Narkoba Dan Generasi Muda Aceh

in busy •  7 years ago 

polda-aceh-buru-sindikat-pengedar-900-kg-sabu-9z6pMEH4g5.jpg

Dahulu sebelum adanya sabu-sabu, Aceh menjadi produsen ganja terbesar di Indonesia dan diperkirakan berkualitas terbaik di dunia. Bisnis narkoba di Aceh hampir dipastikan menjadi bisnis dari generasi ke generasi. Setelah sabu-sabu menjadi trending, generasi muda Aceh menyambut baik dengan menjadi aktor pemain. Sebagian peralih profesi dari bandar ganja menjadi bandar sabu-sabu, sebagian lagi pemain baru. Beberapa waktu lalu berita tentang penangkapan bandar narkoba didominasi oleh warga Aceh. Diperkirakan dalam dua tahun terakhir hampir setengah ton sabu-sabu berhasil ditangkap oleh penegak hukum baik dari kepolisian maupun petugas Badan Narkotika Nasional (BNN).

Kemahiran pemuda Aceh dalam hal narkoba tidak diragukan lagi, bukan saja menjadi pemasok, pengedar bahkan sudah sampai ke tingkat produksi. Seperti yang terjadi di Paloh Lada tahun 2016 lalu. Bak seorang ahli kimia, peracik sabu-sabu mengekstrak obat sesak nafas menjadi narkotika kelas I, kejeniusannya patut diacungi jempol. Terakhir BNN menggerebek pabrik tersebut dan menyatakan pabrik sabu-sabu dikendalikan oleh seorang napi dari Lapas Lhokseumawe.

f791ce08-3d2b-4042-8a5f-ee647015dae6.jpg

Sindikat narkoba antar negara juga banyak dikendalikan oleh pemuda Aceh. Seringnya penangkapan dalam jumlah besar di perairan maupun di daratan Aceh patut dipertanyakan motif apakah gerangan. Para pemasok menggunakan jalur laut sebagai rute alternatif dikarenakan lebih aman dari pantauan petugas.

Watak pemuda Aceh pada dasarnya seorang pemberani. Tetapi dikarenakan negeri ini tidak membangun karakter dan skill generasi muda alhasil mereka ini mencoba uji nyali di sektor narkoba. Bukannya mereka tidak tahu resiko yang akan ditanggung. Mereka lebih mengerti pengaruh narkoba terhadap generasi muda dan sangat hati-hati dalam bermain akan tetapi bila memang hari naas dalam kondisi bagaimanapun tetap celaka. Sebagian karakter pemuda Aceh juga tidak menyukai kerja keras banting tulang tetapi tidak sepadan dengan hasil yang didapatkan. Masuk ke dalam jaringan narkoba menjadi solusi untuk cepat makmur secara ekonomi. Faktor ekonomi selalu menjadi alasan klasik dari setiap perbuatan yang bertentangan dengan hukum.

images.jpg

Sekarang kita perhatikan para pengguna, yang juga generasi muda Aceh. Kehidupan para pemakai sangat bertolak belakang dari sang bandar. Walaupun dari keluarga kaya sekalipun seseorang yang telah terpapar dengan sabu-sabu hidupnya laksana di dunia kegelapan. Masa depan suram, perilaku hari-hari sangat mencemaskan. Apalagi para pengguna dari golongan keluarga miskin, untuk memenuhi kebutuhan akan narkoba maka kebanyakan berprofesi ganda, antara pecandu dan pencuri. Pecandu dari keluarga kaya menyelamatkan anggota keluarganya ke panti rehabilitasi sementara dari keluarga miskin kalau bukan penjara kemungkinan menjadi gila. Hampir setiap desa di Aceh ada fenomena ini tetapi kebanyakan masyarakat bersikap apatis dan acuh tak acuh. Yang dirasakan hanya keresahan berharap rumahnya tidak dimaling oleh para pecandu.
Kasihan sekali generasi muda Aceh.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Sangat di sayangkan melihat pemuda aceh saat ini, sudah mengenal dengan narkoba jenis sabu, malahan banyak yang berusia muda harus mendekam di jeruji besi selama 5 tahun bahkan lebih gara-gara kecanduan sama sabu-sabu.

Semoga kita mampu menjaga keluarga kita dari pengaruh narkoba, hanya dengan benteng Agama yang kokoh kita dapat menangkal pengaruh buruk narkoba kepada generasi muda kita.

Narkoba musuh bersama, karena dapat menghancurkan regenerasi bangsa. Waspai dan jangan dicoba-coba.