Bab ini berupaya untuk mencari spirit studi Islam di indonesia dengan menngunakan Acehnologi sebaga objek penggaliannya. Untuk menggali hal tersebut, studi ini akan memaparkan pemikiran Syeikh Hamzah Fansuri dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Dua pemikir ini memang tidak pernah bertemu dan berada di ruang waktu yang berbeda. Hegel terkenal di eropa sedangkan Hamzah Fansuri lebih dikenal di Asia tenggara. Pengaruh keduanya pun tidak lah sama, tetapi kedua pemikir tersebut sudah berkontribusi di dalam peradabannyya. Adapun yang membedakan antara kedua pemikir tersebut adalah, Hamzah Fansuri berangkat dari ranah tasawuf, sedangkan Hegel kerap dikenal sebagai pemikir dalam bidang filsafat.
Adapun catatan riwayat hidup kedua tokoh adalah sebagai berikut:
Mengenai Hamzah Fansuri, para sarjana belum menemukan kata sepakat mengenai tanggal dan tempat kelahiran. Namun, ada kesepakatan bahwa Hamzah Fansuri hidup pada masa Sultan Ri'ayat syah dan muridnya yang sangat terkenal adalah syamsuddin al-sumatrani. Sedangkan Hegel lahir pada 27 Agustus 1770 di stuttgart dan meniggal pada November 1831 di berlin.
Persamaan dari keduanya adalah mereka memiliki usaha yang sama untuk menemukan spirit, yang kemudian dimasukkan ke dalam akal dan batin manusia. Demikian pula, keduanya juga berusaha untuk melanjutkan studi tentang manusia paripurnayang dikenal dengan istilah Insan Kamil atau Wise Men.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.academia.edu/10357702/Dari_Hamzah_Fansuri_ke_Hegel_Kajian_Tentang_Akar_Paradigma_Studi_Islam_di_Indonesia
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit