Tak Ada yang Seperti Karnaval

in carnival •  7 years ago  (edited)

Dari seluruh rangkaian 17-an (momentum kemerdekaan Indonesia 17 Agustus ), yang paling punya kesan mendalam selain upacara bendera adalah karnaval. Secara historis, karnaval berkembang pertama kali di Eropa pada abad pertengahan, menggabungkan beberapa elemen parade publik dan pesta di jalanan. Awalnya dilaksanakan setelah momen perayaan agama.

IMG-20170821-WA0039.jpg

Sejak abad 18, karnaval mulai populer di negara-negara Amerika Tengah, lautan Karibia, dan Amerika Latin. Karnaval yang berkembang di wilayah itu diperkenalkan oleh negara penjajah mereka seperti Perancis, Spanyol, dan Portugis. Salah satu karnaval yang paling panjang sejarahnya di dunia ada di Trinidad and Tobago. Adapun yang paling terkenal, terbesar, dan termahal ialah Rio De Janeiro Carnival Festival, Brazil.

()
Source:

Rio Carnival berlangsung selama lima hari dan dilakukan 40 hari sebelum perayaan paskah. Karnaval ini selalu diisi paket parade pakaian hias, marching band, tarian Samba, penari seksi dengan lukisan tubuh (body painting) dan ornamen-ornamen raksasa. Salah satu bintang karnaval Rio adalah Juju Salemani, peragawati dan olahragawan.

Juju Salimeni.jpg
Source:

Penampilan Juju Salimeni dalam setiap pementasan Rio Carnival memang cukup memberikan getar auratik. Tarian Samba yang dilakukan dengan beat dan permainan perkusi para musisi memang menjadi salah satu bumbu karnaval ini. Tarian dan lenggangan di tengah panggung jalan yang hingga 3 mil jauhnya. Meskipun selalu muncul para ratu pentas yang tak kalah seksi dan artistik tariannya seperti Clara Paixão, Bianca Monteiro, atau Charlene Costa, Juju tetap menjadi magnit pemberitaan selama beberapa edisi oleh para penggemarnya.

Juju Salimeni on Rio Carnival.jpg
Source:

Di Indonesia, juga terdapat sebuah karnaval yang mulai terkenal di dalam kalender dunia, yaitu Jember Fashion Carnaval (JFC). Karnaval ini awalnya diinisasi oleh desainer, Dynan Fariz, di kota Santri Jember. Awalnya terdapat penolakan terutama oleh tokoh agama. Namun, karena tujuan karnaval ini untuk mempromosikan industri fashion lokal, pariwisata, dan seni kriya (arts and crafts) Jember dan Jawa Timur, akhirnya diterima jua. Antusiasme publik begitu membahana. Karnaval itu dipersiapkan secara swadaya oleh masyarakat sekaligus menjadikan diri mereka sebagai artis jalanan tanpa bayaran.

JFC.jpg
Source:

Kini momen tahunan itu “disambar” oleh Kementerian Pariwisata untuk dimasukkan dalam agenda turisme nasional. Tahun ini Presiden Jokowi ikut memberikan sambutan pada pembukaan JFC. Salah satu pidatonya yang cukup saya ingat ketika menyebutkan bahwa Indonesia terdiri dari 714 suku. Harus dipertahankan agar tidak menjadi gemintang prahara konflik.

Berbicara tentang karnaval, esensinya sebenarnya bukan erotika, melainkan sebuah aksi panggung jalanan dengan parade kolosal dan meriah. Ratusan peserta karnaval adalah seniman pertunjukan dan visual. Aksi karnaval harus terlihat rapi, ritmis, dan harmonis agar bisa membius penonton. Mereka tidak bisa asal berjalan dan tidak menunjukkan keterampilan seni, akrobatik, kinestetik, dan dramaturgik. Penampilan yang berkesan akan memberikan vitamin visual-audial bagi penonton untuk menghargai kesenian dan kebudayaan yang mereka miliki.

Saya sendiri memiliki ingatan tentang karnaval yang terjadi puluhan tahun lalu. Sejak sekolah dasar saya terbiasa menonton karnaval pasca17-an. Setiap akhir pekan setelah 17 Agustus, kami pergi menyemut di jalan sekitar Peunayong, Banda Aceh, karena jalan itu dijadikan laluan parade karnaval. Salah satu yang membekas ialah penampilan tante saya, Cut Yohanna, yang menjadi ratu mayoret. Dengan tubuhnya yang tinggi dan sintal, ia terlihat anggun memainkan tongkat mayoretnya, mengibaskan ke kiri-kanan, memutarnya secara diagonal, dan melemparkannya ke langit. Saat sekarang saya hampir tidak melihat lagi keterampilan mayoret seperti itu.

Saya sendiri pernah ikut serta sebagai pemain peran dalam karnaval edisi 2015 di Banda Aceh. Saat itu saya berperan sebagai Jenghis Khan dan ikut dalam defile komunitas Hakka-Lakpesdam NU Aceh. Tema yang diusung ketika itu adalah Indonesia harmoni dalam keberagaman. Itulah karnaval terakhir yang dilakukan di sore hari sebelum akhirnya sejak 2016 dilaksanakan di pagi hingga siang hari.

Dosen Unimal Ikut Karnaval.jpg
Source:

Tahun ini karnaval dilaksanakan Sabtu, 19 Agustus 2017. Kami sekeluarga menonton penampilan para seniman cilik kota Lhokseumawe, yang berasal dari komunitas sekolah TK hingga SMA. Sayang sekali persiapan maksimal peserta tidak diikuti “manajemen panggung” yang tepat oleh panitia, sehingga banyak penonton tidak cukup bisa menikmati penampilan peserta karnaval. Akhirnya banyak penonton menyerah dan istirahat di Islamic Centre, Lhokseumawe. Para penonton terlalu bersemangat menyerbu jalanan sehingga penampilan para peserta juga tidak leluasa melakukan performing art.

IMG-20170821-WA0038.jpg

IMG-20170821-WA0040.jpg

Jadwal pentas yang mundur juga mengakibatkan peserta tepar terpapar matahari siang. Padahal para peserta dengan pelbagai kostum peran putri bunga, ratu peri, gadis burqah, pemuda Papua, ustadz, dll sudah siap dengan senyum mengembang. Kegiatan ini pun seharusnya menjadi ajang rekreasi keluarga dan hiburan tahunan yang hebat. Sayang mereka harus cemberut menahan panas, haus, dan letih menunggu urutan pentas.

IMG-20170821-WA0037.jpg

IMG-20170821-WA0042.jpg


IMG-20170812-WA0020.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

saya suka baca artikel ini

Thanks Agam

JFC pada awalnya hanyalah carnaval tingkat kecamatan seperti juga carvanal yang berlangsung di daerah kita pada HUT RI beberapa hari yang lalu. Namun kegigihan Dynan Fariz membawa JFC hampir setaraf carnaval di Rio. JFC dikelola dengan baik, menjadi ajang untuk menampilkan kreatifitas anak muda Jember di bidang seni desain, modelling dan musik. Para peserta (talent) dilatih secara profesional sehingga pada saat tampil kita tidak melihat wajah-wajah merengut apalagi sampai pingsan saat penampilan di runway yang terik sepanjang 3,6 km dengan memakai outfit yang berat dan highheel

Good comments.... Thanks @rayfa

This is exactly what I needed.

Keberagaman dalam karnaval itu yang saya lihat, dari karnaval kita bisa belajar bahwa kita itu bukan sendiri, kita bukan hidup dgn budaya kita sendiri, tapi ada budaya-budaya lain yang ada di sekeliling kita.

Namun kita harus ingat, dimana bumi di pihak, di situ langit di junjung.

Saleum

@iskandarpcc

Ya @iskandarpcc, yang harus kita lakukan adalah memghadirkan karnaval dalam kuktur kita sebagai wujud penghargaan atas keberagaman. Dari situ kita semakin mencintai daerah kita dan masyarakat kita

Sangat sepakat

You'll have to wait your turn, sir.

Hanya satu kata; @teukukemalfasya memang mirip Jengis Khan!

Eh, itu sudah lebih dari satu kata, ya

Hahahaha... Itu berita terpopuler tahun 2015