Tradisi Makmeugang (meugang) di Aceh

in esteem •  7 years ago  (edited)

image

Hai sobat steemian dimanapun anda gleung gakai ( anda berada), semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah Swt.
Berhubung sebentar lagi kita akan memasuki Bulan suci Ramadhan, pada kesempatan yang singkat ini saya ingin membahas tentang MAKMEUGANG (meugang).😂

image
Makmeugang atau meugang adalah satu tradisi yang diwariskan secara turun-temurun di Aceh.
Tradisi ini berlangsung tiga kali dalam setahun, yaitu:

1 meugang puasa

2 meugang uroe raya puasa (menjelang hari raya Idul Fitri), dan

3 meugang uroe raya haji (menjelang hari raya Idul Adha).

image

Tradisi makmeugang tersebut yaitu tradisi dengan memakan daging sapi atau kerbau. Bagi masyarakat Aceh, saat menyambut Ramadhan atau lebaran. Tanpa meugang akan terasa hambar. Walaupun bukan sebuah kewajiban, namun meugang sudah menjadi keharusan, sehingga jarang dijumpai pada masyarakat Aceh yang tidak makan daging sapi atau kerbau menjelang Ramadhan tiba.

image

Hari meugang juga sudah menjadi wadah membangun hubungan kekeluargaan dalam konteks islami. Sebab itu, tidak sedikit pada hari meugang, warga Aceh yang merantau ke tempat lain pulang ke kampung halaman untuk menikmati daging meugang masakan sang ibu tercinta.

Perasaan senang dan suasana meungang menjelang masuk bulan Ramadhan sangat kental terasa pada saat itu. Alangkah bahagianya kita pada saat itu tidak terkecuali tetangga dan sanak keluarga, orang miskin ataupun orang kaya semuanya sama-sama menikmati suasana meugang menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.

                  SEJARAH MEUGANG.

Tradisi meugang di Aceh dimulai sejak masa kepemimpinan Sultan Aceh terbesar yaitu Sultan Alaiddin Iskandar Muda Meukuta Alam (1607-1636) di Kerajaan Aceh Darussalam. Pada saat itu sultan mengadakan acara menyembelih hewan ternak sapi dalam jumlah yang banyak dan dagingnya dibagi-bagikan kepada seluruh rakyatnya.

Hal tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur sultan kepada Allah swt atas kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Selain itu hal ini juga dilakukan sebagai rasa terima kasih sultan kepada rakyatnya yang telah mengabdi dan terus mendukung pemerintahannya.

Prosesi meugang diatur dalam Qanun Meukuta Alam Al-Asyi (Undang-undang Kesultanan Aceh). Satu tata cara pelaksanaan meugang di masa Kesultanan adalah dengan mendata jumlah warga miskin dan anak yatim, sebulan menjelang masuknya bulan Ramadhan. Data itu kemudian diverifikasi oleh lembaga resmi Kesultanan atau Qadhi, yang selanjutnya memilih penerima daging meugang yang layak.

Hingga kini tepat di tahun 1439 H bertepatan dengan tahun 2018 M, Meugang menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh yang mayoritas Islam. Meski modelnya berbeda dengan Era Sultan Iskandar Muda, makna terkandung di baliknya tetap sama. Perayaan ini juga bagian dari kegembiraan masyarakat Aceh menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Jauh hari sebelumnya, warga sudah menyiapkan persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh keberkahan. AMIIN YA RABBAL ALAMIN.

jangan lupa follow, komen dan resteem @mhdfajar

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Tradisi Makmeugan di Aceh adalah tradisi yang sangat religi, untuk membantu fakir miskin dan anak yatim

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by mhdfajar from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.