Refleksi 3 Tahun Aktif di Steemit dan Platform Blockchain Steem (Bagian Ketiga)

Arswendo Atmowiloto dalam bukunya pada halaman 17 yang berjudul Mengarang Itu Gampang + Menulis Skenario dan Laku, mengungkapkan ,

Yaitu kebutuhan-bukan sekedar keinginan, untuk berprestasi. Segala yang kita kerjakan, tidak hanya dalam karang-mengarang, menjadi kebutuhan untuk kita melahirkan yang terbaik. Yang terbaik kita ciptakan.

Ungkapan inilah yang menjadi salah satu pedoman, dalam membuat postingan setidaknya layak dibaca ataupun kalau lagi malas sebaiknya dibuat dalam bentuk dalam bentuk santai tapi rapi.

Kadangkala dalam menulis sebuah postingan di Steemit dan platform lainnya, yang menjadi motivasi utama adalah uang...uang dan uang yang dalam bentuk cryptocurrency. Boleh dikatakan secara pribadi, inilah motivasi awal ketika bergabung di dalam komunitas lautan Steemit -entah istilah ini muncul sejak dua atau tiga bulan setelah Steemit diluncurkan-. Motivasi inilah yang melecut agar membuat postingan sesering mungkin, mencari popularitas, mencari follower, mencoba menjadi seorang panutan walau sebenarnya belum layak untuk itu.

Lambat laut motivasi yang hanya sekedar untuk mendapatkan imbalan, dan lain sebagainya sebagaimana disebut di atas, membuat diri ini akhirnya merenung dan bertanya-tanya. Apakah benar motivasi tersebut? Secara spontan saya menjawab -ada benarnya!-, setiap orang butuh uang, butuh dikenal, butuh untuk diakui eksistensinya sebagai mahluk sosial.

Akan tetapi motivasi tersebut harus dilandasi dengan semangat sprititual, yaitu ingin berkarya dan berguna bagi orang lain, jadi bukan hanya mengambil keuntungan seluruhnya untuk diri sendiri akan tetapi ada yang harus dibagikan.

Bagaimana agar karya itu bisa diterima oleh para Steemian lainnya? Langkah pertama adalah hilangkan rasa ego atau setidaknya meminimalisir rasa ego. Jangan ada rasa iri berlebihan akan karya Steemian lainnya. Hargai karya orang lain, akui bila karya orang lain lebih bagus, lihat sisi baik dari karya itu kalaupun ada sisi buruknya, setidaknya kita tidak mengkritiknya habis-habisan. Itulah salah satu bentuk meminimalisir munculnya rasa ego.

Terus bagaimana ketika melihat sebuah postingan jelek, hambar dan tidak terlalu berguna untuk dibaca, kok mendapatkan imbalan atau appresiasi yang tinggi dalam bentuk jumlah banyaknya vote, steem atau SBD yang didapat? Tai kucing ...lah..! Di steemit bertebaran praktik jual beli vote, nepostime, komunitas ekslusif, bot-voting, jadi sudah wajarlah kalau postingan jelek bisa dapat vote banyak.

Terus bagaimana menyikapinya? Ya biarkan saja, berarti mereka kreatif dalam hal lain, dan bukan kreatif dalam tulis menulis, membuat postingan (baik foto dan gambar menggambar dan seni) dan membuat sebuah konten yang layak untuk dikonsumsi oleh komunitas steemit.

Apa perlu kita ikuti langkah mereka yang pakai cara sim sala bim? Kadang-kadang perlu tetapi perlu diingat sebuah pepatah Jawa, ngono yo ngono, tapi yo ojo ngono (boleh-boleh saja tapi jangan sampai keterlaluan). Ikut melakukan itu bukan berarti 'mengamini' hal itu, namanya teknologi kadang kita harus perlu tahu cara kerjanya, apalagi sama sistem blockchainnya nggak melarang . Kalau terlalu naif nanti bisa ketinggalan sama yang lain. Boleh-boleh saja nakal tapi jangan keterlaluan, kalau nakalnya baik -ssstt...! nakal apa ada yang baik ya?- mbok ya, dibagi-bagi ilmunya. Artinya kalau ada sesuatu hal yang berguna ya dibagikan, jangan dimakan sendiri semuanya.

Sebetulnya praktek sim sala bim seperti di atas bisa diminimalisir dengan cara pemakaian nalar sosial kemanusiaan, yaitu membentuk sebuah atau beberapa komunitas yang komitmen untuk memberikan apresiasi kepada para penulis, seniman, pemakai Steemit dan pembuat konten seperti halnya komunitas @curie, @steem-ua dan juga beberapa komunitas lainnya yang sejenis tetapi kebanyakan mati suri atau sudah mati sungguhan.

Terus bagaimana agar tidak putus asa dalam membuat postingan? Lihat jawaban dibagian komentar si @nonameslefttouse dalam postingannya How To Make A Post: First We Start With the Most Amazing Title You Have Ever Seen and By Now You'll Know This Post Means Business. Kutipannya sebagai berikut,

That's the moral of the story. Post and post and post until you're off your rocker. Then things become interesting. Nice haiku!

Bersambung....