The Real Story of the Orphans. Yatim Ketika Hartanya Terkuras Dengan Kedok Pendidikan Episode IV

in esteem •  7 years ago  (edited)

Salam Steemians dimanapun anda berada semoga malam ini dalam keadaan sehat selalu. Saya akan melanjutkan kisah nyata anak yatim dengan judul The Real Story of the Orphans. Yatim Ketika Hartanya Terkuras Dengan Kedok Pendidikan Episode IV. Story yatim ini tanpa saya sadari membutuhkan episode yang ke 4, entah tamat dalam postingan kali ini atau bersambung ke episode 5.

image
sumber image

Jika steemiann dan pembaca sekalian belum membaca eposode 1 sampai 3, silahkan dibaca terlebih dahulu agar memahami alur cerita yang akan saya sambung dalam postingan ini.

Episode Pertama

https://steemit.com/esteem/@safrizal.mus/yatim-ketika-hartanya-terkuras-dengan-kedok-pendidikan-06c400f458629

Episode Kedua

https://steemit.com/esteem/@safrizal.mus/the-real-story-of-the-orphans-yatim-ketika-hartanya-terkuras-dengan-kedok-pendidikan-episode-ii-c56f8277a43f9

Eposode Ketiga

https://steemit.com/esteem/@safrizal.mus/the-real-story-of-the-orphans-yatim-ketika-hartanya-terkuras-dengan-kedok-pendidikan-episode-iii-59311fcde75d1

**

Setelah kami selesai mengumpulkan rincian data semuanya, barulah saya minta istri saya untuk menghubungi orang terdekat di kampung si yatim dengan tujuan menyelidiki serta mencari bukti apa saja harta yang telah dijual dan berapa harga penjualannya.

Tiga hari kemudian Hp saya berdering, tertulis disana nama orang yang paling saya kenal yaitu Pak Cek istri saya. Setelah saya menjawab salam beliau langsung menanyakan keadaan si yatim.

"Alhamdulillah dia baik-baik saja sekarang!", jawabku memastikan bahwa si yatim memang sehat.

"Begini..! Tadi sore dia nelpon saya, katanya wardah dan ibunya ingin menjual kebun si yatim..!", ucap pak cek di Meulaboh itu dengan nada agak tinggi.

Sebelumnya si yatim memang telah memberi taukan keadaan dia sekarang kepada pak cek tersebut, rupanya respon luar biasa bersambut dengan tujuan menolong si yatim dari keserakahan Wardah selaku keponakan pak cek ini. Walaupun wardah seorang perempuan, namun keserakahannya sanggup mempengaruhi ibuknya untuk turut mendukung serta bekerja sama dalam menjual harta yatim ini.

"Oke..! Minggu depan saya akan ke Banda Aceh, sekaligus ingin berjumpa dengan si yatim," lanjut pak cek memastikan kepada saya bahwa beliau akan berusaha untuk membantu anak yatim tersebut.

image
sumber image

**
Selang empat hari kemudian hp saya berdering kembali tempatnya selesai saya menunaikan Shalat Magrib.

"Halo bang, maaf menganggu!," suara kawan saya yang bertugas di pos jaga pesantren.

"Tidak apa..! Memang ada yang bisa saya bantu," tanyaku sambil bercanda.

"Ini ada saudara abang baru datang, namun tidak tau alamat rumah..?," terang kawan saya itu.

"laki atau perempuan..?," sambung saya lagi. "perempuan bang, bersama anak dan suaminya!," dengan suara agak dikerasin. Seingat saya hampir semua saudara baik pihak saya maupun istri tau alamat rumah saya dan no Hp..!, tapi yang ini kenapa meminta bantu petugas jaga, kenapa tidak nelpon saja ke saya atau istri saya.

"Ini kakak mamaknya si yatim..?," suara perempuan memperkenalkan diri ke saya.

Langsung hp saya berikan ke istri, karna saya memang belum mengenal mamak si yatim, kalau istri saya memang kenal dari dulu. Tidak lama kemudian saya bersama sang anak menuju ke Pesantren untuk menjemput mamak si yatim dan suami beserta anaknya.
**
Inilah kali pertama saya berjumpa dengan ibuk si yatim beserta ayah tirinya, memang agak mirip dari bentuk wajah dan alisnya. Setelah mereka mandi dan makan, kami berkumpul diruang depan sekedar basa basi, rumah yang saya tempati memang kecil terdiri dari 2 kamar tidur dan ruang tamu ukuran 4x6 meter, maklum rumah kontrakan, ya seala kadarnya.

image
sumber image

"Kakak dalam seminggu ini selalu teringat anak kakak.!, tadi pagi langsung kakak ajak abang berangkat ke Banda Aceh untuk menjumpai anak," ucap ibuk si yatim sambil mengendong si bungsu.

Saya sendiri hanya terdiam mendengarkan ibu si yatim bercerita, mulai dari kisah nikah sampai sang ibu berkunjung kerumah Almarhum pada hari ke tiga meninggalnya ayah si yatim selaku suaminya dulu.

"Kakak hanya meminta agar si yatim di serahkan untuk kakak asuh, kakak tidak menginginkan harta peninggalan ayahnya, yang penting dia bersama kakak sebagai ibu kandungnya..", lanjut ibu si yatim sambil menghapus air mata yang mulai mengalir.

"Namun pihak wali bersikeras anakku tetap di asuh mereka...!," sambil tangannya mengusap kepala sibungsu dalam gendongan.

Dalam hati saya berbicara, naluri seorang ibu untuk anaknya memang luar biasa. Allah Swt kerap memberikan rasa kepada ibu walaupun dengan anaknya berjauhan, sembilan bulan dalam kandungan bukan waktu yang sebentar, ketika melahirkan anak antara hidup dan mati. Bahkan saking hebatnya seorang ibu, Allah Swt mewajibkan kepada kita untuk berlaku baik kepada orang tua, karna syurga berada di telapak kaki ibu. Subhanallah, saya mulai larut dalam kesedihan dan ikut merasakan kepedihan ibu si yatim ini.

Bersambung.......!

Syurga berada di telapak kaki Ibu. Berlanjut ke Eposode terakhir.

Salam Sukses Selalu (S3)

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Anda dijemput untuk menyertai Discord Steem Bahasa untuk dapat sokongan upvote dari Komuniti kami. https://discord.gg/Uu6gugE

https://steemit.com/introduceyourself/@steembahasa/steem-bahasa-gunakan-posting-bahasa-malaysia-untuk-dapat-upvote

Maaf @sharil saya tak paham maklumat setelah gabung...

Biasa dengan Discord?

Postingan yang sangat bermanfaat

Tengkiyu @badriadi83. Salam sehat sabé. Padrum droe ka sinyak..?

  ·  7 years ago Reveal Comment

Terimakasih bang @bustami74. Kenapa rangking abang jadi nol..