Mengapa Dunia Kian Angker?

in education •  7 years ago 

Kata sahabat saya, kita semakin tidak bisa mengenali dunia yang kita huni ini. Banyak hal yang terjadi di luar ekspektasi dan bahkan lebih dari itu. Semua bikin hati berdebar. Sehingga pada akhirnya banyak yang menyalahkan lingkungan, internet, dan hal lain yang tidak bisa membela dirinya.

Padahal lingkungan ada karena kita. Lingkungan terbentuk karena kita. Bila semua kita normal dan sehat, akankah lingkungan kita sakit? Internet juga ada karena dibuat oleh manusia. Bila kita sadar internet itu seperti mata pisau, mengapa kita memilih menggenggamnya dari bagian bawah yang tajam?

Begitulah kita saat ini. Begitulah orang-orang yang ada di dunia ini saat ini. Kejutan terbaru yang bikin hati bergebub kencang adalah kasus penembakan terhadap dua remaja muda London pada hari Minggu kemarin. Keduanya ditembak di siang hari bolong. Kasus ini terjadi setelah sehari sebelumnya juga ada remaja yang ditembak mati di sana.

Polisi London mengatakan kedua korban itu berusia 13 dan 15 tahun. Keduanya menderita cedera kepala. Satu yang lebih muda mengalami luka yang tidak lebih berat.

Sebelumnya ada banyak kasus pelecehan seksual terhadap remaja. Di India, kasus ini menyita perhatian dunia. Kasus serupa juga terjadi pelbagai belahan dunia lain. Korban diperkosa dan dibunuh. Begitu horor.

Seakan semua itu tidak nyata. Seperti sebuah alur cerita dalam film fiksi. Namun itu terus terjadi setiap saat. Bahkan para pelaku adalah orang-orang terdekat korban. Ayah kandung, ayah tiri, paman, tetangga, pacar, teman sekolah. Itu yang membuat hati semakin miris. Sejatinya, orang-orang ini yang menjaga korban, melindunginya, bukan justru menjadi pelaku yang membahayakan mereka.

Dunia saat ini seharusnya adalah sebuah dunia yang adem, tenang dan damai. Karena semua sudah hidup dalam era yang berpendidikan, sangat civilize, sangat berperadaban. Bukan era bar-bar.

Seorang profesor, mantan rektor salah satu perguruan tinggi negeri di Malang pernah berkata, bahwa pendidikan ternyata tidak bisa menjamin orang menjadi baik. Banyak pejabat yang berpendidikan tinggi, tapi koruptor. Membuat hidup banyak orang jadi sulit.

Tapi yang bisa membuat orang menjadi baik adalah agama. Karena agama tidak hanya menggiring orang agar selamat di dunia, tetapi juga memandu agar selamat di akhirat.

Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi bahan pertimbangan agar kita lebih memilih menyekolahkan anak-anak di lembaga pendidikan agama, ketimbang di sekolah formal. Karena di lembaga pendidikan agama, mengarahkan mereka sejak dini menjadi pribadi yang bertakwa, yang selalu memikirkan hidupnya jauh setelah kehidupan yang sekarang dijalaninya. Selalu memikirkan agar menjadi rahmat bagi orang lain, bukan menjadi bencana.

Salam,

@zainalbakri

image

Sumber Foto1, Foto2, Foto2

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Lon pike kisah hantu, ternyata bukan. Top bro untuk pengingat mendidik anak2 kita

Haba ureung tuha, akhe jameun kacho dum-dum alias haroo-haraa, baik Akai ureung, ekonomi maupun alam

Kata Hamka, kalau manusia telah berhenti berpikir, maka kembalilah ia ke martabat kebintangan.

realita hidup bg, semua nya susah ditebak dan berjalan diluar kendali, mulai titik awal kehancuran

dunia berubah mau tidak mau harus dijalani, dan sebelum melangkah kedunia yang berubah justru dari lingkungan keluarga lah yang paling utama, seorang anak kecil tidak akan pernah tau apa-apa tanpa ada orang tua yang membimbingnya

Semua berawal dari rumah, Seorang ibu, ketika fungsi seorang ibu sebagai madrasatul ula bagi anak anaknya, penanaman aqidah dan akhlaknya baik, peran seorang ayah sebagai teladan bagi anak anak nya, insya Allah akan lahir generasi emas islam nantinya..
namun, sekarang malah sebaliknya yg terjadi...
wallahu'alam..

Neu vote kuh