Ada sebuah tradisi yang dilakukan turun-temurun yang selalu dilaksanan oleh orang Aceh pada saat menjelang bulan Ramadhan, hari raya idul fitri, idul adha, yaitu Meugang namanya.
Tradisi Meugang sudah dilaksanakan semenjak masa kerajaan di aceh. Pada tahun 1607- 1636 Masehi, Sultan Iskandar Muda memontong hewan dengan jumlah yang sangat banyak lalu di bagikan kepada rakyatnya secara gratis. Hal ini dilakukan karena rasa terima kasih sultan atas rakyat dan kemakmuran rakyatnya. Pada tahun 1873 Aceh berhasil dikalahkan oleh Belanda, dan tradisi ini tidak lagi dilakukan raja, namun dikarnakan hal ini sedah tertanam dan sudah mengakar dalam jiiwa rakyat Aceh maka meugang tetap dilaksanakan sampai dengan sekarang.
Lambat laun, mengang sudah menjadi tradisi di aceh, meski modelnya berbeda dengan masa kesultanan namun makna yang terkandung di dalamnya masih sama.
Meugang merupakan sebuah simbol yang sangat monumental di kalangan masyarakyat Aceh dalam membangun kekeluargaan dalam konteks Islami. Dan beberapa rakyat Aceh hal ini memang harus dilakukan dan yang lebih aneh lagi dari mereka mengatakan "menye hana mak meugang hana jadeh puasa ataupun hana jadeh uroe raya" karna mengang ini menunjukkan awal nya puasa dan berakhirnya puasa.
Sekiaan pembahasan saya malam ini tentang meugang yang merupan sebuah tradisi di aceh yang sudah dilakukan dengan sangat lama, dan masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang telah dicari selama 11 bulan harus kita syukuri pada waktu hari meugang.
(