The Future of Waste Management in Aceh (Masa Depan Pengelolaan Sampah di Aceh) [Bilingual]

in community •  7 years ago  (edited)

Setelah beberapa hari absen dalam menulis, rasanya senang dapat menyapa Steemians dan audiens dengan postingan. Saya @azharpenulis kali ini sejenak akan membawa kamu berjalan-jalan bersama komunitas peduli kebersihan yang bernama Zero Waste Aceh.

After several days of absent in writing, it feels good to be able to greet Steemians and audiences with posts. I am @azharpenulis this time for a moment will take you walk with community care hygiene named Zero Waste Aceh.

Jika memperhatikan kondisi di sekitar kita, terkadang melihat orang membuang sampah dari jendela mobilnya. Tidak jarang, masih ada yang berpikir untuk membuang sampah ke sungai. Apabila diingatkan, orang yang diingatkan malah mengeyel, memberi sejuta alasan.

Today, sometimes we can see people throw garbage out of their car window. Not seldom, there are still thinking to throw garbage into the river. When we reminded them, they just give you reasons.

Tampaknya, kesadaran akan kebersihan harus mulai ditumbuhkan sejak dini melalui lembaga pendidikan dan keluarga. Saat ini pentingnya isu lingkungan dan ekosistem semakin disadari oleh generasi milenial.

Apparently, awareness of hygiene should begin to be grown from an early age through educational institutions and families. Currently the importance of environmental and ecosystem issues is increasingly being realized by millennials.

ZWA-aceh-food-festival4.jpg
Komunitas Zero Waste Aceh
Zero Waste Aceh community
Sumber/Source

Pada hari Kamis, 18 Januari 2018, komunitas Zero Waste Aceh mengadakan kegiatan Training of Trainer (ToT) relawan penyuluh aksi pilah sampah. Kegiatan ini diselenggarakan di ruang Seminar Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah (USM), Banda Aceh. Rencananya, para relawan secara regular akan menjadi trainer untuk sosialisasi pemilahan sampah di sekolah-sekolah dasar.

On Thursday, January 18, 2018, the community of Zero Waste Aceh held a Training of Trainer (ToT) volunteer activity of the waste sorting. The event was held in the Seminar room of Faculty of Engineering, Serambi Mekkah University (USM), Banda Aceh. The volunteers will regularly be trainers for dissemination of waste sorting in primary schools.

IMG-20180119-WA0007.jpg
Pelatihan Training of Trainer (ToT)
Sosialisasi Edukasi Pemilahan Sampah
Training of Trainers (ToT)
Dissemination of Waste Segregation Education
Sumber/Source: Zero Waste Aceh community

Dalam salah satu sesi diskusi, Yusrida Arnita, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh berbagi pengalamannya mensosialisasikan kegiatan pilah sampah kepada siswa sekolah dasar.

In one of the discuss sessions, Yusrida Arnita, a representative from the Environment, Cleanliness and Tidiness Agency of Kota Banda Aceh shared her experience in socializing waste sorting activities to elementary school students.

P_20180118_150241_vHDR_On.jpg
Simulasi Pemilahan Sampah
Waste Segregation Simulation
Sumber/Source: @azharpenulis photo documentation

Yusrida membuat sebuah simulasi tentang edukasi pilah sampah kepada murid sekolah dasar. Menurutnya, hal yang terpenting adalah membangun komunikasi yang baik dengan anak-anak. Seorang trainer harus tampil sebagai teman diskusi yang mampu memancing minat dan keingintahuan mereka dengan cara yang menyenangkan pula.

Yusrida created a simulation of educating the garbage sorting to the elementary school students. According to her, the most important thing is to build good communication with children. A trainer should appear as a discussion partner who is able to entice their interest and curiosity in a fun way too.

Kemudian, kami mengunjungi Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Gampong Jawa, Banda Aceh. Di sana kami ditemani Bapak Basrizal, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh yang sehari-harinya mengawasi tempat pembuangan sampah akhir tersebut.

Then, we visited the Gampong Jawa End Disposal Site (TPA) of Banda Aceh, Banda Aceh. There we were accompanied by Mr. Basrizal, the representative of the Environment, Cleanliness and Tidiness Agency of Banda Aceh City who daily supervised the final landfill.

IMG-20180119-WA0010.jpg
Kunjungan Lapangan ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir Gampong Jawa, Banda Aceh
Field Visiting to Garbage Disposal Landfill Site of Gampong Jawa, Banda Aceh
Sumber/Source: Zero Waste Aceh community

Dari timbunan sampah setinggi 30 meter ini, dihasilkan Metana yang dapat menjadi sumber bahan bakar gas. Hasil dari proses tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada warga desa Gampong Jawa sebagai kompensasi atas keberadaan tempat pembuangan akhir tersebut di desa mereka.

From this 30 meter garbage pile, Methane is produced which can be a source of gas fuel. The results of the process were provided free of charge to the villagers of Gampong Jawa Village as compensation for the existence of the landfill site in their village.

Salah seorang peserta pelatihan, Rahmi, menyatakan bahwa permasalahan persampahan seharusnya bukan melulu menjadi tanggung jawab pemerintah. Di negara maju, warga ikut terlibat memilah sampah. Sehingga, pekerjaan mengolah sampah dianggap sebagai pekerjaan yang harus dibayar karena membutuhkan penanganan khusus.

One of training participant, Rahmi, stated that the waste problem should not only be the responsibility of the government. In developed countries, residents are involved in sorting waste. Thus, the work of processing waste is considered a job to be paid because it requires special handling.

IMG-20180119-WA0006.jpg
Penyajian menu makan siang selama pelatihan sudah menerapkan konsep ramah lingkungan
The presentation of the lunch menu during the training has implemented the concept of environmentally friendly
Sumber/Source: Zero Waste Aceh community

Edukasi pilah sampah mulai digencarkan dalam beberapa tahun terakhir. Khususnya dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari dan juga pada berbagai kegiatan aksi pungut sampah lainnya.

Solid waste education has been intensified in recent years. Particularly in the commemoration of National Trash Concern (HPSN) which is commemorated on 21 February and also on various other activities of garbage collection action.

Hari Peringatan Peduli Sampah Nasional (HPSN) mulanya diperingati oleh lintas komunitas untuk memperingati musibah longsornya Tempat Pembuangan Sampah Akhir di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, tanggal 21 Februari 2005. Peristiwa itu menyebabkan dua desa tertimbun.

The National Trash Concerned Day (HPSN) was commemorated by a cross-community to commemorate the landslide disaster at Leuwigajah, Cimahi, West Java, on February 21, 2005. The event caused two villages to be buried.

Komunitas Zero Waste Aceh (ZWA) lahir atas keinginan unsur-unsur masyarakat dan stakeholder yang ingin mewujudkan Aceh bebas sampah. Terbentuk sejak bulan Juni 2017, komunitas ini memiliki kepedulian pada isu-isu pengelolaan sampah khususnya dalam lingkup regional provinsi Aceh. Adapun anggota ZWA berasal dari berbagai latar belakang seperti aktivis lingkungan, akademisi, profesional, mahasiswa dan bahkan ibu rumah tangga.

Zero Waste Aceh Community (ZWA) was born on the aspiration of the elements of society and stakeholders who want to realize the trash free Aceh. Established since June 2017, the community has a concern on waste management issues, especially within the province of Aceh. The ZWA members come from various backgrounds such as environmental activists, academics, professionals, students and even housewives.

P_20150318_182036_HDR.jpg
Matahari Terbenam di Hutan Kota Tibang, Banda Aceh
Sunset at Tibang City Forest, Banda Aceh
Sumber/Source

P_20150318_175312_HDR.jpg
Tong Pemilahan Sampah di Hutan Kota Tibang, Banda Aceh
Waste Sorting Bins in Banda Aceh's Tibang City Forest
Sumber/Source

This article have been translated by Google Translate with my editing work.
For join and get more information about Zero Waste Aceh community visit www.zerowasteaceh.com

Reference/Referensi:

http://regional.kompas.com/read/2011/02/21/20382467/Leuwigajah.Kami.Takkan.Lupa

http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/02/menyambut-hari-peduli-sampah-nasional-2016

http://www.zerowasteaceh.com/about-2/

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

mantap bg azhar, jangan lupa kunjungi blog saya juga,, dan upvote hehe,, saya juga menulis dan share tentang video hpsn tahun lalu.. thanks

Siip. Siap berkunjung ke laman Steemitnya, Andre. Semangat berkreasi dan berbagi via Steemit. (-:

Halo @azharpenulis, apa kabar? Kami telah upvote ya..

Siap, kabar baik. Terima kasih banyak kunjungannya @puncakbukit ^_^

Wah banyak banget tipe tong sampahnya. Di kantorku ada 3 tipe saja masih suka salah hahahaha

Saya mendengar di Australia ada tiga model yang diterapkan memakai warna merah, kuning dan hijau.

Perlu nantinya dievaluasi apakah model empat klaster seperti ini efektif atau tidak. Sejauh yang saya baca ini masih trial dan error karena nantinya yang akan disosialisasikan ke sekolah-sekolah juga masih akan didiskusikan lagi. Dan sepertinya belum ada aturan baku ya di negara kita soal klasifikasi sampah yang harus dipilah.

Wah, bagus dong kalau di kantornya udah mulai terapkan. Semoga bakal lebih banyak yang ikut terapkannya @cutisyana (-:

Mantap bg, jgn lupa kunjungi blog saya bg