Nasib Anak Kambing Saya
Ada juga ibu yang tak mempunyai tanggung jawab terhadap anaknya. Setiap kali anak kambing saya mau menyusu ke ibu atau induknya selalu saja kaki induknya itu menendang-nendangkan kakinya pada anaknya yang akan menyusu.
“Kau ini ibu yang tidak mempunyai tanggung jawab. Apa kau nggak kasihan dengan anakmu itu?” Geramku ketika melihat perilaku buruk induk kambing itu terhadap anaknya.
Anak kambing saya itu terlihat kurus karena ibunya tak mau menyusuinya. Bahkan atas perilaku buruk ibunya, kaki anak kambing saya menjadi pincang karena terinjak oleh ibunya saat akan menyusui dan sang induk kakinya selalu menendang-menendang anaknya yang akan menyusuinya.
Sehingga sekarang anak kambing saya tubuhnya menjadi kurus. Kakinya pincang. Bahkan ditambah di bagian duburnya selalu basah karena mencret.
“Nasibmu nak kau mempunyai ibu seperti itu?” Sepertinya aku ikut marah dengan induk anak kambing saya.
Entah kenapa saya adalah orang yang tak terlalu tega bila melihat hewan yang hidupnya tak terurus oleh pemiliknya. Kadang saya seperti tak bisa menahan kegeraman saya akibat dari sang empunya yang tak memberi makan terhadap hewan peliharaannya hingga ada beberapa yang mati. Kukira bila kita memelihara hewan namun tak sanggup mengurusnya lebih baik kita lepas dari sangkarnya daripada kita ikut menanggung dosa.
Bayangkanlah bila kita memelihara sesuatu itu juga bisa melihatnya seperti dengan diri kita sendiri. Kalau kita sendiri sehari saja tidak makan maka kita akan kelaparan. Coba bayangkan itu dengan hewan peliharaan anda jika tak kau beri makan, maka mereka juga akan mengerang kelaparan dan itu berarti kita juga ikut menanggung dosa atas ketidakpedulian kita atas hewan yang menjadi tanggung jawab kita.
Begitu pula apa yang aku lihat dengan perilaku induk anak kambing saya itu, kukira ini sudah keterlaluan dan seolah ia hanya senangnya sendiri saja namun ketika anak kambing itu lahir ia tak bertanggung jawab atas anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya.
Saya kira induk anak kambing saya itu juga berdosa terhadap anaknya karena tidak mempunyai perilaku yang baik dalam melayani anak-anaknya dengan mau menyusui anak-anak mereka.
Beberapa hari ini bila saya melihat anak kambing saya terlihat wajahnya begitu menyentuh rasa kasihan saya karena perilaku induknya yang tak mau menyusui anaknya. Dan ditambah dengan penyakit mencret sehingga ia terlihat semakin kurus. Setiap kali anak kambing itu sedang tidur terlihat seperti ia telah mati dengan tubuh tak berdaya.
Kepalanya diletakkan di atas tanah dengan bagian belakang dekat ekornya terlihat basah penuh dengan kotoran karena penyakit mencret yang dialaminya. Saya jadi benar-benar kasihan padanya. Apalagi akhir-akhir ini ditambah penyakit lain lagi seperti ada lubang-lubang di tubuhnya dan ditempati seperti ulat-ulat kecil yang membuat bagian tubuhnya berlubang-lubang.
“Saya harus segera menolong keselamatan anak kambing saya yang tak diurus induknya ini! Saya tak tega!” Gumamku penuh dengan rasa kasihan.
Akhirnya saya mencoba mencari-cari literatur di internet bagaimana cara mengatasi atau membunuh ulat-ulat yang ada di tubuh anak kambing saya. Saya menemukan di sebuah market place bahwa ada obat yang bisa digunakan untuk membunuh kuman-kuman yang ada di tubuh anak kambing saya. Akhirnya aku beli segera dan beberapa hari kemudian aku terima obat untuk kuman anak kambing saya yang berbentuk cairan yang bisa disemprotkan ke bagian luka anak kambing saya. Dan alhamdulilah beberapa hari kemudian anak kambing saya terlihat lebih sehat.
Dan tantangan berikutnya adalah anak-anak kambing saya masih mengalami mencret. Akhirnya saya temukan juga obat herbalnya dengan menggunakan daun jambu yang dihaluskan dan ditambah dengan sedikit garam dan hasilnya cukup lumayan. Anak kambing saya menjadi berkurang mencretnya bahkan sudah sembuh.
Tantangan berikutnya adalah bagaimana agar anak kambing saya bisa tetap minum susu dengan minuman bergizi sedang induknya tak mau menyusuinya agar mereka tetap tumbuh sehat. Akhirnya aku membelikan susu untuk hewan dan menyusui anak kambing itu dengan susu yang saya racik sendiri.
Nampak sekarang anak kambing saya sudah mulai tumbuh lebih baik. Badannya mulai berisi dan nampak lebih sehat. Ini membuat kegembiraan dalam hati saya karena bisa menolong mereka dari si induk yang tak bertanggung jawab. Ini adalah kebahagiaan saya bagaimana saya peduli dengan yang lain meskipun itu hanya seekor anak kambing. Kita perlu membangun empati kepada siapa saja termasuk hewan, tumbuhan apalagi manusia untuk selalu peduli ketika ada yang membutuhkan bantuan kita.
Sekarang saya merasa bahagia karena bisa melihat anak kambing saya yang telah disia-siakan sang induk bisa tumbuh lebih sehat. Alhamdulilah. (Ditulis oleh: D. Prasetya, Sabtu, Pesisir Timur, 24/7/2021)
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Thanks
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit