LINGKUNGAN BELAJAR DAN INTELEGENSIA SISWA

in esteem •  6 years ago  (edited)

Hi friend,
AssalamualaikaumWarahmatullahi Wabarakatuh, Hai sahabat steemian apa kabar di hari ini semoga lebih bersemangat dan sukses dalam menjalankan aktifitas.

image

Lingkungan
Amyra adalah seorang siswa yang memiliki prestasi akademik sangat baik, dengan nilai tertinggi di kota kabupatennya. Dia bersekolah di SMA yang mutunya rendah sehingga selalu menjadi ranking 1. Nilai akademik teman-teman satu sekolahnya selalu berada jauh dibawah nilainya meskipun dia tidak serius belajar. Karena tidak ada kompetitor di sekolah tersebut maka menjadikan Amyra tidak termotivasi untuk serius belajar sehingga dia menurun prestasi akademik pada jenjang berikutnya.

image
image

Perilaku yang cerdas menuntut orang untuk menyeleksi lingkungan yang kondusif bagi kesuksesan individual. Kondisi kondusif dapat berbentuk lingkungan belajar yang mendukung, sarana prasarana atau suasana belajar yang kompetitif. Ide ini membantu memberi menjelaskan mengapa seorang siswa tertentu berhasil di sekolah tertentu dan gagal di sekolah yang lain. Jadi kondisi kemampuan akademik siswa harus disesuaikan dengan sekolah yang menjadi taman belajar yang kompetitor, sehingga anak termotivasi untuk lebih berkembang kemampuan akademiknya.

image
image
Intelegensi
Di samping lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan motivasi siswa, faktor intelegensi sangat menentukan.
Teori tradisional menyatakan bahwa individu memiliki kemampuan mental seperti yang diukur oleh kinerja pada tugas kognitif tertentu. Abad kedua puluh Alfred Binet di Perancis dan Lewis Terman di Amerika mengembangkan tes pertama untuk mengukur inteligensi/kecerdasan manusia sebagai kemampuan tunggal. Dari hasil kerja Binet muncul ide tentang umur mental. Seorang anak yang dapat melewati sejumlah pertanyaan tes yang sama seperti yang dilewati oleh anak-anak lain di kelompoknya akan memiliki umur mental kelompok umur itu. Rumus untuk IQ dapat dilihat pada gambar berikut:

image
image

Setelah lebih dari dua dekade terakhir, beberapa psikologi kontemporer seperti Howard Gardner (1983, 1999, 2002) dan Sternberg (1985, 1999) telah menentang ide intelegensi umum atau tunggal.

Sternberg berpendapat ada tiga tipe intelegensi yaitu:
a. Inteligensi analitis, melibatkan proses kognitif individu.
b.Inteligensi kreatif adalah insight individu untuk menghadapi berbagai pengalaman baru
c.Intelegensi praktis adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dan membentuk-ulang lingkungan.

Kasus Amyra di atas salah satu dari sekian banyak kasus tang terjadi pada siswa lain. Makanya siswa seperti itu butuh remedial, tetapi tetap beda jika siswa tersebut dimasukkan pada kelas yang kompetitor.

Kesimpulan:
Kecerdasan otak saja tidak cukup untuk meningkatkan kompetensi siswa, tetapi harus didukung oleh lingkungan belajar yang kompetitor, agar muncul motivasi untuk meraih yang terbaik. Orang tua harus peka terhadap perkembangan kognitif anaknya.

Demikian tulisan ini semoga bermanfaat, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan masa yang akan datang.

Referensi:
Modul Perkembangan Keprofesian Berkelanjutan Matematika SMA Kemendikbud Dirjen PTK tahun 2018

Lhokseumawe, 4 Januari 2019

ESTEEM-UNIVERSITY, OK
image
SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA
image
MOVE TOGETHER, BE GREAT TOGETHER AND ALL PROSPERITY

BY: @mukhtarilyas

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!