Lalu, Kita Menulis

in cermin •  7 years ago 

Mari kita rayakan, satu hari yang orang mengerti sebagai puisi. Ketika mataku terbuka, melakukan peristiwa biasa, kemudian jalan-jalan ke pasar.

Kupikir, dalam keramaian itu kita bisa menyipakan amunisi yang menggelegar. Mencari daya untuk menelurkan pola pikir yang kadang semakin miskin.

Mari, kita keluarkan. Kita bagikan apa saja. Meski pun kesepian yang siap dibakar. Keheningan yang meninabobokkan jantung. Pada gelap dadamu, atau keterangan yang dirasa lancang. Selamat berjaya di atas karamnya lautan tangisku, sewaktu menulis patah hati, di sentuhan ibu-ibu yang menahan rindu pada anak yang jatuh di pelukan kota orang, atau pejabat yang pura-pura sekarat ketika terjerat korupsi.

Mari, kita menulis apa saja. Atau barangkali aku menuliskanmu, dengan tali-tali yang sudah kupilih jauh hari. Juga kupersiapkan liang untuk memakamkanmu. Biar semesta tahu, di hari orang menghormati puisi aku sedang meributkanmu; bagaimana pembunuhan paling elegan untukmu?

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations @rissiyah! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

New japanese speaking community Steem Meetup badge
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!