Di desa, hidup keluarga peternak. Mereka memiliki tiga anak perempuan. Mereka memelihara ternak. Mereka memiliki beberapa ekor sapi. Setiap hari, ketiga putri menggembalakan sapi di padang rumput.
Tapi kali ini mereka tidak beruntung. Satu ekor sapi lari dan menghilang di suatu tempat. Ketiga gadis itu kemudian pulang ke rumah untuk menemui orangtuanya. Mereka mengeluh tentang sapi yang hilang.
"Kau mencari sapi itu untuk melihatmu," teriak ayah mereka, marah.
Ketiga putri peternak itu kemudian pergi mencari sapi yang hilang. Mereka memutuskan untuk berpisah agar sapi kembali lebih cepat.
Anak pertama bertemu dengan seorang nenek. Dia tidak tahu bahwa nenek itu adalah seorang penyihir. Dia juga bertanya pada neneknya.
"Apakah kamu melihat seekor sapi berjalan ke arah ini?" tanya Anak Pertama.
"Seperti apa sapi kamu?" Nenek bertanya balik.
Anak pertama kemudian menceritakan karakteristik sapi. Sapi itu sebenarnya di rumah penyihir. Penyihir itu menangkapnya. Tapi si penyihir tidak puas. Dia juga ingin menangkap Putra Pertama.
"Sepertinya sapimu berlari ke rumahku, lebih baik pergi ke rumahku sekarang," kata Nenek.
Anak Pertama pergi ke rumah nenek. Namun, di sana dia tidak menemukan sapi itu. Nenek malah memberikan makanan kepada Anak Pertama. Anak Pertama sedang makan dengan penuh semangat. Dia tidak tahu bahwa daging yang diberikan nenek akan membuat seseorang tidur.
Ketika Anak Pertama tertidur, Nenek Penyihir menahannya di kamar. Kemudian Nenek Ajaib kembali keluar dari rumah. Di sana, ia bertemu dengan Anak Kedua. Nenek Sihir melakukan hal yang sama sebelumnya. Dia mengatakan kepada Anak Kedua bahwa sapi keluarganya ada di rumahnya. Kemudian Putra Kedua mengikuti Nenek Ajaib ke rumahnya.
Nenek menyajikan sepiring daging kepada anak kedua yang dimakan dengan rakus oleh anak itu. Setelah makan, Anak Kedua tertidur di rumah Nenek Sihir. Nenek Penyihir segera mengunci anak itu.
"Aku punya dua anak untuk makan," gumam Nenek Ajaib, senang. Lalu dia kembali keluar untuk mengambil air di sungai. Di jalan, dia bertemu dengan Anak Ketiga. Anak ketiga menanyakan pertanyaan yang sama dengan dua saudara kandungnya. Nenek Penyihir menunjukkan rumahnya.
"Sepertinya sapimu berjalan ke rumahku, dan sebaiknya kita ke sana," kata Nenek.
Anak Ketiga mengikuti Nenek Penyihir ke rumah. Sesampainya disana, dia disuguhi sepiring daging yang terlihat sangat Iezat. Tetapi Anak Ketiga tidak memakannya. Sang Nenek lalu meninggalkannya di rumah sendirian.
Ketika Nenek Sihir keluar dari rumah, ada seekor anjing yang bertemu dengan anak ketiga. Anjing itu memberi tahu bahwa kedua putra Putra Ketiga telah disandera. Sapi mereka juga ada di rumah Nenek Penyihir. Dengan cepat si Anak Ketiga mencari kamar tempat kedua saudara kandungnya ditahan. Setelah berusaha keras, akhirnya Putra Ketiga berhasil melepaskan dua kakaknya. Tidak hanya itu, ia juga berhasil menemukan sapi keluarganya.
Sebelum Nenek Sihir pulang, ketiga saudara itu telah pergi jauh dari rumah. Ketiga bersaudara itu tidak ingin datang ke tempat Nenek Magis tinggal.
Pesan moral dari Cerita Pendek Legend: The Lost Cow (Tibet) adalah berhati-hati dengan orang yang baru saja Anda kenal
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by lithasteem from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit