Setiap tulisan punya titik berangkat dengan ragam latar belakang masing-masing. Berawal dari ide, tulisan lahir, jamaknya demikian. Pun begitu, tulisan kerap kali lahir atas dasar keresahan sosial, motivasi, hingga dari pada kesepian penulis itu sendiri.
Setiap tulisan mulanya adalah pemilik penulis itu sendiri. Namun, ketika ia sudah dipublish atau diposting, sebuah tulisan menjadi milik pembaca, dalam artian pemaknaan dan tafsir-tafsir daripadanya.
Pada tataran tertentu, tulisan mengandung pesan, makna juga kritik. Dimana, ada harapan dan suara yang ingin disampaikan. Dari situ, biasanya sebuah tulisan memiliki ruh yang menghidupkan karya.
Tulisan yang ditulis memiliki sisi metafisika, ia ditulis karena keresahan; ada tanggung jawab moral didalamnya. Ia ditulis dengan cinta; ada kasih sayang padanya. Ia ditulis sebab kesepian penulis; ada keramaian yang coba dihadirkan. Meski tak sedikit, tulisan tak ubahnya mayat hidup yang ketika dibaca jangankan pengetahuan, sekadar getaran saja tak bergetar dalam benak juga hati si pembaca.
Maka penting, bagi siapa saja untuk menulis dengan jujur. Andai pun belum mampu menghanyutkan, setidaknya tak perlu memaksakan harus menulis karena ingin sesuatu. Yang dipaksakan adalah produktifitas, sebagai perlawanan terhadap rasa malas. Bukan memaksakan kehendak hanya untuk mengejar target by nafsu.
Ada banyak tulisan biasa saja tapi merasuk ke dalam hati, meresap ke dalam pikiran, padahal tulisannya biasa saja. Kenapa hal itu bisa terjadi, boleh jadi ia menulis dengan jujur. Ada banyak pula tulisan yang bagus, tapi terasa tak bergetar ketika dibaca, boleh jadi ada naif yang mengiringinya. Di hadapan tulisan, kita kerap bermasalah dengan niat awal.
Menulislah sebisa kita, tak perlu menjadi orang lain. Suarakan dan sampaikan apa yang dekat dengan kita. Tidak musti muluk menjangkau sesuatu yang jauh hanya karena prestise. Kadang, hal-hal hebat lagi berkelas, bahan dan kiat-kiatnya justru ada di samping kita, bahkan dalam pelukan. Hanya saja, kita memilih abai untuk menggarapnya. Kita terlalu sering mengejar yang muluk, dan sering ketinggalan yang mudah.
Tulisan yang sarat makna. Makasih atas tulisan ini
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mana ada kak .hehhehe
Terima kasih atas masukannya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit