His name was Papik. He used to hunt with his wife's brother, Ailaq. But Ailaq always got seal and Papik would go home empty-handed. Untill one day....
Source: Pixabay
Papik, Si Pembunuh Ipar
Dahulu kala ada seorang lelaki bernama Papik. Dia biasa pergi berburu bersama saudara istrinya, iparnya, yang bernama Ailaq. Tapi, kapan pun mereka pergi berburu bersama, selalu Ailaq yang pulang dengan tangkapan anjing laut, sedangkan Papik pulang dengan tangan hampa. Hari demi hari, rasa irinya pun tumbuh.
Pada suatu hari Ailaq tidak pulang sama sekali. Dan Papik cuma diam saat tiba di rumah.
Akhirnya, menjelang petang, ibu Ailaq mulai berbicara: "Kamu telah membunuh Ailaq."
"Tidak, aku tidak membunuhnya," jawab Papik.
Kemudian wanita tua itu bangkit dan menangis: "Kamu membunuhnya dan tidak mengatakan apa-apa. Hari itu akan datang ketika aku akan memakanmu hidup-hidup karena kamu membunuh Ailaq. Kamu, bukan yang lain."
Sekarang wanita tua itu bersiap-siap untuk mati karena dia ingin menjadi hantu yang akan membalaskan dendam putranya. Dia mengambil kulit beruang untuk menutupi tubuhnya. Di lalu pergi dan duduk di tepi pantai, dekat ke air, dan membiarkan air pasang naik dan menenggelamkannya.
Setelah kejadian itu, Papik lama tidak pergi berburu lagi. Dia takut akan ancaman wanita tua itu. Tetapi, akhirnya dia berhenti memikirkan masalah itu dan mulai pergi berburu seperti sebelumnya.
Suatu hari dua lelaki berdiri di atas es dekat lubang-lubang pernapasan anjing laut. Papik telah memilih tempatnya sedikit lebih jauh dan berdiri di sana sendirian. Dan kemudian dia pun datang. Mereka mendengar salju berderit, dengan suara tangisan, dan suara itu bergerak menuju Papik, dan kabut turun di atas es. Tak lama kemudian mereka mendengar teriakan-teriakan marah dan teriakan orang yang ketakutan. Monster menerkam Papik untuk memangsanya.
Mereka pun berlarian ke darat, berbelok lebar untuk menjauhkan diri dari apa yang baru saja terjadi di sana. Di tengah perjalanan, mereka bertemu kereta luncur dengan para pemburu yang hendak berangkat berburu. Mereka melemparkan peralatan mereka dan mendesak yang lain untuk pulang. Jangan sampai mereka juga harus dibunuh oleh rasa takut.
Ketika mereka sampai di desa mereka, semua orang berkumpul di satu rumah. Tapi, segera mereka mendengar monster itu semakin dekat di atas es. Kemudian semua bergegas ke pintu masuk dan berkerumun di sana. Ketakutan semakin tumbuh. Mereka saling dorong satu sama lain. Mereka berjuang begitu keras sehingga seorang bocah tanpa ayah tersingkir dan jatuh ke dalam bak yang penuh dengan darah. Ketika bocah itu bangun, darah mengalir dari pakaiannya. Akibatnya, ke mana pun mereka pergi, jejak darah tercetak di atas salju.
"Sekarang kita sudah membuat makanan untuk monster itu," teriak mereka, "karena bocah malang itu menandai jalan dengan jejak darah."
"Kalau begitu, mari kita bunuh dia," kata salah seorang di antara mereka. Tetapi, yang lain merasa kasihan padanya dan membiarkannya hidup.
Source: Pixabay
Dan sekarang roh jahat itu muncul di atas es. Mereka bisa melihat ujung telinga beruang dari bagian atas semak-semak ketika mereka merayap. Ketika mereka sampai ke perkampungan, tak ada anjing yang menggonggong dan tidak ada yang berani mencoba mengelilinginya karena itu bukan beruang sungguhan.
Tetapi, akhirnya seorang wanita tua mulai menangis kepada anjing-anjing itu:
"Lihat, ada sepupumu. Gonggongi dia!" Dan anjing-anjing itu pun terlepas dari sihir yang mengikat mereka. Ketika orang-orang melihat hal ini, mereka pun berlari ke depan dan menombak beruang itu.
Tetapi, ketika mereka datang untuk memotong beruang itu, mereka mengenali kulit beruang penutup tubuh ibu Ailaq dan tulang-tulangnya adalah tulang manusia.
Mereka lalu mengeluarkan kereta luncur dan meluncur untuk mencari perlengkapan perburuan mereka yang tertinggal. Di sana mereka melihat bahwa semua perlengkapan itu telah hancur berkeping-keping. Ketika mereka menemukan Papik, tubuhnya telah terpotong-potong. Mata, hidung, mulut, dan telinga telah dicabik dan kulit kepala dicopot dari kepalanya.
Demikianlah ibu Ailaq telh melakukan pembalasan atas pembunuhan putranya.
Dan begitulah yang biasa dikatakan ayah kami: ketika ada orang yang membunuh temannya tanpa alasan yang baik, monster akan datang dan menyerangnya sampai mati ketakutan dan mencabii-cabik seluruh tubuhnya.
Orang-orang zaman dulu menganggap bahwa saling membunuh manusia adalah hal yang buruk.
Kisah ini saya dengar dari orang-orang yang datang kepada kami dari ujung lautan yang luas.
Cerita ini diterjemahkan dari "Papik, Who Killed His Wife's Brother" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.
This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.
#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar
Recent Posts
- Eskimo Folktales #28 - The Soul that Lived in All Beasts | Jiwa di Semua Binatang
- Eskimo Folktales #27 - The Giant Dog | Anjing Raksasa
- Eskimo Folktales #26 - The Living Arrows | Kumagdlak dan Panah Terbang
- Eskimo Folktales #24 - The Man Who Searched His Son | Mencari Si Anak Hilang
- Eskimo Folktales #23 - The Man Who Avenged the Widows | Lelaki yang Membalaskan Dendam Para Janda
I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me. |
When I saw the thumbnail, I thought already, there is a giant monster standing in the back! Really awesome stuff!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you for visiting my blog
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
✅ Enjoy the vote! For more amazing content, please follow @hamzox1 for a chance to receive more free votes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @blogiwank! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit