Menteri Keuangan Sri Mulyani baru saja kembali dari pertemuan Negara-Negara G20 di Argentina. Selepas kembalinya dia dari Argentina, Sri Mulyani pun langsung berbagi cerita.
Lewat Facebooknya Sri Mulyani Indrawati @smindrawati, dia pun berbagi pengalaman selama mengadakan pertemuan dengan para petinggi di G20. Berikut adalah "oleh-oleh" dari Sri Mulyani yang dia tuangkan dalam tulisan di laman media sosialnya tersebut.
Pada tanggal 19-20 Maret, saya bersama Gubernur Bank Indonesia Bapak Agus Martowardojo menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Buenos Aires -Argentina. Pertemuan ini membahas berbagai issue yang penting bagi pemulihan dan stabilitas ekonomi negara-negara anggota G20 dan perekonomian global.
Indonesia adalah anggota G20 yang merupakan kelompok 20 negara-negara dengan ukuran ekonomi terbesar dan memiliki pengaruh sistemik bagi ekonomi dunia.
Dalam pertemuan kali ini, dibahas mengenai :
- Prospek dan resiko utama yang dapat melemahkan ekonomi global.
Fokus perhatian dari banyak negara G20 adalah kecenderungan kebijakan ekonomi yang proteksionis dan berorientasi ke dalam, kekhawatiran munculnya perang dagang karena penerapan kebijakan tarif oleh Amerika Serikat.
Semua negara G20 diharapkan terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan terus menjaga kebijakan fiskal dan moneter yang supportive namun tetap sustainable, dan terus menjalankan reformasi yang penting untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing ekonomi.
Indonesia juga terus melakukan kebijakan ekonomi dan reformasi yang bertujuan untuk terus memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan lebih merata denganmemperbaiki kebijakan untuk meningkatkan invetasi dan ekspor dan menjaga daya beli masyarkat, serta fokus pada Invetasi sumber daya manusia.
- Topik kedua adalah mengenai pentingnya pembangunan infrastruktur.
Saat ini kebutuhan pembangunan infrastruktur seluruh dunia diperkirakan mencapai US$3.3 triliun pertahun hingga 2030. Argentina sebagai tuan rumah menitik beratkan pada peta jalan penyusunan infrastruktur sebagai asset class - agar dapat menarik pendanaan yang berasal dari swasta global terutama bagi negara berkembang.
Dibahas bagaimana melakukan standardisasi kontrak dan pembentukan data base dan informasi infrastruktur yang akurat dan kredibel, untuk membangun keyakinan investor swasta dalam ikut mendanai infrastruktur.
Topik ini juga sangat sesuai dengan prioritas Indonesia yang terus membangun infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan kita, dan bagaimana melakukannya secara berkelanjutan dengan menarik minat swasta dalam ikut membangun infrastruktur secara baik dan akuntabel.