mesjid Tertua di Padangpanjang
Zulfikar
Padangpanjang
Terlalu Rindu, Beribu Cerita
Kota masih gelap
Sawah dan kebun berselimut kabut
sebatas kaki
Ayam jantan berkokok patah-patah
Kaku
Tidak lantang, parau bergemetaran
gigil
Belum terdengar hempasan daun
jendela pada dinding rumah gadang
masih lelap menyambung mimpi
Matahari membias dari balik merapi
Menjulang gagah, tengadah
wajah kota, dibawahnya menghijau kilau
begitu subur tanah leluhur
berharap kawah tak bersembur larva
binasa harapan
Bertahun-tahun jelajahi ini kota
Beribu cerita tersimpan di dada
kaki singgalang gemericik air
Bergenang lubuknya bening
Sebening mata kucing
Debur lembah anai tempias
Menebar ke hutan-hutan terlindung
Satwa-satwa
Membiru cinta di telaganya
Bersujud di mesjid Asasi Nagari Gunung
Sebagai saksi penyerahan diri
Jorong Sigando merawat zikir
Menjaga tasbih
Diniyah putri, Thawalib, kampus seni, semakin panjang dan
Menjulang namanya
Terlalu rindu kepada elok
mungil ini kota, kenangan tak
Selesai cerita
Hampir habis kata ketika bicara
Banda Aceh, 28 September 2017
Tiang Tengah Mesjid Asasi
Padangpanjang, 3 Mei 2018
Rindu tumbuh dalam pikir dan dadaku
Teringat kau sepenuh pukau
Tepikan pilu
Padang panjang rinduku kian panjang dan bidang
Menatapmu aku tak bisa berpaling
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit