Memperkenalkan Kopi Bambu (Kopi Pesisir Pantai) dari Kebumen - by @permanayogi

in coffee •  7 years ago  (edited)
Foto dibawah ini saya ambil ketika sedang melakukan perjalanan ke Semarang. Saat itu saya dan kawan saya diundang dalam sebuah seminar mengenai kopi. Dari Kebumen sekitar pukul 1 pagi, sampai di Semarang sekitar jam 6 pagi, kemudian kami menunggu jemputan di Tugu Muda Semarang.

Nah karena saya orangnya gampang bosan, untuk mengatasinya, saya kemudian mengeluarkan kamera. Dan kemudian melihat-lihat sekeliling tugu muda semarang. Kata orang sih street photography tapi kalau saya human interest saja.

Melihat dengan seksama sekiranya ada moment yang tepat dan menarik, langsung deh saya foto. Momen pertama adalah foto yang ada dibawah ini, dimana terlihat seorang bapak-bapak yang ingin menyeberang jalan di lampu lalin Tugu muda.

Mau menyeberang saja, mesti menunggu lama, karena kendaraan tidak pernah putus-putus, ada saja yang lewat dan itu keroyokan. Ya iya lah, wong namanya juga lampu merah, masa kendaraan baris satu-satu kaya bebek. hehe

Cukup butuh waktu yang lama, beliau bisa menyebrang, menunggu hampir 20 menitan lebih. Kalau mau menyalahkan, bisa saja bapak tersebut disalahkan, karena menyebrang melalui tengah-tengah, coba kalau memutar melalui trotoar bisa aman. Cuma waktunya juga akan sama saja sih. Tapi ya itu manusiawi sih ya, kalau nyebrang dari pada muter mending terabas aja.

Setelah bapak tersebut menyebrang, mata saya kembali menajam, Berkedipnya pun berkurang, karena lebih lamaan menatap sekeliling. Clingak-clinguk ke kanan dan ke kiri.

Tatapan mata saya kemudian berhenti, arah pandang menuju ke tengah. Ada apa di tengah-tengah?

Ada seorang penjual koran yang ternyata seorang ibu-ibu. Memakai rompi biru, dan bertopi untuk melindungi kepalanya dari sengatan sang surya. Dari pagi, Si ibu sudah stand by di jalanan Semarang, menawarkan koran-koran yang beliau ambil dari agen koran. Dari satu mobil ke mobil yang lain ketika lampu merah menyala. Dengan cekatannya beliau menawarkan dan berpindah dari banyak mobil.

Sering beliau mengalami penolakan, tapi selama pengamatan saya, beliau tidak menyerah. Karena saya yakin dari banyak penawaran yang beliau lakukan, pasti akan ada yang menjadi konsumennya, membeli koran. Dan itu benar, selang beberapa menit, sebuah truk lewat dan membeli koran dari Ibu tersebut.

Sebuah kebahagian pastinya, ketika ada konsumen yang membeli barang kita. Begitu juga yang ibu penjual koran tersebut rasakan. Menyaksikan momen-momen yang demikian paling saya suka dan cari.

Sejenak si Ibu itu pun istirahat, ketika nyala lampu lalu lintas sudah berwarna hijau. Beliau duduk diatas pagar pembatas yang terbuat dari besi, dengan kaki diangkat satu. Mungkin sambil menghembuskan nafas, dan membayangkan anak-anaknya di rumah atau mungkin yang sedang sekolah atau mungkin yang lain, hanya menerka saja. Kita semua tau, bagaimana bekerja kerasnya seorang ibu untuk anak-anaknya.

Tidak berapa lama kemudian datanglah mobil L300 menjemput saya dan kawan saya yang sepertinya sudah mirip gelandangan dipinggir jalan. Kamipun naik, dan menikmati perjalanan dari Semarang menuju kota Demak. Jalanan yang panjang, gersang, rasanya begitu panas dan gerah bersamaan dengan langit yang begitu pede memancarkan kecerahannya, seakan tidak peduli bahwa mendung telah mengintai.

Sekitar 45 menit perjalanan, sampai juga di Hotel tempat kami akan mengikuti seminar tentang Kopi. Mungkin timbul pertanyaan, "kenapa kopi?". Tau kan, sejak film filosophy kopi yang diperankan oleh saudara kembar saya Chicco Jerikho dan Rio Dewanto menjadi Ben dan Jody.

Sejak saat itu industri kopi begitu naik pesat. Warung-warung kopi semakin bertebaran. Tidak hanya di kota besar saja, namun juga menyebar di kota-kota kecil, termasuk kota saya, Kebumen.

Saya beserta kawan saya, datang dan bermaksud ingin memperkenalkan kopi bambu dari Kebumen. Seperti apa Kopi Bambu tersebut? terus baca yaa..

Waktu menunjukan pukul 09.00 WIB, acara seminar segera berlangsung. Saya dan kawan sayapun segera registrasi. Mulai pemaparan dan perbincangan peluang wirausaha di bidang kopi. Entah itu kebun kopi, pengolahan kopi maupun warung kopi. Acara tersebut juga diselipi presentasi dari Bank, sebagai pihak sponsor, yang menyediakan pinjaman modal usaha dengan bunga yang kecil. Akh, itu sudah biasa, saya tidak tertarik.:-D

Kami mendapat kesempatan untuk menjelaskan tentang kopi unik dari Kebumen, yakni Kopi Bambu. Kopinya pun unik, kita tau jika kopi ditanamnya di dataran tinggi, tapi Kopi Bambu di tanamnya di dataran rendah, tepatnya pesisir pantai selatan. Itu yang membuat orang penasaran, selain dari cara penyajiannya juga.

Itu merupakan foto kawan saya yang sedang melakukan presentasi, dengan kopi bambunya. Tugas saya, jelas jadi moderator dan dokumentasi. Hehehe.. namanya juga hobby fotografi, kalau saya hobbynya ngomong ya jadi motivator, ya nggak? hahaha...

Ekh, itu foto apaan, malah saya gagal fokus. Haha... Itu seorang gadis dari Kudus, yang ternyata juga tertarik dalam dunia perkopian, dia seorang mahasiswa juga tapi saya lupa dari universitas mana. Dia peserta termuda, kemudian baru saya. Hehe

Cukup menarik juga, gadis berjilbab namun begitu tertarik dengan bisnis kopi.

Ternyata para peserta begitu antusias dengan kopi bambu tersebut, mereka penasaran, kopi bambu itu bagaimana? rasanya kaya gimana? dan kok bisa tumbuh di dataran rendah?

Salah satunya, pada foto diatas, seorang bapak bersemangat menggiling biji kopi. Terlihat sekali beliau menggilingnya penuh dengan rasa bahagia. Kopi yang beliau giling merupakan kopi yang kami bawa dari Kebumen.

Nah, kalau ini sedang apa ya namanya? memeras ya, agar ampasnya tersaring. jadi yang nanti diminum tinggal air kopinya saja. Dan nantinya akan dibandingkan dengan bambu, alat penyaring sederhana yang dibuat oleh kawan saya tersebut.

Lihat, betapa antusiasnya para peserta. Ingin tau langsung saat kopi dituangi air panas. Mereka juga memperhatikan gimana cara kawan saya menuangkan air panasnya, kemudian gimana cara mengaduknya. Juga hasilnya akan seperti apa, karena pastinya mereka juga ingin mencicipinya.

Ini merupakan salah satu proses penuangannya, setelah creamer dikocok sampai kentel, kemudian dituangkan dalam sebuah gelas. Melihat para peserta, seperti sudah tidak sabar untuk segera mencobanya.

Setelah selesai proses pembuatan kopi, langsung deh para peserta mencicipinya. Bagi mereka yang belum pernah minum kopi yang murni akan mengatakan pahit banget. Serta ada pula yang takut dengan asam lambung, karena sepengetahuannya kopi malah menyebabkan asam lambung naik.

Padahal kalau itu kopi murni, malah aman, begitu kata kawan saya, yang sudah malang melintang dalam dunia perkopian. Katanya juga, kopi murni itu malah baik, serta tidak menimbulkan bau saat buang air kecil. Beda dengan kopi sachetan, kalau diminum, pas buang air kecil, akan tercium bau kopi. Hampir semua peserta mencoba kopi bambu. Nah apa sih kopi bambu itu? simak gambar dibawah ini.

Kopi Bambu maksudnya, Kopinya sih biasa, cuma bedanya mungkin letak penanamannya. Kalau kawan saya di dataran rendah, sehingga punya cita rasa tersendiri, apalagi jarak tanamnya kurang lebih 15 km dari Pantai.

Kemudian Bambunya, hanya sebagai alat penyaringnya sehingga terkesan lebih sederhana, lebih tradisional, dan lebih natural. Dari segi rasa, enak, saya yang tadinya minum kopinya yang kopi sachetan itu, sekarang konsumsinya kopi murni. Malah beberapa kali temen saya di Kalimantan juga memberikan kopi khas sana.

Meskipun saya bukan penikmat Kopi Murni, tapi saya merasakan bedanya antara minum kopi murni dengan minum kopi sachetan. Bagi yang baru pertama kali minum pasti akan bilang pahit banget. Tapi kalau sudah beberapa kali minum, baru terasa nikmatnya, apalagi yang belum dikasih gula. Hmmm, pahitnya itu lho, tapi jangan dibandingkan dengan pahitnya melihat mantan dengan orang lain yaa, hahaha....

Dan diakhir acara, kamipun menyempatkan untuk foto bersama, sebagai kenang-kenangan jika kami semua pernah bersua, tertawa riang bersama.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

World of Photography
>Visit the website<

You have earned 6.50 XP for sharing your photo!

Daily Stats
Daily photos: 2/2
Daily comments: 0/5
Multiplier: 1.30
Block time: 2018-06-01T08:59:51
Account Level: 0
Total XP: 58.50/100.00
Total Photos: 9
Total comments: 0
Total contest wins: 0
When you reach level 1 you will start receiving up to two daily upvotes

Follow: @photocontests
Join the Discord channel: click!
Play and win SBD: @fairlotto
Daily Steem Statistics: @dailysteemreport
Learn how to program Steem-Python applications: @steempytutorials
Developed and sponsored by: @juliank

film filosophy kopi yang diperankan oleh saudara kembar saya Chicco Jerikho dan Rio Dewanto menjadi Ben dan Jody. Wekkkkk .. aja keduwuren gole ngayal.. mbok kesampluk bokong otong abung yog.. btw good writing keep up good work vrohh..

rika salah ngombe kopi kayane dadi ngomong ra genah duuuh jiaan

Sepertinya memang begitu salah minum kopi sianida haha

Si Anida emang gitu Mba,,suka salah minum kopi. Dikira kopi ternyata jamu paitan. Hahaha

Grrrrrrrr....

Adem yo kang...

naah ituuuh, suka nyobain hal baru si

Buahahahahakkkk...karena hal yang baru adalah bukan hal yang lama..

Huahahahahahaha...... jangan ngiri lah Kang, hahaha

G usah bertengkar... Silahkan minum kopi jessica atau kopi mirna.

Kopi jessica/ mirna udah diminta pak polisi

Kasihan mirna :'( ... Jangan diomongin lagi mirna sudah tenang disana

Hi @permanayogi hari ini benar2 hari baik kamu. Reputasi kamu naik melesat di angka 46 padahal semalam 40.
Selamat, sepertinya kehidupan kamu bakal lebih baik di steemit. Keren..

Terima kasih mba,, iyaa tadi habis sahur ngelihat jg kaget. Alhamdulillah..

Saya harap kamu sekedar kaget bukan pingsan haha

tadinya mau Fingsan,,tapi gelihat lantainya kotor, nggak jadi pingsan..hahaha

Mode pingsan yang patut ditiru
"pingsan elegan ala @permanayogi"

Jelas duwonk.... pingsan juga mesti berwibawa, hahahaa

Kopine enak ra yah :v

enak,,tapi ngumbene karo santen yaaa

lahh santen baee :v