang kuat.