Mungkin anda yang mengenal bank mulai tahun 90-an akan tahu bagaimana ribet dan berbelitnya ketika melakukan transfer antar bank (dari Bank A ke Bank B), perlu waktu yang lama, bahkan ada resiko uang kiriman anda nyangkut entah dimana, di Bank A dikatakan sudah terkirim ke Bank B, sedangkan pihak Bank B mengatakan belum menerima dana dari Bank A. Kasus seperti ini sering saya alami ketika menunggu kiriman uang bulanan (maklum, jaman itu masih mahasiswa. Hanya bergantung pada uang dari orang tua). Solusi terbaik saat itu adalah mentransfer langsung ke bank yang sama, jadi orang tua saya suruh transfer langsung dari Bank A.
Seiring waktu berjalan, dan ditambah kecanggihan teknologi. Hal seperti itu hanya ada dalam sejarah. Transfer antar bank jaman sekarang hitungannya cuma detik, belum juga si pengirim keluar dari kotak ATM, uangnya sudah masuk ke rekening penerima. Kliring atau dalam perbankan disebut sebagai hutang piutang antar bank, adalah yang memegang peranan penting dalam hal ini.
Dalam dunia kripto saat ini, mungkin kita masih berada dalam posisi seperti perbankan tahun 90an, yaitu kita hanya bisa mengirim koin yang sama ke satu wallet, masih ada banyak ribet yang harus kita lalui. Contoh : penerima hanya mau bertransaksi dan menerima pembayaran hanya dalam bentuk Bitcoin di walletnya di Binance. Apa daya, barang idaman harus didapatkan, walaupun harus berjuang lebih keras. Setelah cek wallet, kita cuma ada ETH di Imtoken. Munculah ribet episode pertama, yaitu kita harus transfer ke market dulu, contohnya Indodax (1), setelah sampai di Indodax kita trade menjadi Bitcoin (2). Nah akhirnya kita punya Bitcoin buat bayar transaksi tadi. Oke Bitcoin terkirim ke wallet penerima di Binance (3).
Selain ribet, ada waktu dan biaya yang terbuang percuma, setidaknya transaksi tadi perlu waktu 1 jam buat proses dari awal. Biaya juga menjadi kendala, perjalanan dari ETH sampai terkirim ke penerima dalam bentuk Bitcoin memerlukan 3 kali biaya (ditandai dalam numerikal tadi)
- Fee transfer dalam bentuk gas dari Imtoken ke Indodax
- Fee trading di Indodax buat menjual ETH ke Bitcoin
- Fee transfer Bitcoin dari wallet di Indodax ke wallet Bitcoin penerima di Binance
Kalo dihitung hitung secara kasar, kita memerlukan biaya sekitar seratus ribu rupiah untuk satu contoh kasus tadi.
Untuk memecahkan keribetan diatas hadirlah DAEX, mengatasi masalah tanpa ribet (pengen pinjem slogan perusahaan sebelah, takut kena biaya endorse hehe). Daex adalah ekosistem kliring yang terbuka dan terdesentralisasi, serta sebuah jembatan yang menghubungkan trader dan market atau exchange mata uang crypto. Istilah singkatnya Daex yang akan mengatasi dan mempermudah keribetan tadi.
Daex dibuat untuk para pelaku industri, sebagai sebuah kliring yang tersentralisasi, bisa juga diperuntukan bagi market/exchange dalam berkoneksi dengan market lainnya. Juga untuk para trader kripto, berperan sebagai kustodi (penanggung jawab) dapat diakses dengan keamanan kunci multi-segmen.
Dalam hal ini Daex menyediakan para lembaga dan para pelanggan individu sebuah layanan kliring dan penyelesaian terpadu menggunakan teknologi buku besar/leger yang tersebar sehingga bisa diakses sehingga pengguna akhir memiliki akses kontrol penuh atas kepemilikan aset mereka. Peraturan kliring dan pembayaran telah di-preprogram ke dalam DAEX Clearing Smart Contract atau Clearing Chain. Proses kliring telah otomatis tanpa ada interferensi dari pihak ke-3.
Sepertinya anda tertarik mengenai Daex ? yuk cek kabar selanjutnya dan hal lain biar lebih jelas di :
Whitepapper https://www.daex.io/daexPaper.do