Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, agar kamu bersyukur.
(Al-Qur'an.s.Albaqarah 56)
Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Musa yang isinya mengatakan bahwa mereka yang tujuh puluh orang itu termasuk orang- orang yang menyembah anak lembu. Setelah itu Allah menghidupkan mereka; mereka bangkit dan hidup seorang demi seorang, sedangkan sebagian dari mereka melihat sebagian yang lain dalam keadaan dihidupkan. Yang demikian itu adalah makna yang terkandung di dalam firman- Nya: Sesudah itu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati, supaya kalian bersyukur. (Al- Baqarah, [2:56])
¬Ar- Rabi¦ ibnu Anas mengatakan bahwa kematian mereka itu merupakan hukuman bagi mereka, kemudian mereka dihidupkan kembali sesudah mati untuk menunaikan ajal (sisa umur)nya. Hal yang sama dikatakan pula oleh Qatadah.
¬Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnul Fadl, dari Muhammad ibnu Ishaq yang mengatakan bahwa tatkala Musa kembali kepada kaumnya dan ia melihat apa yang mereka kerjakan, yaitu menyembah anak lembu, dan ia mengatakan apa yang telah dikatakannya kepada saudaranya (Harun), juga kepada Samiri, lalu ia membakar patung anak lembu itu dan menaburkan abunya ke laut, kemudian ia memilih tujuh puluh orang lelaki yang terbaik dari kalangan kaumnya. Ia berkata kepada mereka, ¤Berangkatlah kalian ke tempat yang telah dijanjikan oleh Allah, bertobatlah kalian kepada Allah atas apa yang telah kalian perbuat, dan mohonlah tobat kepada- Nya atas orang- orang yang kalian tinggalkan di belakang kalian dari kalangan kaum kalian. Berpuasalah kalian, bersucilah, dan bersihkanlah pakaian kalian.‡ Kemudian Musa berangkat membawa mereka menuju Bukit Tursina pada waktu yang telah dijanjikan oleh Allah kepadanya. Musa tidak pernah datang kepada- Nya kecuali dengan seizin dan restu dari- Nya.
¬Menurut riwayat yang sampai kepadaku, ketujuh puluh orang itu di saat mereka melakukan apa yang diperintahkan oleh Musa dan mereka berangkat untuk menjumpai Allah, mereka berkata kepada Musa, ¤Hai Musa, mohonkanlah bagi kami kepada Tuhanmu agar kami di- perkenankan dapat mendengar kalam Tuhan kami.‡ Musa menjawab ¤Baiklah.‡
¬Ketika Musa mendekati bukit tersebut, maka datanglah awan yang menaunginya hingga menutupi seluruh bukit, lalu Musa mendekat dan masuk ke dalam awan tersebut, setelah itu ia berkata kepada kaumnya, ¤Mendekatlah kalian.‡ Musa apabila diajak bicara oleh Allah, maka memancarlah dari keningnya nur yang cemerlang, tiada seorang pun dari Bani Adam yang mampu memandangnya; maka Allah membuat hijab (penutup) bagi nur tersebut. Lalu kaum pun mendekat. Ketika mereka masuk ke dalam awan tersebut, mereka menyungkur sujud dan mereka mendengar suara Allah yang sedang berbicara kepada Musa memerintah dan melarangnya dengan ucapan, ¤Lakukanlah,‡ atau ¤Janganlah kamu lakukan.‡
Ketika Tuhan ﷻ selesai berbicara kepada Musa, awan muncul, dan Musa berbalik ke arah mereka; dan mereka berkata kepada Musa, sebagaimana ada tertulis: Kami tidak akan percaya kepadamu sampai kami telah melihat Tuhan dengan jelas. (Al-Baqarah, [2:55]) Kemudian gempa bumi besar melanda mereka-yaitu sa thatiqah-sampai mereka semua meninggal. Kemudian Musa bangkit untuk meminta bantuan Tuhannya dan berdoa, memohon kepadanya, mengatakan, seperti yang dikatakan firman-Nya:
Tuhan, Anda tidak akan menghancurkan mereka sejak awal dunia.
Tuanku, jika Engkau menghendaki, Engkau bisa saja menghancurkan mereka dan aku sebelum ini. (Al-A¦raf, [7: 155])
¬Mereka benar-benar tidak mengerti, apakah Engkau membinasakan mereka yang ada di belakangku dari kalangan Bani Israil karena ulah orang bodoh diantara kami? Dengan kata lain, ini benar-benar bencana bagi mereka. Saya memilih tujuh puluh yang terbaik dari mereka sehingga saya dapat kembali bersama mereka nanti, sementara sekarang tidak ada yang tersisa. Apa buktinya bagi mereka bahwa mereka akan percaya pada saya dan percaya pada saya setelah acara ini? Sesungguhnya Kami kembali kepada-Mu.
Musa terus berdoa kepada Tuhannya dan berdoa sampai Tuhan mengembalikan jiwa mereka kepada mereka, kemudian Musa berdoa kepada Tuhan untuk pengampunan dan pertobatan bagi Bani Israil yang telah menyembah anak sapi. Maka Allah berfirman, ¤Tidak, kecuali mereka bunuh diri. ‡ Ini sesuai dengan konteks (lafaz) yang dikemukakan oleh Muhammad ibn Ishaq.
¬Ismail ibn Abdur Rahman As- Saddi Al-Kabir berkata, ¤Setelah Bani Israil bertobat dari menyembah anak sapi dan Allah menerima taubat mereka dengan cara sebagian dari mereka membunuh yang lain sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka, lalu Allah memerintahkan Musa untuk datang dan membawa semua orang dari kalangan Bani Israil untuk meminta maaf kepada Tuhan atas penyembahan mereka terhadap anak sapi. Musa membuat perjanjian dengan mereka, dan memilih tujuh puluh pria dari antara mereka, yang telah dia tunjuk. Kemudian dia pergi bersama mereka untuk meminta maaf kepada Tuhan. Sampai akhir hadits. ‡
¬ Konteks hadits ini memberikan makna bahwa khutbah yang terkandung dalam kata-kata berikut ditujukan kepada Bani Israil, yaitu: Dan (ingat) ketika Anda berkata, ¤O Musa, kami tidak akan beriman sampai kami melihat Allah dengan jelas. ‡ (Al-Baqarah, [2:55]) Artinya, ketujuh puluh orang itu adalah orang-orang yang dipilih oleh Musa ... dari antara mereka.
¬Kebanyakan ulama tafsir tidak meriwayatkan cerita ini selain Ismail bin Abdur Rahman sendiri.
¬Ar-Razi dalam kitab tafsirnya mengevaluasi garib dari kisah yang menceritakan tentang tujuh puluh orang, yaitu, setelah mereka dihidupkan kembali oleh Allah, mereka berkata, ¤O Musa, memang kamu tidak pernah meminta kepada Allah untuk apa pun selain Dia memberi kamu , kemudian berdoalah agar Allah menjadikan kita nabi-Nya. ‡ Kemudian Musa berdoa untuk itu kepada Allah, dan Allah menerima doanya.
Narasi ini sangat garib, mengingat pada zaman Nabi Musa tidak ada nabi lain selain Harun, kemudian Yusya¦ bin Nun. Para ahli Taurat juga salah dalam klaim mereka bahwa tujuh puluh telah melihat Tuhan dengan jelas. Karena pada kenyataannya Musa yang diajak bicara oleh Tuhan sendiri telah memintanya, tetapi ditolak, bagaimana mungkin hal itu diperbolehkan bagi mereka.
Pendapat kedua tentang makna ayat ini disebutkan oleh Abdur Rahman ibn Zaid ibn Aslam dalam tafsir ayat ini, bahwa ketika Musa kembali dari sisi Tuhannya kepada umatnya dengan sabda yang di atasnya Taurat tertulis, dia menemukan mereka menyembah anak sapi. Jadi dia memerintahkan mereka untuk bunuh diri dan mereka melakukannya, lalu Tuhan menerima pertobatan mereka. Musa berkata kepada mereka, Sungguh, halaman-halaman ini berisi Kitab Allah, di dalamnya ada urusan Anda yang telah diperintahkan Allah dan larangan-Nya yang harus Anda hindari. ‡ Mereka bertanya, ¤Siapa yang ingin percaya pada apa yang Anda katakan? Tidak, demi Allah, kecuali kita dapat melihat Allah dengan jelas sampai Allah sendiri memberikannya kepada kita, maka Dia berkata, ¦Ini Buku-Ku, jadi ambillah olehmu! ¦ Jadi mengapa Allah tidak ingin berbicara kepada kita saat Dia berbicara kepada kamu, wahai Musa? ‡ Abdur Rahman ibn Zaid melafalkan kata-kata-Nya: Kami tidak akan percaya padamu sampai kami melihat Allah dengan jelas. (Al-Baqarah, [2:55]) dan melanjutkan ceritanya, bahwa setelah itu Allah marah, kemudian ada halilintar setelah mereka bertaubat, kemudian mereka disambar petir sampai mereka semua mati. Setelah itu Tuhan menghidupkan mereka kembali. Abdur Rahman Ibn Zaid membacakan kata-katanya: Setelah itu Kami membesarkanmu setelah kematianmu, agar kamu bersyukur. (Al-Baqarah, [2:56]) Musa said berkata kepada mereka, ¤Ambil Kitab Allah ini! ‡ Mereka menjawab, ¤Tidak. ‡ Musa berkata, ¤Apa yang telah menimpa kamu? ‡ Mereka menjawab, ¤Kami sedang sekarat , maka kita akan dibangkitkan. ‡ Musa berkata, ¤Terima Kitab Allah ini. ‡ Mereka menjawab, ¤Tidak. ‡ Jadi Allah mengutus seorang malaikat, lalu malaikat itu menarik ke atas bukit dan mengangkatnya ke atas mereka.
¬ Konteks narasi ini menunjukkan bahwa mereka menjadi sasaran taklif (paksaan) untuk mengamalkan kitab setelah mereka dihidupkan kembali.
¬Al- Mawardi meriwayatkan dua pendapat terkait masalah ini:
¬ Pertama, taklif (paksaan) tidak ada, mengingat mereka telah menyaksikan hal tersebut secara terbuka, sehingga mereka harus mempercayainya.
¬Kedua, mereka tunduk pada taqleed sehingga tidak ada yang berakal kecuali dibuntuti.
¬Al-Qurtubi mengatakan bahwa pendapat kedua ini benar, karena kesaksian mereka atas hal-hal yang menakjubkan bukan berarti menjatuhkan taqleed dari pundak mereka, mengingat Bani Israil memang telah menyaksikan banyak hal besar yang bertentangan dengan hukum alam. Namun, meski begitu, mereka tetap tunduk pada taqleed dalam kasus itu.
Pada biasanya hari Jumat tidak memiliki kegiatan, sambil menunggu datangnya waktu Jumat, saya lebih banyak dirumah membersihkan pekarangan rumah dan kadang menanami bunga dan menyirami yang sudah layu.
Sampai nya waktu Jumat saya bergegas berangkat ke mesjid Cunda,di sana saya shalat. Lepas shalat pun saya ke Panggoi tempat biasa melakukan pengajian.
Waktu asar tiba saya ke warung kopi Bandara, sambilan minum'kopi dengan teman teman.
Sebentar berbincang saya pulang ke rumah, sampai di rumah baru shalat ashar.
Selepas saya mengelilingi rumah melihat halaman rumah dan berikan pakan ayam.
Megrib pun tiba, inilah rentetan perjalanan hidup hari yang merupakan hari silaturahmi bagi kaum lelaki yang Muslim.
Waktu isya pun datang akhir dari sebuah hari yang menjadi diary game setiap hari.
Sahabat steemsea kegiatan merupakan sebuah pergerakan untuk menjadi nya penghasilan kebutuhan pokok rumah tangga, dengan gerak adalah tindakan yang membawa sebuah perubahan dalam hal apapun.