INTERAKSI ORGANISME TERHADAP LINGKUNGANNYA (13 Tahun Peringatan Bencana Tsunami Aceh)

in aceh •  7 years ago  (edited)

HELLO PARA STEEMIAN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ bagi yang muslim dan salam kenal dan salam bahagia bagi yang non muslim.

kali ini saya akan membahas tentang organisme yang berinteraksi terhadap lingkungannya yaitu pada Provinsi Aceh yang pada tanggal 26 Desember 2004 yang mengalami bencana tsunami, mengingat pada saat itu yang di mana saat orang-orang di bagian pesisir berteriak dengan mengatakan, "air laut sudah naik, air laut sudah naik", pada saat itu di ujung provinsi Aceh pulau sumatera terjadi bencana yang meluluh lantahkan dan menghancurkan kota banda aceh yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dan tsunami tersebut meratakan semua yang dilaluinya pada saat itu, dengan rasa panik takut bercampur pasrah orang-orang pada berlarian, sungguh tidak bisa dibayangkan dengan apa yang terjadi pada saat itu.
Dan saat ini Jika kita ingat kembali pada 13 tahun yang lalu dimana lingkungan yang terganggu kedamaiannya dengan adanya konflik dan menjadikan jawaban bagi kita dengan adanya bencana tsunami yang menyelesaikan konflik tersebut dengan damai.
Dan hal ini menjadi sejarah bencana yang perlu kita refleksi kan untuk mengingat betapa pentingnya menghindari bencana tersebut agar tidak terulang kembali, bukan cuma mencegah bencana tersebut terulang kembali kembali tapi juga kita harus meresolusi kan masalah agar tidak terjadi konflik lagi.

Dengan korban jiwa yang telah terjadi lebih dari 2.600 orang pada samudra hindia yang dicatat dalam sejarah dunia sebagai salah satu tsunami yang paling mematikan.
Namun begitu tetap menjadikan suatu hal yang perlu diperhatikan dari interaksi organisme dengan lingkungannya terhadap alam yang telah meluluh lantah kan bagian daerah yang diratakan tsunami yang menghancurkan kantor pemerintah, rumah sakit, rumah penduduk, sekolah dan lain-lainnya yang menjadikan kerugian besar bagi makhluk bernyawa, dan hal tersebut mungkin adalah teguran dari yang maha kuasa karena prilaku manusia itu sendiri.

Dan secara geografis, bencana stunami itu terjadi karena gangguan impulsif pada air laut yang menyebabkan perubahan bentuk dasar laut dengan tiba-tiba, ini terjadi dikarenakan ada tiga sebab diantaranya ialah letusan gunung berapi dan gempa bumi yang terjadi di dasar laut yang menyebabkan bergeser nya lempeng bumi, dan besar kecilnya gelombang dari tsunami tergantung dari karakteristik gempa tersebut.

Dan cara penanggulangan bencana tsunami yang dapat dilakukan ialah mengevakuasi secara intensif, pengungsian yang terkelola, melakukan pencarian orang yang terus-menerus, dan melakukan pengumpulan jenazah.
Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunami adalah dengan cara menjaga kelestarian pepohonan, dan apabila kurangnya pepohonan diharapkan melakukan reboisasi di sepanjang garis pantai, banyaknya pepohonan disepanjang garis pantai berguna untuk menghambat terjangan stunami, dan membangun prasarana breakwater atau pemecah ombak.

Saat ini untuk upaya dalam penanggulangan stunami adalah berupa alat yang ditaruh di laut atau buoy, buoy adalah salah satu komponen peringatan tsunami. Dan saat ini Indonesia mempunyai 22 buoy atau semacam alat pelampung di laut yang berfungsi untuk memberi peringatan dini tsunami meski beberapa rusak karena mengalami kerusakan teknis maupun vandalisme. Namun kerusakan itu tidak berpengaruh terhadap sistem peringatan dini tsunami secara signifikan dikarenakan buoy bukanlah komponen utama.
Saat kini dalam sistem peringatan dini tsunami memiliki tiga komponen yaitu jaringan seismograf, pasang surut, dan bouy, yang di mana pasang surut dan bouy hanya komponen pendukung saja dalam peringatan dini tsunami, jadi bukan komponen yang utama, dan yang utama itu jaringan seismograf yang berada di BMKG yang secara langsung memberikan informasi di mana letak gempa dan kedalaman gempa.

Jika terjadi gempa yang berpotensi menyebabkan tsunami Geofisika BMKG dan Badan Meteorologi Klimatologi kepada sistem peringatan dini memungkinkan mengirimkan peringatan tsunami.
Dalam merefleksikan peringatan 13 tahun gempa dan tsunami, pada hari selasa 26 Desember 2017, di halaman Masjid Al Ikhlas, Gampong Meunasah Masjid, Kecamatan Leupung, Aceh Besar mengangkat tema melawan lupa, yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk menuju budaya siaga bencana.

Dan acara teraebut akan dihadiri langsung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh bersama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, masyarakat, dan undangan lainnya.
gempa dan tsunami diperingati setiap tahun secara sederhana dan dipusatkan di wilayah terkena pengaruh stunami. Ada 4 tujuan utama yang ingin diraih dari pengadaan peringatan gempa dan tsunami Aceh setiap tahunnya, yaitu refleksi, mitigasi, apresiasi, dan promosi.

Screenshot_2018-01-09-23-38-11-469_com.google.android.youtube.png

Kejadian gempa dan tsunami masa yang terjadi tempo lalu menyadarkan betapa kecil nya kita dan tidak berdayanya manusia di hadapan Allah SWT tuhan yang maha esa, dan di setiap kejadian bencana itu yang harus dilakukan ialah mengintrospeksi diri yang menjadikan sebagai ibrah dan inilah bagian dari refleksi,
peringatan tsunami juga menjadikan suatu momentum yang penting untuk mengenang dan berterima kasih pada seluruh masyarakat dengan segala dukungan dan solidaritas sosial untuk membantu pembangunan Aceh.

Aceh berada di daerah yang rawan bencana, yaitu gempa dan tsunami. Dan masyarakat Aceh harus bersahabat dengan adanya bencana dan harus selalu membangun budaya siaga bencana yang bertujuan dalam upaya mengantisipasi brrbagai bencana yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengintruksikan kepada masyarakat untuk mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang bertujuan untuk mengenang bencana gempa dan tsunami selama 3 hari hingga hari Rabu tanggal 27 Desember 2017.
Bendera merah putih yang dikibarkan setengah tiang tersebut, dituangkan melalui surat yang di edarkan ke instansi pemerintah hingga sampai ke masyarakat, dan hal ini tentu merupakan bagian dari peringatan 13 tahun tsunami.
Disamping itu bukan hanya bendera setengah tiang yang dilakukan untuk mengenang tragedi stunami, tapi Kabupaten Aceh Barat juga ada menggelar zikir bersama yang dilakukan berpusat di Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh.!

Tahun ini tidak acra yang dilakukan di kuburan massal korban tsunami, tapi acara hanya ada diselenggarakan di masjid agung. Zikir bersama, tausiah dan penyantuhan anak yatim yang diadakan dalam acara tersebut.
Tapi tetap pemda tidak melarang kepada warga yang ingin ber ziarah atau kenduri rakyat yang berada dekat lokasi kuburan massal.

Jadi Cukup sampai di sini dulu pembahasan kita tentang organisme yang berinteraksi terhadap lingkungan pada Provinsi Aceh yang mengalami bencana gempa dan tsunami. Sampai ketemu pada tulisan saya yang selanjutnya, dan bila ada kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuat anda senang untuk membacanya dan meringankan tangan untuk kita saling upvote.

Sekian dan terima kasih
@pranata

EKO ANDI PRANATA
150230001
ANTROPOLOGI-UNIMAL

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Nice Eko😁

thanks putri :)

Lengkap sudah semua dalam satu tulisan @pranata

terima kasih saudara @goresanpenaanfal