publik dibuat heboh dengan tangkapan layar atau screenshot penampakan mata uang virtual China. Bocornya tangkapan layar tersebut diyakini sebagai pertanda pengembangan Yuan digital sudah semakin matang dan tak lama lagi bakal siap diluncurkan secara resmi.
Mengutip South China Morning Post (SCMP), Kamis (16/4/2020) diketahui bahwa tangkapan layar mata uang virtual China itu didapat dari uji aplikasi seluler yang dikembangkan oleh salah satu bank terbesar milik China yakni Agricultural Bank of China. Meski demikian, belum ada kabar resmi tentang kapan Yuan digital itu siap diluncurkan.
Merespons bocornya gambar Yuan digital ke publik, Lembaga Penelitian Mata Uang Digital, People's Bank of China (PBOC) selaku pengawas pengembangan proyek ini justru enggan mengomentari tangkapan layar uang digital China tersebut. Pasalnya, hanya mereka yang tau bagaimana bentuk asli mata uang digital tersebut dan hanya mereka pula yang berhak meluncurkan versi akhirnya.
Untuk diketahui, China merupakan negara dengan ekonomi besar pertama yang mengeksplorasi peluncuran mata uang digitalnya sendiri, yang akan dikontrol ketat oleh PBOC. Mulai dari sistem desentralisasi yang mendasari cryptocurrency seperti bitcoin dan tidak memerlukan administrasi dari otoritas pusat.
Di sisi lain, ada yang beranggapan bahwa tangkapan layar Yuan digital ini menunjukkan juga bagaimana virus corona mengubah strategi ekonomi Beijing. Sebab, ada selama diserang COVID-19, masyarakat di sana khawatir dengan kemungkinan penyebaran virus lewat uang kertas maupun koin.
Meski suatu saat nanti dunia akan berubah menggunakan uang virtual seperti yang sedang dikembangkan China, nilai dari alat tukar tersebut tidak akan berubah sama sekali. Sekaligus penampakan fisiknya pun tidak akan berbeda jauh dari uang kertas yang beredar saat ini.
"Menurut saya uang digital yang di China itu adalah konversi bentuk uang Yuan yang ada saat ini ke digital. Dan nilai nya tetap dikontrol oleh Bank Sentral China. Jadi fungsi nya untuk memudahkan proses transaksi digital yang sedang booming," ujar Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada detikcom, Jumat (17/4/2020).
Namun, efek dari munculnya penampakan Yuan digital baru-baru ini diyakini akan memicu negara lain untuk mengembangkan model alat tukar yang serupa itu.
"Masing-masing negara mungkin akan mengeluarkan uang digital masing-masing, karena menyangkut kedaulatan dan kontrol arus uang," sambungnya.
Ia meyakini setiap negara punya kemampuan yang sama dalam mengembangkan mata uang digitalnya masing-masing termasuk untuk negara berkembang seperti Indonesia.
"Sudah banyak orang yang menguasai teknologi Blockchain termasuk di Indonesia. Jadi digital currency bisa dikembangkan di negara-negara berkembang," pungkasnya.