Namanya Djohan Halim. Ayah berputra tiga. Lelaki berbadan tegap ini adalah seorang pengrajin kayu.
Keahliannya di bidang olah kayu, dibuktikannya dengan membangun sebuah rumah sangat asri di daerah Paya Tumpi1.
Rumah berbahan kayu ini diberi sentuhan Erofa. Banyak jendela dan ventilasi udara. Cahaya matahari dibiarkan memasuki semua bagian rumah agar lebih sehat.
Selain rumah berbahan kayu, Djohan Halim juga membuat halaman rumahnya lebih luas. Sudut halaman diberi bunga semusim aneka warna.
Termasuk kembang kertas yang populer disebut bunga kantin. Satu batang bunga kantin berwarna - warni. Merah putih.
Sebagai pengrajin kayu, Halim kini sedang mengumpulkan bahan kayu dari grupel dan nangka yang memiliki serat dan warna cantik.
Kedua bahan ini sudah berusia puluhan tahun dengan diameter kayu 1 meter lebih.
Satu bahan kayu ini terkadang memerlukan 15 hari diambil dari alam hingga sampai dilokasi pengolahan. Bahan kayu ini dibuat meja pada umumnya. Sebagian kecil untuk kursi dan lemari.
Tidak mudah menaikkan bahan yang beratnya bisa mencapai ratusan kilo jingga tonan ini. Diperlukan alat bantu seperti katrol.
Namun, hasil akhirnya juga ciamik. Satu meja grupel atau pohon nangka bisa berharga rp. Dua juta. Dengan ukuran panjang dua meter.
Untuk menghasilkan bahan meja yang elegan, alami dan terkesan mewah, memerlukan keterampilan, modal dan kerja keras serta daya pikir yang berorientasi pasar.
Meja berbahan kayu natural ini memiliki pangsa pasar sendiri kalangan the have. Menengah keatas. Karya pengrajin kayu ini dihargai sama mahalnya dengan karya seni lainnya.
Posted using Partiko Android