Gramedia Cetak Ulang Lampuki

in busy •  6 years ago 

02.jpg

AHMADI, seorang berandalan kampung yang memiliki kumis teramat tebal, tiba-tiba muncul memimpin sebuah pasukan kecil melawan pemerintah. Si Kumis yang banyak lagak ini menghasut para penduduk supaya mengangkat senjata menyerang pasukan tentara yang datang dari pulau seberang. Meskipun dia selalu lolos dari kejaran orang-orang berseragam, kemalangan demi kemalangan justru kerap menimpanya. Para penduduk kerap menjadi korban sasaran amukan prajurit yang tidak mampu menangkap Ahmadi yang amat cerdik dan gesit melarikan diri ke hutan.

Kisah kian menarik dengan bumbu cinta terlarang antara Halimah, istri Ahmadi yang bertugas mengutip pajak perjuangan ke rumah-rumah penduduk, dengan Jibral si Rupawan, pemuda tanggung dan penakut yang menjadi pujaan hati gadis-gadis sekampung. Kampung yang sunyi di tengah cengkraman perang itu pun tak kunjung sepi dari ragam masalah sehari-hari; kesulitan hidup, ancaman, perkelahian, sampai percekcokan sesama penduduk.

Sejauh ini Lampuki adalah novel yang paling kuat dan paling mampu menggambarkan secara terperinci tentang perang, perilaku sosial, karakter masyarakat, budaya, dan nilai-nilai kemanusiaan; sebuah wajah daerah rawan yang tak mudah terlihat apalagi dipahami orang luar, tetapi di sini terpapar dengan amat rinci dan jelas. Kisah mengerikan tentang huru-hara pertempuran merenggut nyawa, justru diceritakan dengan gaya yang mengundang gelak-tawa.

Sebuah novel yang amat menyentuh dan mencerahkan berlatar Aceh pada masa penuh gejolak setelah keruntuhan Soeharto. Humor yang sangat tinggi dalam novel ini tidak menghilangkan simpati kepada orang-orang tak berdosa yang jatuh sebagai korban. Tidak tampak penggambaran hitam-putih sehingga pesan melesap begitu dalam dan tepat sasaran. Sungguh kisah yang unik, tajam, cerdas, dan amat jenaka.

02.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!