Buku: Obor yang Menerangi Hidup Kita
oleh: Darju Prasetya
Rasanya seperti ada yang hilang bila ia tak membaca setiap hari. Bertumpuk-tumpuk buku dibelinya baik dari toko buku offline maupun online. Buku baginya adalah seperti isteri pertama atau keduanya karena sehabis bangun pun yang pertama ia tuju adalah buku-buku.
Kadang perutnya keroncongan pun ia telah berdekat-dekat dengan buku. Pernah suatu kali ia pergi keluar kota dan setiap yang dituju pasti adalah toko buku. Entah rasanya dunia ini begitu sunyi tanpa ada buku yang ada di tangannya.
Setiap kali pergi yang tersimpan di tasnya adalah buku-buku. Dan bila ada waktu luang dan suasana yang tenang ia akan segera membuka buku itu dan menghabiskan waktu untuk membacanya. Bila ia pergi dengan naik bus, ketika orang yang duduk di sebelahnya sedang pulas tidur nyenyak, ia tak tidur namun membaca buku yang dibawanya.
Mungkin kemajuan dunia sekarang ini sudah ada teknologi seperti adanya fasilitas E-Book di HP nya namun baginya membaca buku lewat layar HP tak membuat hatinya nyaman. Ia lebih menyukai membaca buku lewat buku fisik karena itu katanya lebih membuat pikirannya fokus dengan apa yang sedang ia baca sehingga mudah masuk ke pikirannya.
Sudah berak-rak buku yang terpajang di rumahnya dan itu adalah koleksi yang paling istimewa yang merupakan harta karun yang paling berharga baginya. Dari buku-buku itu pula ia merasakan seperti adanya dinamisme hidup. Dengan buku ia merasa tak pernah seperti tinggal seorang diri. Apa ini benar seperti yang dikatakan Bung Hatta sebagai seorang tokoh yang sangat kutu buku. Beliau pernah berkata, "Silakan anda penjara saya asal saya bisa ditemani dengan buku-buku!" Kata Sang Proklamator itu suatu kali.
Betapa luar biasanya Bung Hatta dalam mencintai buku-buku. Bahkan beliau tak mempunyai kekayaan kecuali buku-buku yang menjadi harta karunnya. Bahkan cerita tetang beliau yang cukup menyentuh hati kita dari seorang tokoh besar yang di akhir hidupnya mengalami kemiskinan yang cukup ironis bahkan tak mampu membayar listrik rumahnya.
Betapa negeri ini kurang memberi perhatian terhadap para pejuang bangsanya sendiri dan ini akibat dari ulah masa kekuasaan orba dengan segala korupsi dan otoriternya di masa itu sehingga hampir lebih dari tiga puluh tahun bangsa ini dalam cengkeraman kekuasaan absolut dan korup yang membuat bangsa ini terlambat dalam mengejar kemajuannya karena setiap kali ada orang yang mempunyai pemikiran yang kritis pada saat itu akan dibungkam dan dituduh sebagai monis.
Buku adalah sebuah peradaban yang akan membuka mata dan telinga kita bahwa banyak hal yang harus kita baca dan kita bisa tahu dengan pemikiran orang-orang di masa lalu. Buku juga seperti cahaya yang terang yang membuat kita hidup menjadi lebih dinamis dan hati dan pikiran akan tetap muda karena pikiran kita terus terasah dengan ilmu pengetahuan. Buku itu seperti adalah alat asah yang akan selalu menajamkan pikiran kita dan akan membuat pikiran tak pernah mudah pikun atau berkarat.
Seperti yang ia cita-citakan setelah ia banyak membaca buku kemudian ia juga ingin menghasilkan buku. Ia ingin menulis apa saja yang bisa dibaca dan bisa menginspirasi banyak orang. Bisa membuat pikiran pembaca lebih bercahaya dalam memandang masa depannya.
Mengapa sering kita lihat orang-orang seperti berwajah gelap karena mereka kurang akan ilmu pengetahuannya? Mengapa mereka menjadi bodoh meskipun mempunyai kekayaan yang banyak? Karena sebenarnya mereka kurang pengetahuan atau kurang membaca sehingga nampak wajahnya buram dan bodoh.
Berbeda dengan orang yang berpengetahuan wajahnya akan selalu bersinar bagai cahaya mentari yang selalu menyinari lingkungannya. Seorang pembaca yang cerdas adalah seperti bola lampu yang membuat lingkungan yang gelap menjadi terang benderang.
Bisa kita lihat bagaimana bedanya antara anak-anak yang suka membaca dan bagaimana dengan mereka yang tak suka membaca. Akan terjadi perbedaan yang jauh baik cara bicaranya, sikap, wawasan, dinamisme hidupnya, semangat hidupnya akan nampak sangat berbeda.
Orang-orang yang suka membaca akan lebih dinamis dalam menjalani hidupnya. Buku adalah obor yang akan menerangi hidup kita.
(Menjelang pagi, Pesisir Barat, Kamis, 29/07/2021)
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
thanks
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit