“Assalamu’alaikum Mama Akib. Saya diminta jadi pembicara di kampus Unsyiah tanggal 9 Desember mengenai disleksia. Saya ingin ada dari orang tua disleksik memberikan testimoni dan cerita tentang anaknya yang disleksia. Apa bersedia?”
“Assalamu'alaikum Mama Akib. I was asked to be a speaker at the Unsyiah on December 9th, I will explain about dyslexia. I want to ask you as dyslexic parents, give testimonials and stories about your dyslexic children. Will you?"
Malam itu, sebuah pesan masuk ke WA-ku dari dokter Akib. Jika Anda berada di Banda Aceh dan sekitarnya mungkin sudah tahu dokter mana yang kumaksud. Beliau dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang concern pada disleksia. Pemaparannya yang gamblang dan evidence based, pastinya ditambah dengan pengalamannya menangani penyandang disleksia hingga rajinnya beliau update mengenai ilmu tersebut, membuat beliau patut diakui sebagai seorang expert. Fokus dan kompeten adalah dua kata yang bisa mendeskripsikan tentang beliau. Selama ini kemajuan Akib sungguh melegakan hati kami.
A message came to my whatsapp mesengger from Akib's doctor. If you are in Banda Aceh and surrounding areas you may already know which doctor I am referring to. She is a physician specialist in Physical and Rehabilitation Medicine who is concerned about dyslexia. Her explicit and evidence-based presentation certainly adds to her experience dealing with people with dyslexia, also she is diligently updated about dyslexia, making her deserve to be recognized as an expert. Focus and competence are two words that can describe about her. During this, progress of Akib, our son, really relieves us.
Teori-teori yang diselaraskan dengan praktiknya membuat perkembangan yang cukup signifikan dan menghasilkan copying strategy yang mumpuni bagi penyandang disleksia yang akhirnya mengerucutkan misi Sang Dokter untuk menyelamatkan generasi emas Aceh. Begitu selalu beliau menamai para disleksik (individu disleksia) yang unik ini.
Theories that are aligned with practice make significant progress and make a powerful copying strategy for people with dyslexia who eventually pursue the mission of the Doctor to save the Acehnese golden generation. One thing she always named these unique dyslexics (people with dyslexia).
Catatan penting sebelum memulai cerita kali ini, disleksia adalah ABK dengan jumlah terbanyak di dunia. Mereka memiliki IQ rata-rata atau di atas rata-rata, bahkan gifted. Kalau ternyata di bawah rata-rata, diagnosa disleksia tak mungkin ditegakkan dan perlu asesmen lebih lanjut.
The Important note before we start of the story this time, dyslexia is the people with spesial needs which is the largest number in the world. They have an average IQ or above average, even gifted. If it turns out to be below average, diagnosis of dyslexia is unlikely to be enforced and needs further assessment.
Sebenarnya bagaimana gejala disleksia dan apa pentingnya mengetahui lebih dini, apa pula manfaat intervensi bagi penyandang disleksia bisa di simak di sini : http://stanzafilantropi.com/deteksi-dini-disleksia/ dan http://stanzafilantropi.com/deteksi-dini-disleksia-2/
If you need more information about dyslexia, you can visit this site : https://www.medicalnewstoday.com/articles/186787.php
Seminar dimulai dengan seremonial pembukaan dari Wakil Dekan Fakultas Hukum Unsyiah, awalnya aku sendiri bertanya-tanya, dimana benang merah antara ilmu hukum dan disleksia. Tapi aku urung mencari tahu karena berpikir sebentar lagi juga akan tahu dari sambutan-sambutan dan seiring berjalannya seminar ini.
Materi pertama dimulai oleh seorang praktisi akademis Ibu Ida Keumala Jeumpa, SH., MH., yang memaparkan tentang kesetaraan hak belajar para difabel ditinjau secara hukum. Di awal pemaparannya Bu Ida menjabarkan sekelumit mengenai disleksia dengan intro film Bollywood yang berjudul Taare Zameen Par.
The first presentation was started by a lecture of Law University of Syiah Kuala University, Mrs. Ida Keumala Jeumpa, SH., MH., who explained about the equal rights of disabled students to be reviewed legally. At the beginning of her presentation Mrs. Ida described a bit about dyslexia with a Bollywood intro film titled Tare Zameen Paar.
Menceritakan tentang Isaan, seorang anak penyandang disleksia yang memiliki bakat melukis. Kurasa film yang produser dan aktornya ini sudah begitu familiar di mata pecinta film Bollywood, Aamir Khan, bukanlah film asing dan baru lagi di dunia pendidikan. Menceritakan tentang Isaan, seorang anak penyandang disleksia yang memiliki bakat melukis. Kurasa film yang produser dan aktornya ini sudah begitu familiar di mata pecinta film Bollywood, Amir Khan, bukanlah film asing dan baru lagi di dunia pendidikan.
This movie tells about Isaan, a dyslexic child who has a talent for painting. I think the producer and actor movie is so familiar to Bollywood movie lovers, Aamir Khan, it's recomended movie for teacher, parents, and education world.
Bu Ida sangat menguasai materinya sendiri sekaligus titik awal yang meluruskan anggapan audiens mengenai individu disleksia. “Sebenarnya saya kurang setuju kalau disleksia dikatakan penyakit, ya. Sebab ini bukan penyakit melainkan sebuah gangguan.” Bu Ida memulai paparannya.
Mrs. Ida is very well of her own presentation as well as a starting point that aligns the audience's assumptions about individual dyslexia. "Actually, I do not agree if dyslexia is said to be a disease. Because this is not a disease but a learning disorder.” Mrs. Ida started her presentation.
Sebelumnya, moderator menyampaikan sekilas apa yang akan dibahas, namun aku yang saat itu berada di posisi audiens agak sedikit terganggu karena dikatakan bagaimana menangani atau menghadapi orang-orang yang terkena disleksia. Atau misalnya kita memiliki teman, anggota keluarga, dan semoga kita semua terhindar dan dijauhkan dari hal yang demikian.
A moderator gave a glimpse of what will be discussed, but I was at that time in the position of the audience is a little disturbed because he said how to deal with people affected by dyslexia. Or for example we have friends, family members, and may we all be spared and kept away from dyslexia.
Hmm… dalam hati aku begumam, “Apa salahnya menjadi individu disleksik? Disleksia itu justru anugerah bukan hal yang menyedihkan, bukan aib atau kutukan yang harus disembunyikan, diminta dijauhkan dari kehidupan kita. Penting sekali mengerti apa dan bagaimana sebenarnya keunikan para disleksik.”
My heart mumble, "What's wrong with being a dyslexic? Dyslexia is actually a gift not a sad thing, not a disgrace or a curse that must be hidden, asked to be removed from our lives. It's important to understand what and how exactly the uniqueness of the dyslexics is."
source
picture: Famous Dyslexic
Tapi sudahlah, memang tema yang diusung kali ini adalah Care and Listening Disleksia, bermaksud mengajak semua kalangan terutama pakar dan mahasiswa hukum peduli kepada para difabel dan spesifiknya penyandang disleksia. Wajar jika Sang Moderator berkata demikian di pengantarnya.
But never mind, it is seminar about Care and Listening Dyslexia, intends to invite all circles experts and law students care for the disabled and specifically dyslexic. As Moderator said so in his introduction.
Bu Ida sangat menguasai materinya, serta merta berbagi mengenai pengalamannya membersamai anak ketiganya yang sama persis seperti Isaan di film Bollywood tersebut. “Begitulah anak saya, bahkan mirip sekali wajahnya kalau sedang termenung.” Haru menyeruak di hatiku, mungkin juga para audiens lainnya.
Mrs. Ida immediately shared about her experience to take care her third child is exactly the same as Isaan in Bollywood movie. "That's my child, even looks like a face when he`s pensive." My heart really touched, maybe even the other audiences.
Mata Sang Dosen berkaca-kaca, ada cinta, perjuangan, dan optimisme di sana. Kini putra beliau sudah balig dan pernah memenangkan lomba kaligrafi, ia juga saklek sekali memegang aturan agama. Alhamdulillah ia anak yang taat, walau di awal ia sangat heran dengan perkembangan anak ketiganya yang tidak sama seperti kedua kakaknya. Kakak-kakaknya sangat kompeten di bidang akademis sebagaimana ibunya. Tak ada kesulitan berarti dalam mengikuti seluruh mata pelajaran di sekolah.
The eyes of the Lecturer are teary, there is love, struggle, and optimism there. Now her son grows up and he won the calligraphy contest, he also doesn’t want to break the rules of religion. Alhamdulillah he was a devout child, although at the beginning she was very surprised with her third child is not the same as his two older siblings. Her siblings are very competent in the academic just like her mother. There is no difficulty in following all the subjects at school.
Pemateri kedua diberikan waktu. It’s show time! Dokter Munadia menyampaikan permintaan maaf karena ia sudah terbiasa dengan style santai, begitu juga tim yang dibawanya, rasanya aku saja yang bergamis di antara tim ADI (Asosiasi Disleksia Indonesia) cabang Aceh. Lainnya sporty dengan kaos yang bertuliskan “Be extraordinary, be dyslexic”. “Bukan maksud saya tidak menghargai acara ini, tapi ini lebih menunjukkan beginilah kekhasan pribadi disleksia, ia unik dan tak segan tampil beda.”
Then it was a second speaker’s turn. It's show time! Doctor Munadia apologized because she was wearing t-shirt, as well as the team she asked to join, they are teams of ADI (Association of Indonesian Dyslexia) Chapter Aceh. They were wearing t-shirts that read "Be extraordinary, be dyslexic". "It's not because I do not appreciate this event, but it's more like shows a dyslexic, it's unique and does not hesitate to be different."
Sebagaimana setiap kali slide ditampilkan dan dari sana pengetahuan tersebut berhamburan. Terbuka matanya satu per satu. Aku dengan cermat tentu saja mencoba semampuku menampungnya. Begitu juga audiens lain yang tampak tercerahkan. Mengundang ahli sekaliber Dokter Muna tak pernah mengecewakan.
As every time a slide was displayed and from there, it opens audiens’ eyes. I was trying my best to wrote down it carefully. So do other audiences who seem enlightened. Call an expert like Doctor Muna never disappoints.
Ada juga dipaparkan Disleksia Pada Dewasa dan membuka mata audiens satu per satu. “Sampai di sini, ada yang merasa disleksik tidak?” audiens tertawa dan riuh. Beberapa berguman “Ya ampuun, aku bangeet!” komentar tersebut tidak berlebihan karena penelitian menyatakan persentase penyandang disleksia amat tinggi. Jika ada 30 murid dalam satu kelas, maka ada empat penyandang disleksia di antaranya.
Doctor Munadia also described Dyslexia In Adults and open the eyes of the audience one by one. "Up here, is there anyone feel like she/he is a dyslexic?" The audience laughed and boisterous. Some audiens said "Oh, My God! That was describe about me…" Is not excessive because the the percentage of people with dyslexia is very high. If there are 30 students in a class, then there are four people with dyslexia in between.
Moderator pun mulai tukar haluan, “Oh berarti, menjadi penyandang disleksia itu karunia dong, ya? Anugerah ya, Dok?” Celetuknya.
Benar, bahkan fakta menceritakan bagaimana NASA memang mencari astronot yang disleksik untuk bisa ikut dalam misi angkasa karena pribadi disleksik kerap berpikir out of the box, jika terjadi sesautu yang tak terduga, mereka bisa mengambil solusi tepat di saat yang tepat karena kerja otak individu disleksia tidak sama dengan individu normal.
Moderator began to changed his mind, "Oh it means, being dyslexic is a gift?" That was true, even facts tell how NASA is looking for a dyslexic astronaut to be able to take part in space missions because dislexics often think out of the box, if something unexpected happens, they can take the right solution at the right time because their brain work does not same as normal individuals.
Disleksia yang diturunkan secara genetik ini perlu dideteksi lebih dini dan diberi intervensi yang tepat agar Einstein, Thomas Alfa Edison, dan Walt Disney baru muncul kembali ke permukaan. Salah penanganan berakibat tidak baik. Disleksik yang notabene pribadi cerdas ini akan terus tenggelam di kubangan perundungan dan kesalahpahaman lingkungan terhadap dirinya.
This genetic inherited, dyslexia needs to be detected early and given the right intervention so that new Einstein, Thomas Alfa Edison, and Walt Disney just reappear to the surface. Wrong treatment is not good. Dyslexic that in fact this intelligent person will continue to drown in the pool of abuse and misunderstanding the environment against him. Poor self esteem because of bullying is waiting for them.
Akhirnya bukan menjadi emas yang berharga atau pribadi yang bermanfaat untuk lingkungan dan dunia, ia justru berubah menjadi beban masyarakat. Mungkin pernah mendengar pengangguran pintar, atau yang sejenis itu. Individu disleksik yang terlambat diintervensi seringkali berakhir demikian.
Finally, instead of being a valuable that benefits the environment and the world, it turns out to be a burden on society. Probably you heard about smart unemployment, or kind of that. Dyslexic who are late to intervention often end up doing so.
Di sela pemaparan, ada seorang mahasiswa mengacungkan jarinya ingin bertanya ataupun semacam mengeluarkan uneg-unegnya. “Dokter, saya waktu kecil dikatakan aneh. Saya gagap, saya sulit mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya kepada orang lain. Saya banyak diejek dan sempat merasa rendah diri sekali. Sering saya sakit tiba-tiba, pernah sesak nafas dan dibawa ke IGD, tapi ternyata tidak ada gangguan medis. Kalau cemas dan takut, saya sering merasa sesak. Saat ini sebenarnya saya sangat gemetar tapi saya memberanikan diri untuk bicara di depan umum...”
In the middle of presentation, there is a student pointed his finger wanted to ask or share something kind of that. "Doctor, when I was child, people said that I was weird. I can’t express what is on my mind easily. I was much ridiculed and had felt very inferior. I get sick all of a sudden, have had shortness of breath and taken to the ER, but apparently there is no medical problem. If I am anxious and afraid, I often feel crowded. At the moment I am actually very shaky but I ventured to speak in public ... "
Aku memandang sekilas dan ingin sekali memberinya sebuah pelukan menenangkan dan menyemangatinya. Banyak kecemasan-kecemasan seiring dengan kesulitan yang dihadapi individu disleksik. Mereka butuh dukungan untuk bisa tahu apa potensi terkuat yang ada dalam diri mereka. Serupa tombol yang jika ditekan, maka keluarlah segala hal yang tak terduga, jika ‘klik’ potensi tersebut tak ada yang menyamai keunggulannya.
I look at a glance behind me and was eager to give him a comforting hug and encourage him. Anxiety along with the difficulties faced by dyslexic. They need support to know what the strongest potential they have. Because dyslexia in no way stems from any lack of intelligence, even they can be brilliant. It’s all because of neurogical condition.
Sebagaimana Steve Jobs, Agatha Christie, dan siapapun disleksik yang menemukan kekuatan dirinya. Mutiara tetap mutiara, walau ia terendap lumpur sekalipun. Jika tidak ada yang tahu tempatnya, di sanalah ia tenggelam selamanya.
Dokter Muna mencoba membantu ia mengenali potensinya. Karena usianya sudah terlalu terlambat, ini akan jauh lebih sulit. walau baik sekali ia mulai menyadari bahwa ia berbeda, tapi sayang sekali ia bingung kenapa ia berbeda.
“Kamu harus tahu apa passion kamu. Apa yang paling membuatmu merasa nyaman mengerjakannya dan fokuslah terhadap hal tersebut.”
Doctor Muna tried to help him recognize his potential. Since his age is too late, it will be much more difficult. Though very well he began to realize that he is different, but unfortunately he is confused why he is different.
"You have to know what your passion is. What makes you feel best about it and focus on it. "
Aku membayangkan sekiranya anak itu diintervensi dini, dibimbing sedari kecil untuk mengetahui potensi terbesarnya, dengan izin Allah aku yakin dia menjadi bintang yang sinarnya jauh lebih cemerlang.
Be extraordinary, be dyslexic!
I imagine if the person was intervened early, guided from he was three or five years old to know what his greatest potential, I'm sure he's become a bright star.
Be extraordinary, be dyslexic!
Anak anak disleksia adalah anak anak yang memiliki potensi luar biasa, yang diperlukan saat ini adalah pengertian dan kefahaman orang biasa terhadap mereka sehingga komunikasinya bisa timbak balik. Kesetaraan adalah hak bagi semuanya....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Setuju Uda @yamin, untuk itu perlu ada sosialisasi untuk terwujudnya akomodasi yang tepat bagi anak-anak disleksia.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semangat, Kak!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Makasih, Ayii!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
btw di TK sini ada anaknya yang disleksia kak, maybe kakak mau diundang jadi speaker? tapi ya itu... sekolahnya masih sedikit muridnya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tapi kakak kemarin cuma ikut mendampingi dokter dan memberikan sedikit testimoni sebagai ortu seorang disleksik..kakak dgn senang hati berbagi, tapi semampunya. Hehe.. Guru2 di PAUD Ayi boleh datang di acara Mini Serial Dialeksia, nanti kakak coba wasap jadwalnya ya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
waah, okee kak.. tapi mungkin lebih ke orang tua sih, sebab mereka nganggap anak2 itu 'monster' buat anak mereka :(
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Maksudnya kalau anaknya beda dan sukar diatur ya, Yi? Betul ortu duluan diedukasi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Gpp dislexia... Guru2 dan orang2 saja suka banyak menuntut dan susah mengerti.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya Mbak @mariska.lubis, dulu juga banyak anak disleksik tapi anteng2 aja, sekarang tuntutan akademis tinggi banget, apalagi harus belajar segala hal yang terstandardisasi, padahal nggak semua passion kita sama, kan , Mbak?
Btw thanks a lot sudah mampir dan nimbrung ya, Mbak. Senangnya...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan ini panjang dan agak melelahkan untuk dibaca, tapi keren sehingga akhirnya dibaca sampai tuntas.
Sebagai orang tua, ilmu begini, ilmu berdasarkan pengalaman, wajib diketahui. Bisa jadi mungkin anaknya tdk dyslexia, tapi bukan tak mungkin ada teman-temannya yang dyslexia. Jangan sampai ketidak tahuan malah membuat kita 'jahat' dan merusak potensi mereka.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Disleksia ABK terbanyak di dunia. Tiap kelas itu ada bisa dipastikan. Jaman dulu saat tuntutan akademis gak segelok ini, individu disleksik aman-aman saja, sekarang ditambah budaya perundungan...semakin redup sinar mereka.
Disleksik itu dekat sekali dengan bau2 seni. Keunggulannya beragam, keseringan seni. Abang mungkin bisa saja disleksik. Coba lihat editan abang tu canggih kali, sekarang Aini lihat malah 36. Hahahaha....
Btw makasih mau berlelah2 membaca ya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Masyarakat luas masih perlu mendapat pemahaman yang benar tentang dyslexia ini ya kak... jadi kita bisa berperan secara tepat hingga bisa mensupport secara positif.. Semangat Bunda!!!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya, mari selamatkan generasi emas ini. Apalagi kalau dapat yang gifted, satu di antara seribu
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sangat membuka mata kita dengan pemaparan kak Aini, sayangnya Yel nggak tahu kegiatan di Fakultas Hukum itu, sebenarnya kan bisa pergi melihat langsung pemaparan para dokter itu.
Teruslah menulis yang berkaitan dengan disleksia kak, karena banyak yang belum mengerti informasi ini. Kakak sebagai orangtua yang mengerti dan mampu mengasuh anak disleksia dengan baik, bisa jadi motivasi dan juga ilmu bagi orangtua lainnya yang mempunyai anak dengan disleksia.
Tetap terus menulis kak, semangat.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Insya Allah, Yelli. Begitu juga Yelli semoga tetap fokus mencerahkan bersama komunitasnya. Terima kasih, ya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Betul, masih banyak sekali orang-orang yang masih awam banget akan hal ini. Keep writing Aini, ini berguna banget tak hanya untuk orang-orang yang terkait langsung dengan dislexia, tapi juga untuk masyarakat luas, agar paham dan teredukasi. Semangat! *btw, udah ga perlu berbagi pelampung kyknya nih? Haha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tips Dokter Muna juga berlaku buat semua orang ya, Kak. Harus fokus di situ.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Betul, Cit. Temukan Legenda Pribadimu (your personal legend). Hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sudah di upvote ...teruslah menulis...jika berkenan kunjungi blog saya ya ...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam kenal..sudah follow @lusanamaya. Terima kasih sudah mampir yaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tulisan yang bagus, Aini. Dan yang ini yang patut jadi catatan penting:
"Catatan penting sebelum memulai cerita kali ini, disleksia adalah ABK dengan jumlah terbanyak di dunia. Mereka memiliki IQ rata-rata atau di atas rata-rata, bahkan gifted. Kalau ternyata di bawah rata-rata, diagnosa disleksia tak mungkin ditegakkan dan perlu asesmen lebih lanjut."
Tinggal mengarahkan Aqib untuk bisa menjadi seperti tokoh-tokoh di tulisan aini, ya kan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya kak, insya Allah sambil terus mengasah fungsi2 eksekutifnya yang pernah kita diskusikan tadi. Makasih sudah mampir ya kaak
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit