Wak busah, pagi-pagi dengan perasaan senang berangkat ke Pasar , BEUREUNUEN, sabtu 13 Januari 2018. Warga Gampong Sagou Teumpeun Jerat manyang, Kecamatan Mutiara Timur, Beureunuen, ini membeli berbagai kebutuhan yang ia persiapkan untuk kenduri maulid di gampong itu, minggu 14 Januari 2018.
“Alhamdulillah, bulan maulid sudah tiba. Tentu hati ini senang karena bisa kenduri memperingati hari lahir Nabi Muhammad, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki dari Allah kepada kita,” ujar wak busah.
Kenduri maulid di Aceh tidak hanya dihidangkan orang-orang kaya, akan tetapi juga warga yang ekonominya pas-pasan dan tergolong sulit. Jika hari-hari biasanya warga kurang mampu tidak menikmati makanan lezat, namun satu hari pada bulan maulid biasanya diusahakan sajian istimewa. Tidak hanya untuk disantap di rumah, melainkan dibawa ke meunasah sebagai bentuk berbagi bersama untuk menjalin silaturrahmi dengan menasah tetangga.
Warga mempersiapkan duit untuk kebutuhan kenduri maulid sejak jauh hari lalu. Biasanya sekitar sebulan sebelumnya, geuchik bersama perangkat gampong mengundang masyarakat ke meunasah untuk rapat membahas persiapan memperingati maulid.
Kalau mau menikmati kenduri maulid khas Aceh, datanglah ke gampong-gampong kami di Sagou teumpeun Jerat Manyang yang tak jauh terletak dari kota Beureunuen.hehehe
Biasanya, masyarakat Sagou teumpeun Jerat manyang merayakan kenduri maulid selepas masa panen padi di sawah pada bulan Maulid Kedua atau Moloed Teungoh (Rabi’ul Akhir),
Pada malam maulid berlangsung pemuda-pemuda di gampong sagou teumpeun Jerat manyang juga membuat acara khusus,yaitu seperti sie kameng dan lain nya,untuk santapan bersama-sama,agar pemuda-pemuda tetap selalu kompak.
Dan juga,sebelum hari maulid berlangsung pemuda-pemudi yang tinggal di perantauan semua pada pulang ke kampung.
seru kan hehehehe
Masyarakat di dusun itu pada hari memperingati maulid, seusai subuh, kaum ibu mulai sibuk di dapur memasak nasi dan lauk pauk.
“Setelah semua masakan siap, ditaruk dalam talam, ada juga yang memakai ember sebagai tempat hidangan kenduri. Satu talam untuk tempat bu kulah, satu lagi tempat lauk pauk. Masakan ini ditutup dengan tutop sange, dan dibungkus dengan ija tutop sange,” ujar Pemuda, warga Sagou teumpeun.
Pukul 10.00 WIB, masyarakat mulai membawa kenduri maulid ke meunasah. “Hidangan kenduri dipanggul dengan kepala diantar ke meunasah, bungkusan kenduri dilapisi tika duk (tikar anyaman berukuran kecil) sebagai lapek idang (lapisan hidangan),”
Sekitar dua jam kemudian datang tamu dari gampong tetangga. Saat pembagian kenduri, kata Maulidin warga Sagou teumpeun lainnya, tamu membentuk beberapa kelompok dan duduk bersila dalam ruangan meunasah. Masing-masing kelompok mengelilingi hidangan, kenduri dibagikan secara merata oleh dua orang per kelompok.
“Kenduri yang telah dibagi-bagikan, dimasukkan dalam kantong plastik yang memang sudah dipersiapkan saat berangkat dari rumah masing-masing. Kemudian kenduri itu dibawa pulang untuk disantap bersama keluarganya di rumah mereka,” ujar Lagi Maulidin.
Tradisi ini, menurut Muhammad Warga gampong itu, untuk mempererat silaturrahmi antar masyarakat dari beberapa gampong secara turun temurun. “Kita berbagi kenduri, ini sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang kita peroleh. Kita peringati Maulid Nabi Muhammad dengan kenduri bersama,” kata Muhammad.
Tak hanya di meunasah, warga setempat juga menghidangkan kenduri maulid untuk para tamu yang diundang ke rumah, terutama sanak saudara dan teman dekat dari sejumlah gampong. “Tamu yang datang ke rumah, biasanya membawa saka (gula) satu atau dua kilo,” ujarnya.
Panitia kenduri maulid di meunasah Sagou Teumpeun jeurat manyang mengundang sejumlah grup dike (zikir) untuk menyemarakkan suasana peringatan maulid dalam nuansa islami. Grup dike atau dalail khairat, kata Muhammad, tampil selama dua jam sambil menunggu kedatangan tamu undangan dari gampong tetangga untuk menikmati kenduri maulid.
“Sama seperti tahun sebelumnya, memperingati maulid kali ini kami juga mengundang grup dike yang rata-rata beranggotakan anak-anak dan kalangan remaja yang aktif di balai pengajian dari sejumlah gampong,” ujar pemuda yang biasa di panggil silek.
"Di waktu malam dakwah berlangsung kami juga membuat acara santunan anak yatim",ujar lagi ramadan.
(Santunan anak yatim)
Selepas kenduri raya siang hari, masyarakat baik di gampong kawasan pedalaman maupun perkotan mempersiapkan acara dakwah islamiyah yang berlangsung malam hari . Mereka membangun pentas di halaman meunasah sebagai tempat penceramah menyampaikan dakwah.
“Podium untuk penceramah dihias indah, bahkan dulu banyak model podium yang dirancang khusus. Kalau di gampong tetangga membuat dalam bentuk pesawat, pokoknya podium yang unik,” kata Muhammad.
Acara dakwah dimulai usai salat Isya berjemaah. Panitia maulid di gampong, menurut Muhammad , turut mengundang para pejabat tingkat kabupaten hingga kecamatan. Yang menghadiri acara dakwah tidak hanya masyarakat setempat, akan tetapi ramai warga dari gampong tetangga, bahkan ada yang datang dari gampong nun jauh.
“Agar acara dakwah di gampong kita diketahui banyak orang, panitia membuat pengumuman dengan cara keliling gampong pada sore hari,” kata Pak “Sekdes” . “Kita harapkan hasil dakwah itu membangkitkan kecintaan kita kepada Rasulullah dengan meneladani akhlaknya yang sangat mulia dan terpuji”.
"Sumber saifulke".
(Kekompakkan pemuda Sagou teumpeun jerat manyang)
Originals works
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit