Nilai-nilai budaya lokal tidak hanya menjadi warisan namun juga dapat memberikan kita banyak pelajaran dalam kehidupan. Dalam ranah Pengobatan tradisional nilai-nilai tersebut juga terdapat dalam serangkaian proses persalinan yang dilakukan oleh dukun beranak di Aceh. Nilai-nilai tersebut yang coba saya ceritakan dan gambarkan kembali dalam postingan kali ini agar terdokumentasikan dan menjadi bahan informasi bagi kita semua.
Kebudayaan dalam berbagai wujudnya merupakan jawaban manusia terhadap tantangan yang mareka hadapi dalam kehidupan kesehariannya, melalui kebudayaan yang paling sederhana hingga kebudayaan Modern, manusia merespon berbagai persoalan hidupnya dengan satu tujuan utama yaitu agar manusia tetap hidup dan dapat berkembang kearah yang lebih baik. Dalam konstek kesehatan ibu dan anak, wujud kebudayaan tersebut hadir pada masa kehamilan, hadir pada masa kehamilan, dalam bentuk praktik yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah persalinan. Dalam praktik tersebut hadir juga aturan-aturan, berupa anjuran dan pantangan yang harus dilakukan/dijalankan oleh ibu hamil baik selama masa kehamilann, persalinan dan sesudah masanya. Selain pihak keluarga, tokoh masyarakat juga berperan aktiv dalam dalam menentukan anjuran dan pantangan bagi ibu hamil. Anjuran dan pantangan tersebut biasanya hadir dalam ritual yang mengikut sertakan nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat setempat yang keseharian masyarakat. Salah satu tokoh masyarakat yang masih hadir (namun mulai redup) adalah pembantu persalinan non medis yang sering disebut dukun beranak/Ma`Blien.
Demikian untuk bagian I ini dan akan saya sambung lagi pada postingan selanjutnya.
PLEASE Follow, resteem, upvot dan coment.