ACEHNOLOGI (VOLUME 2 BAB 19) SASTRA ACEH

in aceh •  6 years ago 

Baiklah, setelah membahas tentang antropologi aceh pada bab 18, kali ini pada bab ke 19 ini saya akan membahas tentang sastra aceh.
Dalam bab ini penulis ingin menunjukkna bahwa sastra Aceh berasal dari pemikiran para endatu Aceh itu sendiri yang dituangkan dalam bentuk sastra. Sastra Aceh sendiri tidak terlepas dari peranan para ulama di dalamnya. Terbukti, citra sastra Aceh “tenggelam” seiring dengan kontribusi intelektual ulama-ulama Aceh di dalam Bahasa Melayu. Dengan demikian, kajian sastra Aceh juga telah dibelokkan pada studi sastra Melayu, hingga menyebabkan karya-karya sastra cenderung dilihat dan dianalisi dari perspektif sejarah Melayu.
Dalam bab ini penulis juga memaparkan beberapa contoh sastra Aceh yang berbentuk hikayat. salah satu yang paling terkenal adalah hikayat yang diciptakan oleh Teungku Thsyik Pante Kulu yaitu hikayat “prang sabi”. Hikayat ini merupakan syair bahasa Aceh yang merupakan salah satu instrumen pemicu perlawanan terhadap penjajah Belanda, syair bahasa Aceh ini mampu memberikan semangat bagi para pahlawan Aceh dalam menerjang Belanda. Selain hikayat “prang sabi”, ada pula hikayat yang berbahasa Aceh adalah hikayat “prang geumpeni” yang juga merupakan syair peperangan.
Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa sastra Aceh bukan hanya seni tetapi juga mengandung nilai- nilai sosial budaya orang Aceh yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan yang dalam hal ini adalah agama Islam. sastraaceh.jpg
Pada paragraf berikutnya penulis membahas mengenai periode sastra Aceh, dimana menurut Mohd Harun, periode sastra dibagi menjadi 5 tahapan, tahapan pertama yaitu periode animismes yang ditandai dengan corak takhayul atau kepercayaan terhadap makhluk tertentu yang memiliki kekuatan gaib, pohon, gunung, rawa-rawa, samudra, dan gua- gua. Tahapan kedua yaitu periode Hindu dimana sastra Aceh sudah mulai bersentuhan dengan alam kepercayaan Hindu. Beberapa sastra Aceh yang mengalami pengaruh Hindu antara lain dapat ditemukan dalam hikayat “Malem Diwa”, hikayat “Indran Budiman”, dan hikayat “Indra Bangsawan” dan juga berbagai mitos yang berhubungan dengan arwah dan dewa dewi. Tahapan ketiga adalah periode antara Hindu dan Islam, dimana karya sastr Aceh sudah mengalami proses pembaharuan dan pergeseran nilai budaya Hindu ke nilai budaya Islam. Tahapan keempat adalah periode Islam, dimana karya sastra Aceh telah mulai mengalami perubahan yang sangat signifikan. Terakhir periode mutakhir dimana karya sastra Aceh selain masih mempertahan pola ucap .

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

vote back
@fatina-01