Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatu... kawan-kawan steemit semua, kali ini saya akan kembali dikit-sedikit menyimpulkan, bagaimana sistem kebudayaan Aceh yang terdapat didalam buku Acehnologi volume 3, yang ditulis oleh Bapak Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, ataupun lebih dikenal Pak KBA.
Dalam buku Acehnologi volume 3 ini ditulis bahwa salah satu kosnsep dalam menemukan konsep dasar manusia Aceh dapat kita ketahui melalui. Tiga konsep yaitu, I (saya), being (keberadaan), dan action (aksi). Kemudian dalam bahasa Aceh terdapat kata , ‘saya’ yang berarti lon. Dan keberadan dapat diartikan dengan na. jadi keberadaan saya dapat diartikan na lon. Dan jika saya tidak ada hana lon. Dan adanya istilah droe (diri). Dari kata kenal (turi) tampak bahwa proses untuk memahami aspek kosmos ternyata sudah terbangun dalam pemikiran dalam pemikiran orang Aceh. Maka untuk mengetahui kebudayaan Aceh bisa melalui dengan turi droe (kenali diri). Dari kata kenal (turi) bisa kita pahami bahwa didalamnya sudah adanya aspek kosmos dalam pemikiran orang Aceh.
Dalam bahasa Aceh muncul istilah timang,(sejajar). Maka dari timang tersebut juga bisa disimpulkan bahwa budaya orang Aceh selalu bertujuan menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan sesama manusia. Maka jika ada salah satu orang yang melawan tiga istilah tersebut, para endatu akan memberikan haba puingat. Struktur sosial masyarakat Aceh adalah seimbang adalah ketika aturan Tuhan dilaksanakan. Jika muncul istilah peutimang naggroe maka maknanya adalah orang tersebut telah mengenali diri sendiri, mampu memikirkan bagaimana keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan manusia. Dalam istilah peutimang naggroe, ada tiga konsep energy antara agama, adat, dan reusam.
Menurut Charles Taylor yang mana ia menekuni hasil pemikiran Hegel bahwa manusia diri manusia baru bisa bermakna apabila diekspresi dalam kehidupan dan diakui sebagai kepuasan diri. Salah satu kaitan Aceh dan Barat adalah karena peristiwa kebangkitan akal dan pembangunan di Aceh hampir sama dengan barat, yaitu pada abad ke-16 dan ke-17 Masehi. Jika di Barat munculnya filsafat dan sains, di Aceh yang muncul adalah agama dan peradaban.
Namun, dari keadaan era sekarang, tidak ada lagi masyarakat Aceh tidak lagi mengembangkan ide-ide profgresif, seperti dulu ide orang Aceh yang berjalan diatas laut, yang mana bibir pantai selalu menjadi saksi sejarah peradaban Aceh. dibandingkan dengan daerah-daerah lain, maka yang tinggal di Aceh adalah gambaran-gambaran sejarah, yang mana di tepi laut hanyalah sebuah reusam.
Ok guys... ini saja yang dapat saya review dari buku Acehnologi Vol3 pada bab25, semoga bermanfaat bagi kita semua...Wassalam
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Nilai sejarah yang mengagumkan
Saya suka artikel sejarah aceh,yang filosofi nya cukup mendalam
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Alhamdulillah, terimong genaseh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit