Teungku adalah sebuah simbol yang melambangkan nilai religius dan kewibawaan yang hanya di lebelkan kepada orang-orang terpilih yang mana memiliki klasifikasi dan kriteria tersendiri. Teungku juga sangat dihargai oleh masyarakat Aceh, karena teungku mempunyai wawasan agama lebih mumpuni dibandingkan dengan masyarakat yang biasa. Teungku adalah otoritas pendidikan islam di Aceh yang lebih banyak dikontrol oleh para pemimpin dan ahli agama. Mereka adalah adalah orang yang paling banyak berperan, seperti di d ayah mapun sebagai penjaga masyarakat. Sedangkan ustaz bermakna guru, mereka lebih banyak perannya di pondok pesantren, dan juga sebagai pendakwah. Namun dalam dua dekade panggilah ustaz sudah diberi gelar dalam bidang keagamaan di Aceh. para ustaz ini juga merupakan alumni lulusan pondok pesantren, seperti lulusan dari pondok pesantren gontor yang tekenal di pulau Jawa. Para ustaz ini biasanya diutus oleh Kyai mereka untuk berkiprah di berbagai penjuru dunia. Salah satunya dikirim ke pesantren yang berada di Aceh untuk mengabdi atau mengabadikan ilmu-ilmu yang sudah mereka dapat selama menyantri.
Di Aceh panggilan ulama lebih dikenal dengan teungku, abu, abi, waled, abati dan abon. Abu itu berate bapak. Namun yang menariknya panggilan abu itu dicocokan dengan alamat kampong, seperti Abu Tanoh Mirah, Abu Awe Geutah, Abu Tanoh Abee. Dan kemudian juga ada panggilan Abu Chik, yang mana beliau itu adalah kepala daya, tugasnya adalah menetapkan kurikulum dan metodologi yang digunakan dalam pendidikan dayah. Adapun teungku yang berkerja dibawah Abu Chik dan Teungku Chik adalah Teungku Balee, tugasnya adalah mengajar para remaja yang ingin mengaji di balai-balai pengajian, selain itu juga mewakili Abu Chik atau Teungku Chik jika ada acara mengenai agama di suatu kampong, seperti menjadi imam shalat, member khutbah serta membaca doa jika ada acara keunduri. Yang kemudian juga ada panggilan-panggilan terhadap teungku bagi orang Aceh.
Di Aceh sendiri ulama berperan cukup aktif ,sejak kedatangan islam hingga bergabung menjadi bagian dari republic Indonesia,semua kerajaan islam ulamalah yang menjadi penasihat khusus bagi sultan atau sultanah, ulama tidak hanya berkegiatan berpusat pada dari istana kerajaan islam akan tetapi juga dari dayah-dayah diseluruh penjuru aceh.
Dan ada beberapa hal penting pada bab kali ini yaitu : Pertama, kajian ini mengindikasikan bahwa diaceh ada dua gelar untuk menunjukkan identitas keagamaan dalam bidang pendidikan islam. Kedua, pada kajian ini tampak bahwa gelar teungku tidak hanya digunakri dan dalam pendidikan islam ,gelar ini dipakai oleh anggota GAM, karena sama sekali tidak memiliki latar belakang dayah. Dan terakhir, ada persoalan yang cukup serius dalam masyarakat aceh, khususnya yang berkaitan dengan kesinambungan sistem pendidikan tradisional,hal ini disebabkan oleh para orangtua yang lebih cenderung mengantarkan anak pada pondok pasantren modern, dan dalam kondisi seperti ini kondisi dayah semakin menurun dalam pengembangan pendidikan.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!