Aceh ini negeri kaya, dana APBA saja pertahun tak kurang 12 Terliun. Jadi, kalau Pak Irwandi ingin beli pesawat untuk menjaga kekayaan laut Aceh, menurut saya sah-sah saja.
Untung saja Pak Irwandi tidak minta sama rakyat untuk beli pesawat seperti Soekarno minta dibelikan pesawat Seulawah RI-001 dan R-002. Kan repot kita bentuk tim pengumpul emas dan padi setiap Gampong di Aceh :).
Untuk Soekarno saja kita kasih pesawat, apalagi ini permintaan Pak Irwandi. Kan beliau orang kampung kita juga. Udah lah Pak Dewan, kasih aja,.. Aceh ini kan kaya!
Menurut Pak Gubernur, harga satu unit pesawat hanya 2 Miliar saja. Direncanakan, Gubernur Aceh akan membeli 6 pesawat dengan menggunakan dana APBA. Hitung-hitung, nanti kita bisa juga numpang selfie di depan pesawat-pesawat baru itu, karena poto di Blang Padang dibawah tugu Seulawah RI-001 udah out-model :).
Jika membaca pentingnya pembelian pesawat itu, di Akun Facebook Pak Irwandi. Mungkin saya bisa membangun logika begini, sebagai Negeri kaya, kita harus menjaga kekayaan kita. Kalau terus-terusan dicuri, kekayaan kita lama-lama bisa habis dan kita bisa jatuh miskin.! Mau? :)
Walaupun faktanya, ikan-ikan kita banyak dilaut Aceh, tapi nelayan kita tidak punya alat tangkap yang baik. Udah lah, masalah penderita nelayan dan permasalahannya, tak perlu dulu kita bahas dalam tulisan ini. Kita fokus pada pentingnya pesawat saja.
Kemudian, apakah pembelian pesawat itu menjadi skala prioritas Pemerintah Aceh? Bukankah banyak hal lainnya yang mendesak!. Misalnya masih banyak rakyat Aceh yang miskin, rumah-rumah banyak yang reot?
Begini, mungkin dasar pemikiran pejabat kita di Aceh. Kita jangan semata-mata memandang kekayaan itu selalu dengan harta-benda, itu artinya kita terlalu cinta dunia, dan itu tidak baik.
Kita orang-orang Aceh, walaupun miskin, tinggal dirumah reot, penghasilan pas-pasan, tapi "Kaya Hati".
Untuk apa kaya harta, miskin hati,... Lama-lama mati bunuh diri,... Ups, nyanyi pulak :).
Bagaimana dengan gaji guru-guru honor yang sudah menjadi tanggung jawab Provinsi? Sudah sedikit, sampai bulan 9 belum juga dibayar.
Sehingga, banyak orang-orang dan guru-guru protes, terutama di Sosmed. Beli pesawat bisa, namun gaji guru honor hanya akan dibayar 500-800ribu/bulan. Alasan Tim TAPA (Pemerintah) dana APBA tidak cukup!. Tapi kan Aceh Kaya?
Malah sampai kemarin, pada sidang pembahasan anggaran perubahan di DPRA, Tim pemerintah Aceh hanya mengusulkan gaji guru 15.000/jam pelajaran dikalikan 32 jam pelajaran sekolah, artinya yang diusulkan oleh tim pemerintah Aceh, hanya Rp. 480.000/bulan.
Itu maknanya, gaji guru honor lebih rendah dari gaji cleaning service dan satpam sekolah yang diusulkan 500.000/bulan. Yang kemudian diprotes oleh anggota dewan, sehingga kemungkinan akan ditambah atau dibayar 45 jam (675.000/bulan).
Itupun dibayar, jika total guru mengajar mencapai 45 jam dalam sebulan. Jika lebih mengajar bagaimana? Misalnya, ada guru yang mengajar sampai 90 jam/bulan, pemerintah Aceh hanya membayar 45. Terus kalau kurang bagaimana? Misalnya mengajar hanya 25 jam, artinya pemerintah Aceh hanya mau membayar guru honor sejumlah 15.000 dikali 25 jam = 375.000/bulan. Pedih ga? Pedih Jenderal!.
Tapi kan, janji Pak Gubernur saat kampanye dulu, guru honor/kontrak akan dibayar sesuai UMP, seperti standar gaji buruh di Aceh 2,5juta/bulan? Tapi koq, tidak sampai 1 juta dibayarnya?
Saya coba memahami pemikiran pejabat Bappeda/Tim TAPA dan Pak Gubernur kita, mungkin alasan pertamanya guru itu kan bukan buruh!. Guru itu profesi yang mulia. Maka tak perlu dibayar seperti gaji buruh atau sesuai dengan UMP (2,5juta/bulan).
Kedua, guru adalah pendidik, ditangannya lah anak-anak bangsa dipersiapkan kedepan. Sehingga guru-guru harus tangguh.
Terus, kalau gaji sedikit kemudian mengeluh, bagaimana bisa mempersiapkan generasi yang tangguh. Guru itu harus kreatif, walaupun gaji sekitar 500ribu/bulan harus bisa hidup.
Caranya bagaimana?. Namanya juga guru, kan harus kreatif! Pak Gubernur tau benar itu, beliau dulu kan juga seorang pendidik.
Apalagi, sesuai dengan kurikulum baru yang berbasis konstruktivism, dimana guru dituntut mengajar dengan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.
Terus, bagaimana guru mau ngajar kreatif dan inovatif dikelas, kalau gurunya sendiri tidak membiasakan diri dalam kehidupan sehari-harinya kreatif dan inovatif.
Guru itu harus kreatif, walaupun gaji 500ribu harus cukup satu bulan. Artinya cukup tidak cukup, guru harus bisa hidup sekitar Rp.16.500 perhari.
Dari uang itu, semua biaya hidup perhari harus cukup, mulai biaya bensin, beras, ikan, listrik, uang jajan anak-anak, dll. Disinilah perlu kemampuan yang luar biasa kreatif dan inovatif guru dalam mengatur biaya hidupnya.
Saya salut pada Gubernur kita, yang faham betul tuntutan kurikulum yang berbasis konstruktivism, dan mendukung program kurikulum baru di sekolah. Dimana guru harus kreatif!
Tapi, kan janji Gubernur saat kampanye akan membayar gaji guru honor sesuai UMP (2,5juta)?. Begini, mungkin saat kampanye belum ada yang memberitahukan bahwa kurikulum sekolah kita itu berbasis konstruktivism.
Tapi, dulu juga sebelum Pak Irwandi jadi Gubernur, gaji guru honor juga rendah?
Ooo,.. berarti Pak Gubernur Irwandi, tetap ingin mempertahankan ke-kreatif-an guru-guru honor kita di Aceh.
Tq:Budi Azhari
Kita tunggu saja langkah gubernur...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saya juga mantan guru honor di salah satu SD di Banda Aceh. Saya melihat, hampir tiap minggu kedatangan orang yang minta masuk untuk ngajar di sekolah walau tidak digaji. Karena dengan pertimbangan 'asai kana nan bak sikula'. Enteuk akan diangkat dengan sendirinya. Belum lagi kepsek yang secara brutal memasukkan anak sendiri untuk honor. Ini salah satu sikap yang memperburuk sistem birokrat pendidikan. Selebihnya mungkin akibat lulusan keguruan "hana meuho tajo dum". Meunan menurut lon tuan tgk @poenanggroe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mantab !!! Kalau @poenanggroe yang sudah berbicara di steemit wajib vote dan resteem..ha ha ha ha
Saleum Tabeik Selalu
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya ya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aceh kaya dengan semua hal, makanya aceh kebingungan mengelola kekayaan yg sudah dalam limueng, jadinya pake sabe keu droe² bg @poenanggroe hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit