Orang tua sangat perlu memperhatikan dalam memilih pendidikan formal untuk buah hatinya. Dengan maraknya penawaran pembelajaran Full Day School, banyak orang tua yang merasa terbantu. Dalam hal ini rasa tenang orang tua karena merasa putra putrinya sudah terjaga dan terpenuhi segala kebutuhannya selama di sekolah.
Mungkin saja benar adanya. Karena orang tua yang sama-sama sibuk bekerja di luar rumah tentunya akan merasa lebih tenang ketika anak mereka sampai di rumah dalam kondisi kedua orang tua sudah pulang dari kantor.
Tetapi apakah pernah terpikirkan beberapa kemungkinan yang terjadi ketika orang tua memilihkan pendidikan formal yang berpola full day school? Dari pengamatan pada sebuah kelas yang pernah saya pegang, ada beberapa hal yang terlihat yang bisa diperhatikan.
• Dari segi fisik
Hampir 80% anak berangkat sekolah dengan kondisi perut kosong karena tidak sarapan. Padahal sarapan adalah hal penting untuk menjaga stamina dan pemenuhan energi untuk beraktifitas pagi hingga menjelang siang. Dampaknya anak terlihat tak bergairah ketika menerima pelajaran.
Tubuh anak yang berusia 7-12 tahun mempunyai hak waktu tidur: 10-11 jam, terdiri dari 8-9 jam tidur malam, dan 2 jam di siang hari. Dengan kualitas yang kurang baik maka sangat mungkin anak cenderung mudah rewel.
• Dari segi psikis
90% ibu juga sebagai wanita karir dan waktunya banyak dihabiskan di luar rumah. Intensitas bertemu antara orang tua dan anak tentu sangat minim. Dengan begitu perasaan terabaikan sedikit banyak akan dirasakan oleh anak. Ada yang berpendapat,”bukan kuantitas pertemuan tetapi kualitas pertemuan yang dapat menjaga keakraban.”
Saya berpendapat mana mungkin bisa berkualitas jika kuantitas bertemu saja sangat minim. Bahkan tak jarang ketika orang tua sudah berada di rumah, mereka masih sibuk dengan pekerjaan yang dibawa pulang atau sibuk dengan gadget masing-masing.
Ketika saya memaparkan beberapa hal yang sering saya tangkap, bukan berarti pendidikan dengan pola full day school itu buruk. Setidaknya dengan demikian, kita bisa benar-benar menyiapkan mental anak supaya dapat menyeimbangkan dan menyesuaikan diri.
Yang terpenting adalah tak perlu ada target yang dapat membuat anak terbebani terlebih dengan target yang berhubungan dengan angka-angka dalam rapor. Biarkan mengalir melalui proses yang sewajarnya dan sesuai dengan perkembangan diri anak masing-masing.
Congratulations @lmargi! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You made your First Vote
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit