Benteng Dari Aliran Sesat
Saat ini kita tengah dilanda gelombang besar berupa faham baru keislaman yang beraneka ragam bentuknya. Fenomena tersebut sudah sampai ambang batas sangat mengkhawatirkan dan menyesakkan dada ini. Munculnya sikap-sikap ekslusif (kesendirian), tidak Islami dan bahkan arogan sehingga mengancam sendi-sendi ukhwah Islamiyah dan mengorodoti persatuan umat. Sikap merasa diri paling berhak dalam mentafsirkan A-Quran atau hadis semaunya, merasa dialah yang paling benar dan yang lain salah, menggangap pemahaman umat Islam tentang agama selama ini keliru bahkan syirik, pandangan bahwa kebenaran itu milik Allah dan hannya dia yang berhak memvonis sesat, sampai kepada faham bahwa Allah tidak menilai ibadah seseorang melainkan jika sesuai dengan pemahaman mereka, sungguh faham seperti ini bukanlah milik ulama mazhab yang telah teruji kebenarannya.
Melihat drama aliran sesat ini begitu membahayakan. Para ulama tidak tinggal diam, mereka terus membentengi umat dari serangan faham-faham penyimpangan tersebut, sebagaimana yang telah dilakukan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) melalui fatwa-fatwanya. Secara kusus Ulama Aceh pula tidak tinggal diam dalam membentengi umat agar terhindar dari aliran-aliran sesat itu, dimana-mana ulama Aceh membuka diskusi ilmiyah didepan ummat dan bahkan kadang dengan mendatangkan pihak yang dinilai berseberangan pemahaman aqidah hal aqidah, dengan harapan masyarakat tau benar bahwa mereka sesat, dari sikap respon ulama terhadap problem umat ulama Aceh telah menetapkan sepuluh (13) kriteria aliran sesat diantaranya :
- Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam), yaitu beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada Hari Akhirat dan kepada Qadha dan Qadar dari-Nya.
- Mengingkari salah satu dari rukun Islam yang 5 (lima), yaitu: mengucap dua kalimah syahadat, menunaikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji.
- Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan I’tiqad Ahlus-sunnah wal jama’ah.
- Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
- Mengingkari kemurnian dan atau kebenaran Alquran.
- Melakukan penafsiaran Alquran tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
- Mengingkari kedudukan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
- Melakukan pensyarahan terhadap hadis tidak berdasarkan kaidah-kaidah ilmu mushthalah Hadis.
- Menghina dan atau melecehkan para nabi dan rasul Allah.
- Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
- Menghina dan atau melecehkan para shahabat Nabi Muhammad saw.
- Merubah, menambah, dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti berhaji tidak ke Baitullah, shalat fardhu tidak 5 waktu, dan sebagainya.
- Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i yang sah, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan anggota kelompoknya.
Kesepuluh kriteria diatas masih bersifat umum dan masih perlu penjelasan penjelasan yang mendetil dari para ulama tetapi bagi kita yang awam sudah bisa menjadi pedoman dasar untuk mewaspadai diri dari alirat sesat.
Ulama Aceh yang telah diakui kealimannya oleh masyaikhul Islam, telah menguraikan panjang lebar tentang aqidah yang berhubungan dengan aliran sesat, dalam karya-karya mereka diantaranya diantara tulisan mereka adalah:
“ Tauhid merupakan keyakinan terhadap ke-Maha Esaan yang disembah melalui ibadah shalat serta meng’itiqadkan keyakinan dalam hati terhadap ke-Esaan-Nya. Itulah yang dikaitkan kepada Yang Maha disembah pada dzat-Nya, pada sifat-Nya, dan pada perbuatan-perbuata-Nya, maka tidak ada satu dzat pun yang menyerupai dzat-Nya. Dzat Allah tidak menerima pembagian-pembagian atau terbagi dalam bagian-bagia, tidak ada pada kenyataan, tidak ada pada lintasan hati dan tidak ada dalam arti gambaran lintasan pada otak manusia. Aqidah itulah sejalan dengan kenyataan dalam hukum akal yang pernah dianut oleh orang Aceh pada periode awal masuk Islam ke Aceh. Orang Aceh telah membentangkan bermazhab ahl sunnah wal jama’ah pada masa itu. Namun pada masa sekarang mazhab tersebut telah terkontaminasi (rusak) dan telah mengalami perubahan seperti dicita-citakan. Sekarang tiba saatnya kita akan mencoba mengkaji dan mengembalikan eksistensi mazhab itu ditengah-tengah masyarakat Aceh berdasarkan realitas kesejarahannya. Jika hal ini mampu dilakukan akan terbentang kesatuan, kedamaian, ketentraman, dan kemakmuran di bumi Iskandar Muda, baik dalam tataran hidup beragama, sosial masyarakat ataupun dalam menjalankan roda pemerintahan” .
Dalam capita selekta M. Amin Djamaluddin selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) telah membeberkan aliran-aliran sempalan di Indonesia yang membawa aliran sesat, lembaga ini sangat gigih melawan aliran-aliran sesat yang merusak aqidah umat Islam, mereka telah melakukan penelitian selama 20 tahun dan langsung terjun kelapangan menghadapi mereka yang menyebarkan faham-faham sesat lagi menyesatkan dan telah memperoleh hasil yang begitu memuaskan, sehingga bisa menjadi referensi bagi kita untuk mengetahui mana-mana faham sesat, dan hasil kajian Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam ini telah mendapat sambutan dari staf ahli Menhan Bidang Idag Pada Simposium Sehari Tentang Kewaspadaan Umat Islam Terhadap Aliran Yang Merusak Aqidah Tauhid
Sekarang kita juga disibukkan oleh musuh-musuh agama yaitu faham Pluralisme Agama, faham yang menganggap semua agama itu sama baik itu Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dan faham ini sudah mempengaruhi pikiran-pikiran intelektual Islam, mahasiswa Islam dan faham talbis ini pula telah menjamur di sekolah-sekolah Tinggi Islam, namun pemerintah sampai hari ini belum mampu menekan tersebarnya faham yang menyesatkan ini, sebab mereka didukung oleh dana yang banyak dan mendapat dukungan dari negara-negara barat yang menginginkan Islam dan syari’atnya hancur berkeping-keping, fenomena ini bila dibiarkan sungguh sangat membahayakan bagi generasi pelanjut Islam, karenanya makalah ini sidikit bisa memberikan masukan terhadap upaya-upaya dalam membentengi aliran sesat disekitar kita .
Berpijak dari tantanan ajaran Islam yang lurus dan murni, Rasulullah SAW. pun telah memberikan peringatan kepada umatnya tentang akan munculnya berbagai faham sesat setelah wafat beliau dan yang lebih banyak muncul faham sesat ini dipenghujung akhir zaman, karena itu Rsulullah sangat menekankan kepada umat Islam agar selalu berada pada aqidah ahl sunnah wal jama’ah yaitu suatu aqidah yang sesuai dengan jalan Rasulullah dan kulafaur rasyidin, seperti sabda Nabi SAW :
فإنه من يعش منكم من بعدى فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنّتى وسنّة الخلفآء المهديّين تمسّكوابها وعضّوا عليها بالنّواجذ. (رواه ابو داود)
Artinya:
Maka bahwasanya siapa yang hidup (lama) di antaramu niscaya akan melihat perselisihan (paham) yang banyak. Ketika itu berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah Khilafah Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah itu dan gigitlah dengan gerahangmu”. (H.R. Imam Abu Daud. Lihat Sunan Abu Daud juzu’ IV, pagina 201 )
Sabda Kedua:
وانّه سيكون فى امّتى ثلاثون كذّابون كلّهم يزعم انه نبىّ واناخاتم النبيّين لانبىّ بعدى ((رواه الترمذى)
Artinya:
“ Akan ada dilingkungan umatku 30 orang pembohong yang mendakwakan bahwa is Nabi. Saya adalah Nabi penutub, tidak ada lagi nabi sesudahku”.(H.R. Imam Tirmizi.Lihat Sahih Tirmizi juzu’ 9 pagina 63)
Sabda Ketiga:
سيخرج قوم فى اخر الزمان احداث الاسنان سفهآء الاحلام , يقولون من قول خيرالبريّة. لايجاوز ايمانهم حنا جرهم, يمرقون من الدين كمايمرق السهم من الرميّة فاينما لقيتمو هم فاقتلوهم (رواه البخارى)
Artinya:
“ Akan keluar suatu kawum akhir zaman, orang-orang muda berfaham jelek. Mereka banyak mengucapkan perkataan “Khairil Bariyah” (maksudnya firman-firman Tuhan yang dibawa oleh Nabi). Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagai meluncurnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu lawanlah mereka. (H.R. Imam Bukhari. Lihat Fathul Bari juzu’ XV, pagina 315)
Sabda Keempat:
إنّ بنى اسرآئيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملّة وتفترق امتى على ثلاث وسبعين ملّة كلّهم فى النار الاّملّة واحدة, قالوا: ومن هى يا رسول الله ؟ قال: ما انا عليه واصحابى (رواه الترمزى)
Artinya:
“ Bahwa Bani Israil telah berfirqah-firqah sebayak 72 millah (firqah) dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya masuk neraka kecuali stu”. (Para sahabat Nabi yang mendengar ucapan ini bertanya): “siapakah yang satu itu Ya Rasulullah ?. Nabi menjawab: “ Yang satu ialah orang yang berpegang (ber’itiqad) sebagai peganganku (‘itiqadku) dan pegangan sahabat-sahabatku”.(H.R. Imam Tirmizi, lihat Sahih Tirmizi juzu’ X, pagina 109)
Sabda Kelima:
والذى نفس محمّد بيده لتفترق امّة على ثلاث وسبعين فرقة فواحدة فىى الجنّة وثنتان وسبعون فى النار قيل: من هم يا رسول الله ؟ قال: اهل السنّة والجماعة. (رواه الطبرانى)
Artinya:
“Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan berfirqah umatku senbanyak 73 firqah yang satu masuk syurga dan yang lain masuk neraka. Bertanya para sahabat: siapakah firqah (yang tidak masuk neraka) itu Ya Rasulullah ?. Nabi menjawab: : Ahlussunnah wal Jama’ah”.(H.R. Imam Thabrani).
Sabda Keenam:
لا تزال طآئفة من أمّتى ظاهرين حتّى يأتيهم أمر الله وهم ظاهرون (رواه البخارى)
Artinya:
“Akan ada golongan dari umatku yang tetap atas kebenaran sampai hari kiamat dan mereka tetap atas kebenaran (H.R. Imam Bukhari, lihat Fathul Bari juzu’ XVII, pagina 56)
Berdasarkan sabda Nabi diatas sangat jelas bahwa, sebagai orang awam akan sangat sukar untuk mengenal mana yang dikatagorikan sesat dan mana yang dikatagorikan ahlussunnah wal jama’ah, mengingat kemampuan kita untuk menggali langsung dari sumber pokok tidak mampu, dalam kondisi seperti ini kita wajib merujuk kepada para ulama mazhab yang benar-benar alim dengan isi al quran dan hadis, yang hari ini karya-karya ilmiyah mereka telah tersebar keseluruh dunia bahkan keseluruh pelosok gampong, baik itu dari generasi salaf, khalaf dan mutakhirin,