Apa kabar kaset VCD?
Masih ingatkah dulu Anda ketika usia remaja (ABG), di mana kala itu apapun yang hendak kita tonton sangat bergantungan pada pemutaran kaset Video Compact Disc (VCD) seperti lagu terpopuler maupun film yang sedang membooming saat itu. Di era tahun 1990-2000 memang sangat sulit untuk mendapat siaran langsung melalui televisi indonesia, karena belum begitu canggih alat teknologi seperti sekarang ini.
Untuk bisa mengenal kalangan artis indonesia baik sebagai penyanyi maupun aktor film tentu tidak mudah. Bedasarkan pengalaman saya, sejak tahun 1996 penjual kaset VCD berjejeran di berbagai daerah khususnya di Provinsi Aceh. Ada sebahagian pedagang juga membuka lapak jualan yang seadanya di setiap pusat kabupaten/kota di Aceh. Dulu saya sering membeli kaset CD itu di Kota Geudong, Kabupaten Aceh Utara, namun saya ditemani oleh kedua orang untuk membeli kaset kesukaan saya, karena saat itu usia saya masih dibawah umur (7) tahun.
Penyanyi group band favorit saya sejak dulu adalah Peterpan yang kini berubah nama menjadi "Noah", kaset inilah yang saya cari demi untuk menikmati syair lagu terpopuler itu yang bisa diputar pada Digital Versaitle Disc (DVD). Ketika zaman ABG selalu menunggu kaset-kaset dari band yang lagi naik daun saat itu mulai Band Dewa 19, Gigi, Ungu, Radja, Sheila on 7, Samsons
Slank, Zamrud, dan dalam jajaran penyanyi wanita mendiang Nike Ardilla, dan Alda Risma Elfariani dan sebagainya.
Ketika itu mereka adalah jaminan laris manis dalam penjualan kaset dalam hitungan jutaan kopi. Nike Ardilla adalah salah satu solois wanita yang albumnya selalu fantastis dalam angka penjualan album.
Seiring perkembangan zaman sehingga kemajuan teknologi juga berkembang pesat yang kemudian menggusur zaman musik menjadi digital. Kini sangat mudah untuk mendapatkan lagu kesukaan sesuai selera kita masing-masing, hanya bermodal smartphone (telepon genggam) bisa download menggunakan fasilitas internet dengan mudah dan cepat.
Saat ini kondisi penjualan album fisik di Indonesa tidak seperti era tahun 1990-an sampai awal 2000-an. Mereka harus bersaing dengan kemajuan digital bagaimana melariskan kaset-kaset yang dijual itu kepada para konsumen.
Selain itu, saat ini sudah jarang didapatkan berupa lagu dari kaset CD para artis indonesia. Pedagang hanya menyediakan kaset dari hasil produksi artis lokal (Aceh), baik sebagai penyanyi dan pemeran film yang dominan "komedian". Memang hal ini terbukti saat saya berbincang-bincang dengan salah seorang pedagang kaset VCD grosir (eceran) di Kota Geudong, Aceh Utara, dirinya membenarkan bahwa kini sudah sangat sulit untuk dipasarkan kaset itu dikalangan masyarakat. Peminat bisa dipastikan sudah agak berkurang bila dibandingkan beberapa tahun silam, namun pembeli tetap ada tapi secara persentase jauh lebih menurun.
Sekarang para pedagang kaset VCD terpaksa harus memasarkan produk lokal (Aceh), karena masyarakat sangat menyukai film terbaru "komedian" yang diperankan oleh artis lokal, salah satu di antaranya adalah film "Eumpang Breuh" yang diperan Haji Uma, Jhoni, Mando, Yusniar dan lainnya. Bahkan setiap film keluaran baru mereka laris terjual dan menguntungkan pedagang, begitu pula dengan lagu Aceh terbaru lainnya juga mengalami hal yang sama.
Kaset dijual dengan harga bervariasi mulai Rp.15 ribu hingga Rp.25 ribu dan tergantung kualitasnya. Walaupun pembelinya sepi, tapi mereka tetap bertahan dengan cara mengoleksi kaset-kaset produk lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar khususnya di kawasan Aceh Utara.
Untuk bisa kembali jaya seperti pada masa silam, tentu sulit sekali. Karena gaya hidup masyarakat sekarang pada umumnya sudah mulai berubah dari segala lini, khususnya dalam hal menggunakan alat teknologi berbagai macam model yang terdapat pada setiap orang. Maka kebutuhan mereka pun mudah tersalurkan sesuai hasrat masing-masing, apalagi mengenai musik yang cukup instan hanya menyambung dengan jaringan internet sehingga lagu dan film apa saja secara cepat bisa didapatkan.
Persaingan pasar di era digital memang tidak bisa dipungkiri. Walau demikian, kita berharap para pedagang kaset itu tetap semangat dalam melancarkan usahanya ditengah kemajuan teknologi yang begitu pesat, tentunya kita mengapresiasi kepada mereka yang telah memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah dalam dunia hiburan sejak zaman dulu hingga sekarang.
Terima kasih..