Kampanye lingkungan hidup harus disesuaikan dengan trend dan perkembangan teknologi. Tinggal pola lama, dan segera melangkah ke trend baru dengan menggunakan media sosial. Karena dalam hitungan detik informasi tersebut sampai pada genggaman masyarakat. Steemit menjadi media sosial yang sedang trend di masa kini, karena platform steemit yang dibangun di atas teknologi blockchain tidak hanya menyedia ruang untuk berkampanye lingkungan, juga bagi penggunakan juga mendapatkan reward. Inilah yang membuat beda steemit dengan media sosial lain seperti facebook, twiter, instagram, dll. Sehingga menjadi alasan tepat melalui steemit kita lakukan kampanye lingkungan.
Thammm... terdengar suara benturan keras. Sontak, aku terkejut mendengar suara itu. Jari tangan yang sedang memainkan keyboard laptop menulis laporan pertambangan emas ilegal, segera terhenti. Aku dan pimpinan saling menatap, sama - sama memiliki tanda tanya suara apa itu. Melihat kiri kanan dan seisi ruangan kerja tidak ada yang aneh, sempat terpikir suara tadi adalah lemparan granat yang tidak meledak atau lemparan batu ketapel yang mengenakan dinding kantor.
Tak sengaja, mataku tertuju ke arah lantai, terlihat seekor burung Perkutut tergeletak kaku.
Subhanallah... ucapku. Perkutut yang tergelatak kaku itu aku ambil dan mencoba mencari penyebab kenapa dia bisa jatuh dalam kamar kerjaku.
Mencoba untuk memberikan pertolongan pertama, memberikan oksigen dan tetesan air ke mulut dengan harapan dia sadar dari pingsan (awalnya berpikir pingsan). Setelah dilakukan berbagai upaya termasuk membawa dia ke ruang UGD, ternyata nyawa Perkutut tidak dapat tertolong dan dia menghembuskan nyawa terakhir di lokasi kejadian sebelum pertolongan diberikan.
Selamat jalan kawan!
Mulai hari ini aku terasa sepi dari kicauan merdu suaramu. Tidak hanya aku tentunya, pohon dan ranting tua yang berada disebelah kamar kerjaku juga kesepian dari tarian kuku kakimu. Aku dan pohon pihak yang berdampak tidak langsung dari kepergianmu, tetapi pasanganmu pasti bersedih dan terus berkicau memanggilmu saat dirimu masuk keruangan dan menabrak kaca jendela ruang kerjaku. Dia terus berkicau dan memanggilmu, dia tidak tahu kalau tubuhmu telah kaku dalam genggamanku, dia berharap engkau cepat keluar, tapi dirimu telah pergi selamanya.
Hari ini 17/4/2018 aku catat kepergianmu. Aku tidak mengubur jasadmu, karena tidak mengharuskan untuk itu. Aku berharap ada Perkutut lain yang menggantikanmu, sehingga kicauan riuh suara burung tetap terdengar di Kantor WALHI Aceh, karena pohon - pohon yang ada memang kami sediakan untuk mu dan burung - burung lain. Semoga juga, burung - burung kecil yang suka memakan biji pohon, dan lompatan Tupai terus ada, karena kami menyediakan tempat untuk kalian.
Perkutut, memang seekor burung, sama - sama makhluk ciptaan Allah dan sama - sama memiliki satu nyawa. Di luar kondisi dan tragedi di atas, ada kondisi lain yang harus menjadi bahan diskusi bersama. Trasmigrasi burung dan satwa lainnya tentunya ada penyebabnya. Perketut merupakan jenis burung yang habitatnya secara umum berada di kebun - kebun masyarakat. Monyet, habitatnya berada di hutan, bukan di jalan seperti di jalan Seulawah dan Gereute. Gajah, habitatnya dalam kawasan hutan, bukan di perkebunan kelapa sawit. Artinya apa, ada kondisi yang telah merubah habitat mereka akibat aktifitas atau kegiatan manusia yang rakus ruang untuk kepentingan ekonomi dan politik.
Tragedi mati Perkutut di ruang kerjaku tadi sebagai pertanda isyarat dan kode alam ibarat sebuah pesan yang dikirimkan kalau spesies mereka sedang terancam di luar sana. Oleh karenanya, melalui Steemit ini tidak hanya untuk merekam tragedi mati Perkutut, tapi lebih dari itu mari sama - sama kita rapatkan barisan untuk menjaga lingkungan hidup. Melalui steemit mari kita kampanyekan hal - hal sederhana yang memiliki dampak positif untuk alam dan lingkungan.
Note: foto di atas diambil saat reka ulang tragedi matinya burung Perkutut
Kami sudah upvote ya...!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit