ibnu taimiyah mengharamkan zikir jalalah tunggal

in aqidah •  7 years ago 

Salah satu kitab yang di tulis oleh ibnu taimiyyah yaitu ar-Radd 'ala al Manthiqiyyin terdapat hal yang sangat mengejutkan. Di dalam kitab tersebut terdapat sepenggal kata yang mengharamkan / membidahkan berzikir tunggal lafaz jalalah ( الله ).
Para pendahulu dari kalangan ahli ilmuan agama tidak ada yang berpendapat seperti pendapat inbu taimiyyah ini.

zikir tunggal 1.jpg

zikir tunggal 2.jpg

«فأما الاسم المفرد – يعني لفظ الجلالة ـ- فلا يكون كلامًا مفيدًا عند أحد من أهل الأرض، بل ولا أهل السماء، وإن كان وحده كان معه غيره مضمرًا، أو كان المقصود به تنبيهًا أو إشارة كما يقصد بالأصوات التي لم توضع لمعنى، لا أنه يقصد به المعاني التي تقصد بالكلام، ولهذا عدَّ الناس من البدع ما يفعله بعض النساك من ذكر اسم الله وحده بدون تأليف كلام» اهـ.ـ76

“ adapun isim tunggal yaitu lafaz jalalah maka bukan kalam yang dapat di ambil faedah di sisi penghuni bumi bahkan tidak dapat di ambil faedah oleh penghuni langit. Sekalipun tunggalnya di sertakan dengan kalimat lain yang di sembunyikan ( istilah nahwu kalimat yang di buang amil ataupun makmul ) ataupun maksud menterasingkankannya untuk memberitahu atau mengisyarahkan sebagaimana dimaksud dari suara yang tidak di tepatkan makna. Bukan mengucapkan lafaz jalalah tunggal dimaksudkan makna yang di maksud kalam . karena ini, menganggap oleh manusia sebagia dari bid’ah yang tidak dilakukan oleh para ahli ibadah menyebutkan zikir nama Allah secara terasing ketiadan menyusun dengan kalimat lain“

Di antara dalil yang menunjukkan bolehnya berdzikir dengan lafazh ( الله ) saja adalah bahwa Allah taala berfirman:

1 . يا أيها الذين امنوا اذكروالله ذكرا كثيرا
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”[2] (Q.S. al-Ahzab (33): 41)

  1. . واذكراسم ربك وتبتـل اليه تـبتـيـلا
    “Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati” (Q.S. al-Muzzammil (73): 8
    a. Tafsir Baydgawi,Nasiruddin abu khairi abdullah bin umar bin muhammad al baidhawi. Jld 5. H 388
    { واذكر اسم رَبّكَ } ودم على ذكره ليلاً ونهاراً ، وذكر الله يتناول كل ما يذكر به تسبيح وتهليل وتمجيد وتحميد وصلاة وقراءة قرآن ودراسة علم
    ‘’ ingat olehmu akan nama Allah : senantiasalah menyebut Allah pada waktu siang dan malam. Menyebut kata kata ‘Allah’ termasuk didalam nya tiap tiap zikir tasbih, tahlil,tahmid, sholat, membaca Alqur’an dan belajar agama’’
    Dapat di fahami pada kata kata ‘وذكر الله يتناول كل’ yang bahwa termasuk dalam berzikir “ Allah “ zikir yang lain. Artinya dengan semata mata menyebut lafaz ‘’ Allah “ sudah termasuk zikir.

Wahabiyah mengatakan menyebut lafat ‘’Allah’’ saja tidak mufid ( tidak mengandung faedah, sutad badrus dalam ceramahnya memberi contoh juned , juned, juned ada apa dengan juned. Begitujuga menyebut lafat Allah saja, adaapa dengan ‘Allah’.
Saya rasa sutad badrus dan gurunya IBNU TAIMIYAH tidak faham lughah arabiah. Kita ambil umpama
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
‘’ dengan nama Allah yang pengasih lagi maha penyayang’’
ada apa dengan kalimah ini,…? Juga tidak mufid ( mengandung faedah ) makanya bila kita pelajari kitab kitab para ulama, di awal tulisannya pasti menulis basmalah dan mentakdirkan kalimat sebelum بِسْمِ dengan kata kata ابتدأ إبتدائ yang artinya aku mulai “dengan nama Allah’. Begitujuga berzikir dengan menyebut lafaz jalalah saja, banyak yang bisa ditakdirka baik yang di takdirkan lafaz mubtada atau pun khabar.
معبدي اللَّهِ dan lain sebagainya. Dalam pembahasan ilmu nahwu bukan masalah terlarang menyebutkan lafat tunggal ( yang tidak mufid ) bila di takdirkan lafaz lain, baik sesudahnya atau sebelumnya.
Kita ambil sebuah contoh percakapan kita sehari hari. Misal ada sebuah pertanyaan, siapakah presiden indonesia yang pertama?? Pastinya kita menjawab Sukarno. Apaka h kita menyebutkan kata tuggal “sukarno” tidak ada faedah…?? Sungguh kekeliruan yang besar. Yang cerdik pasti memahami dengan “yanng menjadi presiden pertama adalah sukarno, namun kata kata tersebut tidakperlu di ucapkan karena terfaham dari pertanyaan.
Begitu juga dengan lafaz zikir jalalah. Bila di takdirkan sesutau yang mengandung pujian maka di boleh kan . namau apabila yang di takdirkan merupakan kata kata penghinaan maka bisa jadi murtad.

Masi sangat banyak pembahasan ilmu lughah mengenai penyebutan lafaz tunggal dan bukan sebuah pelanggaran. Begitu juga dalam pembahasan ilmu sufi masi banyak pembahasan.

Tepatkan Ibnu taimiyah di jadikan rujukan…?? Jawabnya tidak. Mengapa, ibnu taimiyah bukan lah ulama yang bisa di jadikan rujukan. Banyak ulama yang hidup semasanya membantah fatwa fatwa kelirunya dan banyak fatwanya mekanggar kesepakan para ulama.

Apakah Rasulullah memerintahkan zikir ‘’ Allah , Allah, Allah….??

Saya rasa sudah terjawab dari ayat di atas dan masi banyak ayat atau pun hadist lain yang berkaitan dengan nya.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Ibnu Taimiyah itu yg mengaku dirinya Tuhan ya?

ibnu taimiyah yang menyifati tuhan sama seperti mahkluk, bergerak , turun. pastinya di mujassimah yang beranggapan tuhan bertubuh