Kalau Macua sampai hati, bunuhlah Ananda dengan belati. Bulan syawal hidup sehari. Anak Tuan Kadi akan diperistri. Siapa yang sanggup makan hati berulam jantung?” desak Faisal frustrasi sebab belum jua berhasil membujuk Macua.
Lekat-lekat ditatap Macua putranya. Bagai atang—tungku tanah—telah lama tak disentuh api; wajah rupawan bersalin jelaga kepedihan penuh debu putus asa. Sebagai ibu tentu saja tak tega. Terangguk jua kepala Macua akhirnya.
Cerpen Miranda Seftiana (Kompas, 08 April 2018)
Untuk membaca cerita selengkapnya : Tungku Perkawinan