"Leungo on Kayee ka di teupu cicem, teuseunyum teukhem ka lon teupu makna".
(Goyangnya daun sudah tau burung, tersenyum tertawa sudah saya tau maknanya)
Sebuah hadih madja yang mengandung kiasan yang dalam dari sebuah senyuman. Jika dilihat dari makna bahasanya senyum yang dimaksud disini bisa diartikan ntah itu menyatakan sikap setuju ataupun malu-malu.
Orang Aceh memang terlihat tegas dan keras tapi dibalik itu semua ada sisi ramah dan lembut yang melekat dijati diri orang Aceh itu sendiri.
Dalam hal senyum yang diabadikan dalam hadih madja diatas, saya mencoba menafsirkan sendiri konteks dari maksud senyuman tersebut. Saya cenderung mengartikan nya secara lebih sempit dan menurut saya ini lebih mengkiaskan maksud dari hadih madja tersebut.
Tersenyum teukhem ka lon teupu makna lebih mengartikan sebuah kode dari persetujuan wanita Aceh. Setuju dalam konteks yang lebih dalam lagi yaitu menerima lamaran dari seorang pria. Inilah cara wanita Aceh zaman dahulu menjaga Marwah dan kehormatan nya. Cukup dengan senyuman saja tak perlu harus bilang mau.mau.mau kayak di iklan itu. Sebuah senyuman yang memiliki makna yang besar. Kode keras intinya. Walaupun mereka belum begitu mengenal atau pacaran kayak anak zaman sekarang, tapi senyuman tersebut adalah puncak bakti tertinggi ke orang tua dan wujud keimanan tertinggi terhadap keputusan Allah SWT. Keyakinan bahwa ada seorang lelaki yang berani langsung menemui orang tuanya siap menjadi imamnya dan menjadi penuntunnya ke surga. Mereka juga yakin bahwa cinta itu akan datang dengan sendirinya sesudah pernikahan. Dara Aceh dahulu umumnya lagee boh lam on yang terjaga tak tersentuh serangga. Dari faktor ini juga yang menaikkan grade jeulamee apalagi kalau si perempuan ini pandai ilmu agama lulusan dayah dan pandai memasak.
Hal ini tentu jauh berbeda dengan yang kita lihat sekarang ini. Bagaimana memprihatinkan pergaulan muda-mudi Aceh. Yang kadang malah terkesan terlalu bebas. Jadi tak heran jika Aneuk dot atau dalam istilah kerennya meme seperti ini muncul
Inilah tantangan zaman dewasa ini dimana derasnya teknologi informasi dan gaya hidup lambat laun telah mengikis nilai-nilai budaya kita. Ini tanggung jawab bersama terutama sebagai orang tua sudah seharusnya menjaga dan mengarahkan pergaulan anak-anak kita baik itu yang laki-laki dan perempuan, terlebih jika kita memiliki anak perempuan. Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan kekhususan dalam mendidik dan membesarkan anak perempuan. Yang intinya adalah keutamaan bagi siapapun yang memiliki anak perempuan dan dia mengayomi nya hingga dewasa dan menikah. Mengayomi dalam artian memenuhi kebutuhan nya , mendidik dan mengajar kan agama sehingga dia jadi wanita shalihah. Maka nabi mengatakan orang tersebut akan bersamanya dihari kiamat. Subhanallah.
Mari kita kembalikan kehormatan dan kemuliaan wanita Aceh. Tugas kita bersama sebagai orang tua, suami, anak, adik, kakak untuk menjaga keluarga kita.
Sebuah penutup hadih madja dari leluhur kita
Meunyoe ie, ie bit. Meunyoe Bu, Bu bit. Meunyoe Inong, Inong Aceh beukebit - bit.
Maknanya resepsi sendiri.he.he
Salam saya @zackbyola006
Upvote , follow dan comment jika berkenan.