Suatu senja menjelang azan maghrib di kumandangkan, ku percepat kaki melangkah mengingat hujan akan turun.
Sejenak tanpa sengaja mata ku melihat seekor kucing yang sesat tak tau arah jalan untuk pulang.
Terpukau mata ku melihat tingkah laku kucing tersebut, seolah-olah lagi mengintip sesuatu. Rupanya sang kucing lagi melihat seekor tikus yang sedang menari-nari di pinggir got jalan, anehnya sang kuncing seperti tidak ada reaksi apa-apa ketika melihat tikus tersebut.
Dalam hati kecilku menyesal karena tidak membawa android, untuk mengabadikan peristiwa kejadian tersebut.
Simbul kebiasaan kuncing candu makan tikus tidak berlaku pada “ERA PRATIMONIAL BANGGSAWAN TIKUS”
Hukum timbal balik terlaksana, dimana seekor kucing membutuhkan uluran tanggan dan kasih sayang manusia berupa pemberian makanan dan susu.
Yang gilanya terjadi sekarang, dimana tikus-tikus yang berasal dari belanda, turki, dan persial. Mereka dimanjakan dengan pemberian makanan-makanan impor dari luar negeri.
Dengan kata lain, terbilang istimewalah melebihi program bantuan kesejahtraan rakyat miskin yang berikan hanya dengan beras raskin yang sudah usang.
Sementara tikus makin pintar dalam memilih makanan beracun atau tidak, untuk menghindari kepunahanya.
Kemakmuran di pertaruhkan, tak kala kecolongan dalam memilih makanan sehingga korban pun berjatuhan.
Tikus pun kian hari semakin intelektual dari cita rasa tinggi yang mereka santap, ayam bakar, keju, ikan goreng, sekali pun harus menanti dari sisa-sisa santapan manusia. Sehingga terciptalah cita rasa yang istemewa.
Semetara kecerdasan tikus makin meningkat, dan kecerdasan kuncing makin hari kian menurun. Kucing datang tikus hilang,
Suap jalan pun lancar sehingga tikus-tikus lebih leluasa berada di jalan dalam melakukan aksi-aksinya.
Sedangkan kucing hanya bisa mengintip lewat jendela sambil menikmati makanan impor dari luar negeri yang sajikan dalam hidangan oleh tuannya.
Dalam konten kehidupan manusia, perilaku dan sikap sering di umpamakan dengan tingkah laku hewan yang mempunyai sifat kesamaan.
Penyandaran manusia kepada hewan itu karena memiliki sifat dan prilaku yang sama dengan hewan tersebut, contonya sebutan (kucing garong) ini adalah di tujukan kepada laki-laki yang selalu doyan kepada perempuan. Dan tikus sering kali di umpakan sebagai sebuatan bagi orang-orang (korupsi).
Saya hanya sebagai penulis, masalah pilihan itu tergantung pada saudara mau pilih yang mana. Mau pilih level tikus atau level kucing. Sedangkan saya lebih condrong sebagai komentator saja.
Salam stemenian
@m25091984