POLEMIK PUISI ESAI: DENNY JANUAR ALI (1)

in denny •  7 years ago  (edited)

saya kira, polemik puisi esai yang berlangsung hingga hari ini, dan mungkin esok, tak lepas dari nama ini: Denny Januar Ali. Atau, sering dikenal sebagai Denny JA.
saya telah lama mengenalnya. selain konsultan politik tersohor, Denny JA adalah juga seorang penulis banyak essai terutama tentang HAM, demokrasi, kesetaraan dan kebebasan. Saat menjadi perbincangan di ranah sastra, saya mulai mengenal yang beraangkutan rupanya juga berkarya pada jenis lain seperti film dan terutama yang paling menggemparkan jagad sastra Indonesia akhir-akhir ini adalah gagasan dan gerakan puisi esai yang dilakukannya.
kesan saya terhadap sosok ini adalah visioner. ia memandang Indonesia sebagai peradaban, juga sastra Indonesia sebagai kebudayaan yang dapat terus berkembang. Dalam sebuah pertemuan di Bali, seorang kawan bertanya, "Apa yang Bang Denny cari dari semua polemik puisi esai ini? Apakah ketenaran?" Ia menjawab "bukan". Sebab ketenaran itu telah dimilikinya. Apakah ia mencari uang dari seluruh hiruk-pikuk ini? Tidak. Sebab ia telah mendapatkan banyak dari semangat enterpreuner sebagai konsultan politik. Ia telah memperjuangkan dan membersamai rakyat melewati proses demokrasi di berbagai daerah dan juga pilpres. Lalu, apa yang dia harapkan dari semua langkah yang dilakukannya hari ini terutama "huru-hara" di rumah sastra Indonesia. Secara singkat ia menyatakan bahwa demokrasi di Indonesia sedang dalam proses bertumbuh dan mematangkan diri. Partisipasi masyarakat secara poaitif dalam kerja-kerja demokrasi di beragam bidang kehidupan berbangsa dan bernegara dapat membantu proses pematangan demokrasi di Indonesia.
Sastra adalah sebuah cara. Telah cukup lama sastra di indonesia berjarak dengan masyarakat. bahkan ketika pertumbuhan dan perkembangan sastra pasca reformasi begitu dahsyat. Masih banyak masyarakat yang terasing dari sastra. Sastra dan sastrawan seumpama hidup dalam dunia sendiri. Sedangkan masyarakat hidup pada dunia yang berbeda. Masyarakat sibuk berpolitik, berekonomi, bersosial, berbudaya, berteknologi dan sebagainya. Sedangkan sastra dan sastra sibuk pada hal yang berbeda.
Puisi esai adalah cara Denny JA ikut serta berikhtiar mendekatkan sastra ke tengah masyarakat. Sebagai bagian dari proses mendewasakan demokrasi, kebebasan berpendapat dan berkarya yang dijamin undang-undang serta terwujudnya kesejahteraan yang lebih luas.

Memang, tidak dapat ditebak ujung polemik puisi esai ini. Barangkali, ikhtiar ini akan bertumbuhkembang sehat wal afiat meqarnai jagad sastra dan umumnya kebudayaan Indonesia. Atau, Ia akan mati suri, sebagaimana banyak inovasi dan ikhtiar demokrasi di banyak bidang di Indonesia.

MUHAMMAD THOBRONI, tinggal di Tarakan.Screenshot_20180417_194201.png

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!