Kenapa Orang Islam Diharamkan Makan Babi?

Seandainya pertanyaan semacam ini ditanyakan kepada anda, kira-kira apa yang akan anda jawab. Ataukah anda akan memilih untuk tidak menjawabnya. Atau, anda memilih menjawab dengan mengarang bebas, biar terkesan intelektual.

[Sumber: Islamidia.com]

Sebagai seorang Muslim kita harus mengetahui ihwal mengapa dalam Islam haram makan babi --termasuk pula menggunakan segala sesuatu yang berasal dari babi. Sementara di luar sana, ada banyak agama yang membolehkan umatnya untuk makan babi.

Babi adalah Rumahnya Setan
Buya Hamka, dalam buku Umat Islam Mengahadapi Tantangan Kristenisasi dan Sekularisasi, memberikan sebuah penjelasan, dan tentunya dapat dijadikan sebagai jawaban untuk pertanyaan semacam itu.

[Sumber: Hidayatullah.com]

Menurut Hamka, sejak zaman nabi-nabi terdahulu, Allah telah mengharamkan babi untuk dimakan oleh manusia. Larangan ini telah Allah firmankan kepada Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Harun, bahkan larangan tersebut sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Konon, suatu ketika, dikisahkan nabi Isa Al Masih. pergi ke sebuah daerah, Sesampainya di daerah tersebut, nabi Isa mendapati seorang manusia yang dirasuki setan, tangannya dirantai dan diikat pada sebuah tiang.

Lalu, nabi Isa menyembuhkan manusia tersebut dengan cara mengusir setan yang merasukinya, sehingga setan-setan tersebut lari dan bersemayam didalam tubuh kawanan babi, yang saat itu sedang melintas di dekat orang tersebut.

Lebih jauh lagi, Buya Hamka menjelaskan, dalam kitab perjanjian lama, kitab imamat orang Lewi, dan dalam kitab perjanjian baru, serta kitab-kitab yang dikarang oleh Matius, Markus, Lukas dan Johanes, telah dikabarkan bahwa babi adalah binatang yang sangat hina dan tidak berharga. Babi adalah tempatnya atau sarang bagi setan untuk bersembunyi.

[Sumber: VOA Islam]

Dengan demikian, dapatlah kita pahami bahwa tubuh babi adalah sarangnya setan. Makanya, ketika ada manusia yang berperilaku tidak manusiawi, sering dibahasakan dengan istilah perilakunya membabi buta. Itu artinya, perilaku manusia tersebut sudah mengarah atau sudah dekat dengan perilaku babinya, yang tak lain adalah perilaku setan.

Babi adalah Sarangnya Penyakit
Sudah barang tentu setiap hal yang dilarang dalam Islam, itu berangkat dari mudharatnya yang lebih banyak dibandingkan dengan manfaatnya. Begitu juga dengan babi.

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh media Republika.co.id, bahwa daging babi mengandung bibit penyakit, seperti Cacing pita (Taenia solium), Cacing spiral (Trichinella spiralis), Bakteri Tuberculosis (TBC), Virus kudis (Scabies), dan berbagai parasit lainnya.

Sedangkan, DNA babi memiliki kemiripan dengan DNA manusia. Sehingga jika manusia makan daging babi, atau menggunakan segala sesuatu yang bersumber dari babi, maka berbagai penyakit dan sifat buruk babi dapat dengan mudah menular ke manusia. Contoh sifat buruk babi seperti, rakus, kotor, jorok, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, tentunya kita (umat Islam), sangat bersyukur dengan adanya larangan dalam agama untuk tidak makan babi. Sehingga sebelum kemajuan ilmu pengetahuan dengan berbagai penelitiannya menjelaskan tentang hal-hal buruk dari babi, kita umat Islam sudah jauh-jauh hari menghindarinya. Nah!

Referensi Bacaan:
HAMKA. 2003. Umat Islam Mengahadapi Tantangan Kristenisasi dan Sekularisasi. Jakarta: Pustaka Panjimas

https://www.google.co.id/amp/m.republika.co.id/amp_version/m0d4h7