Varanasi, I'm coming

in busy •  7 years ago 

IMG_20171021_160737.jpg

Kalau kata temen Hindu, belum ke India jika belum sampai di Varanasi. Benar saja, sejak siang hingga malam hari, kota ini benar² dipadati oleh para penziarah Hindu. Apalagi menjelang terbenam matahari, sungguh sesak jalanan menuju Sungai Gangga. Becak mesin dan becak dayung berlomba memecah keheningan malam dengan klakson nyaring mereka, ditambah lagi dengan nyanyian India ala ala ritual. Mungkin tepatnya itu do'a kali yaa.

Kalau kata tetangga, kok ke Sungai Gangga sih.. itu kan tempaaaat....
Yap benar Sungai Gangga memang tempat ritual umat Hindu. Bisa dilihat disepanjang sungai, umat² hindu sibuk dengan berbagai ritual. Ada yang mandi, ada yang cuci muka aja, ada yang alirkan daun berisi bunga dan lilin, ada yang alirkan kelapa, dan ada yang alirkan abu orang² yang mereka cintai pastinya.. iya, seperti yang kita lihat di pilem-pilem lah.

Lah.. lalu kamu yang muslim ngapain ke tempat itu? Nah kan, nah kan.. ini udah kayak Mr.X ngomongin bendera Y yang ada di Museum Turki, tapi belum pernah sekalipun kesana. Wkwk

Baiklah, dengerin dulu aku bercerita 😁 di Varanasi itu ada apa aja n bisa ngapain aja sih? Selain beritual bagi umat Hindu.

Saat matahari mulai naik kami sampai di stasiun kereta Varanasi. Seperti biasa, saat sampai di stasiun atau bandara, yang kami lakukan pertama adalah keluar atau menghindari kerumunan, termasuk kerumunan para supir. Meski setelahnya, kami tetap memilih taxi atau tuk-tuk juga. Tapi paling tidak, harga yang kami dapat lebih bagus tentunya. Hihi ini ceritanya masih jalan-jalan hemat yak, masih dalam series trip ala backpacker wkwk.

Setelah keluar dari stasiun, lalu menyebrang jalan besar yang super padat, berdebu dan panas. Pemandangan indah pertama yang kami temukan adalah banyaknya wanita² bercadar dan laki² berpeci dan berjengot tebal disini. Senyum kami mekar ditengah terik matahari, alhamdulillah kita ga bakal lapar disini. Bakal mudah nyari makanan halal deh, sambil tetap ngunyah pisang buat ngeganjel dulu sebelum ketemu nasi.

Kami lanjut jalan kaki, masuk gang keluar gang hingga sampai di tempat yang suami rasa cukup strategis. Lalu, memanggil tukang becak dayung. Tanpa menawar, dia ngasih harga rendah. Harganya beda jauh kalau naik becaknya di depan stasiun. Sampai di tempat tujuan para wisatawan, kami diturunkan di depan batas daerah yang bisa masuk kendaraan. Ini tandanya sungai Gangga sudah sangat dekat. Suami membayar upah tukang becak dengan menambahkan beberapa lembar Rupee. Kasian dianya, ga tegaan sama orang tua.

Memasuki kawasan ini, mata mulai berbinar. Kiri kanan banyak pajangan pakaian dan perhiasan. Sejak di Bihar, Pallavi dan ibu² pemakai Sari sudah berpesan jika ingin membeli sari yang bagus tempatnya ada di Varanasi. Sebelum​ melancarkan aksi, kita charge tenaga dulu dengan nasi briyani dan chicken tadoori. Kami sampai di area halal food ini, setelah dikirim melalui becak dayung oleh saudara Muslim yang berjumpa dijalan.

Setelah makan, kita sembahyang dan mempercantik diri di mesjid terdekat. Lalu, cus meluncur keluar masuk gang, pilah pilih, tawar menawar pakaian 😂😂 Ternyata setelah diamati, yang dagang pakaian di jalan utama menuju Sungai Gangga adalah umumnya para saudara Muslim.
Puas berbelanja, baru deh santai di pinggir Sungai Gangga dan juga menyewa boat untuk keliling sungai. Sebelum berkeliling, suami menghilang sejenak. Kemana lagi kalau bukan nyamperin bangunan² tua dipinggir sungai gangga yang sedari tadi memanggil dirinya.

IMG_20171021_164540.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.