Hai sahabat stemian semua...
Kali ini, saya akan membahas tentang Suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok. Baik langsung saja.
Suku Sasak telah menghuni Pulau Lombok pada tahun 4.000 SM. Ada yang mengatakan kalau Suku Sasak merupakan percampuran antara suku asli Lombok dan pendatang dari Jawa. Tapi ada juga yang mengatakan kalau nenek moyang Suku Sasak adalah orang Jawa.Untuk mengetahui sejarahnya, mari kita ketahui dulu sejarahnya.
Sejarah Suku Sasak
Sejarah Lombok sepertinya tidak bisa dipisahkan dari silih bergantinya peperangan terdahulu. Baik itu peperangan antar kerajaan di Lombok maupun peperangan yang ditimbulkan oleh kerajaan lain. Konon ceritanya, pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan di Medang (Mataram Kuno), sudah banyak pendatang dari Pulau Jawa ke Pulau Lombok. Kemudian banyak dari mereka yang menikah dengan suku asli Pulau Lombok sehingga keturunannya disebut dengan Suku Sasak.
Selanjutnya dalam catatan sejarah pada abad ke 14-15 Masehi, Pulau Lombok berada dibawah pengaruh kerajaan Majapahit. Bahkan kabarnya Maha Patih Gajah Mada pernah datang ke Lombok untuk menundukkan beberapa kerajaan disana. Melemahnya pengaruh Majapahit membuka jalan untuk perkembangan Islam ke Pulau Lombok. Penyebaran Islam secara Signifikan sukses dikarenakan para wali beserta kekuasaan Islam di tanah Jawa dan Makassar.
Selama kurun waktu abad ke 16 dan 17 Islam berhasil menguasai kerajaan Salaparang, yang merupakan salah satu kerajaan terkuat di Lombok. Islam lalu menyebar di Lombok, meskipun masih tercampur dengan budaya lokal. Kerajaan Bali yang selalu berusaha menjadikan Lombok sebagai wilayah kekuasaannya, berhasil menduduki Lombok pada akhir 17 Masehi. Kemudian kekuasaannya menyebar sehingga berhasil menaklukkan kerajaan Salaparang dan memukul mundur pengaruh Makassar.
Saat Belanda berhasil menguasai Lombok, para bangsawan Sasak membuka jalan untuk Belada agar bisa mendirikan kekuasaan di Lombok. Tapi sayangnya setelah berhasil berkuasa di Lombok, Belanda malah menjajah Suku Sasak yang berada di Lombok. Kemudian Belanda memberlakukan pajak yang sangat tinggi di Lombok saat mereka berkuasa.
Jawa, Bali dan Lombok itu punya kesamaan budaya,dikarnakan mereka itu berdekatan dan punya hubungan kerjasama antar kerajaan sehingga banyak terjadi akulturasi budaya.
Bahasa Suku Sasak
Suku Sasak berkenaan dengan aksaranya memiliki kedekatan dengan sistem aksara Jawa-Bali yang sama-sama menggunakan Ha Na Ca Ra Ka. Namun dari sisi pelafalan Suku Sasak hampir sama dengan Suku Bali. Itu dikarnakan Bali dan Lombok lebih berdekatan. Dan menurut penelitian bahasa sasak itu termasuk dalam rumbun bahasa Austronesia - Melayu Polonesian.
Bahasa Sasak yang digunakan di Lombok itu secara dialeg dan kosakata dapat di golongkan kedalam beberapa bahasa sesuai dengan wilayah penuturannya dan wilayah di Lombok terbagi menjadi 4 yaitu Lombok Selatan, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Tenggara. Bahasa Sasak yang digunakan di Lombok secara dialek dan kosa katanya dapat digolongkan kedalam bahasa sesuai dengan wilayah penuturnya. Mriak-Mriku (Lombok Selatan), Meno-Mene dan Ngeno-Ngene (Lombok Tengah), Ngeto-Ngete (Lombok Tenggara), dan Kuto-Kete (Lombok Utara).
Struktur dan Sistem Masyarakat Sasak
Suku Sasak pada masa lalu secara Sosial-Politik, digolongkan dalam 2 tingkatan. Yaitu golongan bangsawan yang disebut Perwangsa dan bangsa Ama atau Jajar Karang sebagai golongan masyarakatnya. Golongan perwangsa ini dibagi atas dua, bangsawan tinggi (perwangsa) dan bangsawan rendahan (triwangsa). Seorang raja yang berkuasa diberi gelar "datu". sedangkan bangsawan rendahan diberi gelar "lalu" untuk laki-laki dan "baiq" untuk perempuan. Golongan bangsawan baik perwangsa dan triwangsa disebut "permenak". Para Permenak ini biasanya menguasai sumber daya dan juga tanahnya. Sewaktu kerajaan Bali yakni Dinasti Karangasem berkuasa di Pulau Lombok, mereka disebut Permenak kehilangan haknya dan hanya menduduki jabatan Pembekel (penjabat pembantu kerajaan). Masyarakat Lombok sangat menghormati golongan Permenak, baik berdasarkan ikatan tradisi maupun kerajaan.
Landasan sistem sosial masyarakat dalam Suku Sasak pada umumnya mengikuti garis keturunan laki-laki atau patrilinear. Namun, ada juga yang mengikuti garis keturunan dari keduanya (ibu dan ayah) atau parental. Pola kekerabatan Suku Sasak disebut Wiring Kadang. Wiring Kadang ini yang mengatur hak dan kewajiban anggota masyarakatnya. Unsur-unsur kekerabatan nya meliputi Kakek, Ayah, Paman (Saudara laki-laki ayah), sepupu (anak lelaki saudara lelaki ayah) dan keturunan mereka. Waring Kadang juga yang mengatur tanggung jawab mereka terhadap masalah keluarga, pernikahan, warisan, dan hak-hak kewajiban mereka. Harta Warisan disebut Pustaka. Pustaka dapat berupa tanah,rumah dan benda-benda lainnya yang merupakan peninggalan leluhur.
Kain Tenun Warisan Suku Sasak
Kain tenun Sasak ternyata yang menjadi daya tarik wisatawan untuk dijadikan sebagai cendramata yang ngehitz disana. Tapi sebelum membeli, kita wajib tahu dulu 3 jenis kain tradisional Suku Sasak.
Kain Tenun Pelakat
Adalah kain tenun sarung yang memiliki motif loreng/bertapak catur.Kain Tenun Songket
Adalah kain yang punya hiasan timbul yang terbuat dari benang katun, benang emas dan benang perak.
3.Kain Tenun Ikat
Adalah kain yang diikat sedemikian rupa sehingga membentuk bentukan dan keharmonisan warna yang ditentukan sebelumnya.
Sekian yang dapat saya sampaikan tentang Suku Sasak di Lombok. Bagi sahabat steemit yang bingung mau liburan kemana waktu libur semester nanti, gak ada salahnya ke Lombok untuk bertemu langsung dengan Suku Sasak beserta adat istiadatnya.
Haidar Bin Azra
150230056
Antropologi VB
Nice 👍😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit