Ilustrasi Okezone
Assalamualaikum Wr. Wb
Dewasa ini kuliah menjadi sebuah keharusan, jutaan masyarakat Indonesia adalah mahasiswa. Walaupun biaya kuliah setiap tahunnya terus meningkat, namun untuk alasan kesejahteraaan di masa depan segala cara di usahakan. Termasuk "delaying gratification" atau menunda kesenangan menjadi pilihan mereka yang betulan menganggap bahwa perguruan tinggi merupakan ladang ilmu pengetahuan. Tidak sedikit juga yang kuliah hanya untuk mendapatkan ijazah, alhasil mereka hanya bersenang-senang dalam perantauan, dan ini merupakan alsan munculnya "Joki Skripsi".
Joki skripsi ini bak fenomena gunung es, tidak terlihat namun banyak yang menekuni bisnis menggiurkan ini. Laptop dan koneksi internet menjadi komplotan si joki, sasarannya adalah si mahasiswa yang sibuk atau malas mengerjakan skripsi. Bermodal jutaan rupiah si mahasiswa mempercayakan sepenuhnya kepada si joki, dengan dalih desakan orang tua dan semacamnya. Padahal jika kita menelusuri lebih dalam banyak joki yang terlahir hanya bermodalkan keberanian, tanpa menyenyam bangku perguruan tinggi. tidak sedikit juga joki yang berbeda jurusan, tanpa memahami konsentrasi ilmu tersebut.
Lalu kenapa profesi ini banyak diminati ? selain karena meledaknya permintaan, kesibukan, faktor desakan orang tua juga menjadikan joki skripsi sebagai solusi akhir. Lalu sampai kapankah Indonesia bakal terus melahirkan sarjana-sarjana tembak ?
KIta juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mahasiswa, di sini juga di dukung oleh Pemerintah maupun swasta, di mana syarat untuk melamar kerja semuanya meminta ijazah, walaupun itu di dapatkan dengan menghalalkan segala cara. Mindset itu yang seharusnya di ubah agar Indonesia tidak terus-terusan melahirkan calon-calon koruptor baru di masa mendatang. Sejak kita kecil kebanyakan guru hanya menilai atas apa yang kita kerjakan, terlepas itu hasil contekan atau murni kejujuran. Kejujuran seolah menjadi penilaian sampingan.
Lalu apakah para penguji tidak mengetahui ini semua ? seolah menjadi rahasia umum, tidak sedikit dari mereka yang mengeetahui namun tidak bisa berbuat apa-apa di karenakan tidak cukupnya bukti. sehingga pertanyaan-pertanyaan mainstream di tanyakan untuk menguji keabsahan skripsinya tersebut.
Lalu siapa yang bisa di salahkan dengan adanya fenomena ini ? Joki Skipsi ? Mahasiswa ? atau Penguji ?
Yuk kita ubah mindset kita
"kuliah untuk mendapatkan ilmu, bukan untuk mendapatkan ijazah".
Ini merupakan opini, tidak sepenuhnya benar. Penulis meminta maaf jika ada pihak yang tersinggung dengan adanya tulisan ini!
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by luthfinanda from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit